Advertisement

Soto & Kopi Bakal Diperkenalkan di Asian Games

Agne Yasa
Sabtu, 07 Juli 2018 - 06:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
Soto & Kopi Bakal Diperkenalkan di Asian Games Ilustrasi Asian Games 2018. - JIBI/Nicolous Irawan

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Penyelenggaraan acara olahraga berskala internasional Asian Games pada Agustus mendatang diyakini bakal mendongkrak sektor ekonomi kreatif Tanah Air, termasuk kuliner. 

Direktur Pemasaran Dalam Negeri Deputi Pemasaran Bekraf Sappe Mangiring mengatakan terus berkoordinasi dengan Indonesia Asian Games 2018 Organizing Commitee (Inasgoc) untuk dapat mempromosikan subsektor kuliner dan fesyen ke delegasi asing. 

Advertisement

“Untuk kuliner, rencana kami ingin memperkenalkan soto dan kopi, venue rencananya di Jakarta tapi masih dalam perbincangan,” ujarnya pekan lalu. 

Selain itu, Bekraf juga menggelar pameran bertajuk Kreatifood untuk membuka akses pasar pelaku usaha kuliner. Sappe mengatakan pesertanya merupakan alumni dari program FSI yang berjumlah ratusan pelaku usaha kuliner. 

Melalui sinergi program, katanya, nantinya usaha kuliner yang telah terlibat dalam program Food Start-up Indonesia (FSI) akan dilibatkan dalam pemasaran baik dalam negeri maupun luar negeri. 

“Tugas kami di ranah hilir mencari akses pasar untuk produk yang dihasilkan agar sampai ke konsumen,” ujarnya. 

Prioritas Permodalan

Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo mengatakan kuliner menjadi salah satu prioritas untuk program permodalan di Bekraf. Beberapa inisiatif permodalan yang dilakukan seperti Bantuan Insentif Pemerintah (BIP) dengan total dana Rp6 miliar. 

Selain itu, melalui FSI, Bekraf juga memfasilitasi pengusaha rintisan (start-up) di bidang kuliner untuk bertemu dengan investor. “Bekraf mencatat outcome dari FSI telah mengalirkan investasi sekitar Rp25 miliar dari berbagai investor ke tujuh start-up dari venture capital, angel investor, dan korporasi,” katanya. 

Untuk target investasi dari penyelenggaraan FSI 2018, Fadjar mengatakan sangat situasional karena Bekraf hanya memfasilitasi. Adapun kesepakatan antara start-up dan investor tergantung kecocokan dari kedua belah pihak hingga akhirnya terjadi kesepakatan atau injeksi modal. 

Namun, Bekraf terus berupaya melakukan kurasi pada start-up kuliner yang berpotensi menarik minat investor. Melalui program permodalan, dia menambahkan pelaku usaha kuliner dapat mengembangkan bisnisnya sehingga nantinya dapat meningkatkan kontribusi subsektor kuliner ke PDB ekonomi kreatif. 

Seperti diketahui, subsektor kuliner tercatat berkontribusi paling tinggi dalam produk domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif. Data Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mencatat kontribusi subsektor kuliner pada PDB ekonomi kreatif pada 2016 mencapai 41,40% dengan pendapatan Rp382 triliun. 

“Jika semakin banyak investasi ke ekosistem FSI maka akan semakin berkembang [usaha kuliner],” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jalan Rusak di Sleman Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Pasang Spanduk Obyek Wisata Jeglongan Sewu

Sleman
| Sabtu, 20 April 2024, 18:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement