Advertisement

Tingkat Okupansi Mal Diprediksi Turun Hingga 2019, Ini Sebabnya

M. Richard
Rabu, 04 Juli 2018 - 20:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
Tingkat Okupansi Mal Diprediksi Turun Hingga 2019, Ini Sebabnya Pengunjung mal memilih produk pakaian dengan diskon besar di Matahari Solo Grand Mall (SGM), Solo, Selasa (12/6). Menjelang Lebaran warga memanfaatkan promo diskon besar di berbagai gerai sandang untuk memborong pakaian. - Solopos/M. Ferri Setiawan

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Meski mulai banyaknya pembangunan mal di luar Jakarta, Asosiasi Pusat Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) berharap pelaku bisnis pusat belanja di Jakarta tidak perlu khawatir dengan okupansi (tingkat keterisian). 

Riset Colliers International Indonesia memaparkan okupansi pusat belanja berada pada tingkat yang cukup moderat, yakni 84%. Angka tersebut diperkirakan akan sedikit menurun seiring dengan penyelesaian pusat belanja baru, yakni akan turun sekitar 1% hingga 2% hingga akhir 2019. 

Advertisement

"Meski ada tambahan mal saya optimistis masih bisa terisi," kata Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat APPBI Stefanus Ridwan kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Rabu (4/7/2018). 

Hanya pengelola pusat belanja harus dapat menyesuaikan diri dan mampu berinovasi ditengah tantangan bisnis yang dinamis. "Harus tahu tenant yang bagus, buat restauran yang instagramable, barang dan tata ruang yang menarik," katanya. 

Selain itu, katanya, pihak pengelola juga harus mulai menghilangkan kebiasaan buruk dalam tata ruang pusat belanja, seperti membuat eskalator yang mewajibkan pengunjung berkeliling. 

Stefanus juga menjelaskan pengelola juga harus dapat menjalin kerja sama yang baik dengan pusat belanja sekitarnya, atau membuat kawasan yang pusat belanja yang terpadu dengan perumahan, apartemen dan perkantoran sendiri. "Karena kalau berdiri sendiri, pusat belanja itu sudah tidak worthed lagi," tuturnya. 

Namun, Stefanus menjelaskan prospek pusat belanja di luar Jakarta juga cukup menjanjikan. hal tersebut dikarenakan lebih murahnya biaya yang ditawarkan dan lebih mendukungnya pemerintah daerah dalam pembangunan. "Dan juga, saya rasa cukup menunggu delapan tahun pemilik pusat belanja sudah dapat balik modal," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

LITERASI KESEHATAN: Warga Lansia Diminta Bijak Memilih Jenis Olahraga

Gunungkidul
| Jum'at, 26 April 2024, 22:07 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement