Advertisement
Daya Listrik di Jogja Cukup untuk Penuhi Kebutuhan 80 Mal Tetapi ....
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pelanggan listrik di Jogja masih didominasi rumah tangga dan sektor usaha yang berkaitan dengan perumahan, dibandingkan dengan sektor industri dalam skala besar. Padahal kecukupan daya yang dimiliki oleh PT PLN (Persero) Area Jogja masih tersedia 400-500 megavolt-ampere (mva).
"Kira-kira sebagai gambaran, kecukupan daya sebesar itu masih bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan 80 mal sebesar Ambarrukmo Plaza," ujar Manajer PT PLN Area Jogja Eric Rossi Priyo Nugroho kepada Harian Jogja, Senin (25/6).
Advertisement
Eric menyebut hingga kini total ada sekitar 1,2 juta pelanggan di seluruh wilayah DIY. Sedangkan pertumbuhan pelanggan berkisar antara 5.000 hingga 5.500 kepala keluarga per bulannya. Ia menjelaskan pertumbuhan pelanggan pada 2017 lalu mencapai 11% jika dibandingkan pada 2016 atau year on year. Namun besaran daya yang tersambung hanya berkisar antara 8% hingga 9%. Artinya pertambahan pelanggan masih minim yang berasal dari industri besar, mayoritas masih merupakan sektor rumah tangga.
"Misalnya ada pelanggan baru dari sektor usaha, biasanya berasal dari kost-kostan atau guesthouse karena mungkin ini kota pelajar ya. Memang di Jogja ini masih sangat minim dari pabrik atau industri skala besar," katanya.
Eric menengarai ada beberapa faktor yang menyebabkan hal itu. Di antaranya pertimbangan sektor usaha untuk memulai bisnisnya di Jogja terkait aksesbilitas. Industri skala besar biasanya membutuhkan pelabuhan atau jalur laut untuk pengiriman barang produksinya, padahal Jogja belum memiliki infrastruktur tersebut. Berbeda dengan Semarang dan Surabaya.
Faktor lain, jalanan Jogja yang sempit dan tidak bisa diperlebar kembali. Hal itu tentu saja menyusahkan segi distribusi. Padahal Eric menuturkan kecukupan daya yang tersedia masih sangat memungkinkan dibandingkan daerah-daerah lainnya. Belum lagi UMR Jogja yang sangat terjangkau oleh para pengusaha.
Namun demikian Eric menambahkan pihaknya sudah mengalokasikan kecukupan daya yang tersedia dengan beberapa proyek besar Pemda. Yakni proyek bandara NYIA tahap pertama yang membutuhkan daya sekitar 20 mwa, kawasan industri Piyungan sebanyak 84 mwa, dan kawasan industri Sentolo sebesar 70 mwa. Selain itu pihaknya mengalokasikan untuk pertumbuhan energi sebesar 6-7%. namun Eric menyebut alokasi daya tersebut masih harus menghadapi berbagai tantangan, salah satunya soal pembebasan lahan untuk mendirikan gardu induk baru.
"Untuk kawasan industri Piyungan kami bahkan harus pindah tempat dua kali karena ada penolakan dari masyarakat. Rencananya nanti di antara Piyungan dan Kalasan akan ada tambahan satu gardu induk," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Nilai Tukar Rupiah Remuk, Ini Opsi Bank Indonesia untuk Antisipasi
- Slot Perjalanan KA Yogyakarta-Gambir Ditambah, Ini Jadwalnya
- Transportasi Mudik 2024, Kereta Api Jadi Pilihan Utama
- Mau Mudik lewat Tol, Bisa Top-Up di Ponsel Kartu e-Toll dan e-Money, Ini Caranya
- BPS Sebut Inflasi di Bulan Ramadan Naik Dikerek Komoditas Pangan
Advertisement
Pengembangan Kawasan Peruntukan Industri di Bantul Terkendala, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pagi Ini CEO Apple ke Istana Negara Bicarakan Investasi dengan Presiden Jokowi
- Wisata DIY Lesu, Ini Saran Asita untuk Perbaikan Sektor Pariwisata
- CEO Microsoft Disebut Bakal ke Indonesia Bahas Investasi, Menkominfo: Akhir Bulan Ini
- Pemerintah Yakin Konflik Iran-Israel Tak Ganggu Cadangan BBM Nasional
- CEO Apple Ingin Ikut Kembangkan IKN Jadi Smart City
- Nilai Tukar Rupiah Melemah Tembus Rp16.176 per Dolar AS, Disperindag DIY: Bisa Dongkrak Ekspor
- OJK Setop Kebijakan Restrukturisasi Pembiayaan Covid-19 Sektor PVML
Advertisement
Advertisement