Advertisement

Pertumbuhan Ekonomi 5,27% Diharapkan Mampu Stabilkan Rupiah

Hadijah Alaydrus
Selasa, 07 Agustus 2018 - 23:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
Pertumbuhan Ekonomi 5,27% Diharapkan Mampu Stabilkan Rupiah Ilustrasi. - Bisnis Indonesia/Dwi Prasetya

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2018 yang mencapai 5,27% dapat memberikan kepercayaan positif untuk menstabilisasi nilai tukar rupiah. 

Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengungkapkan pertumbuhan yang tinggi tersebut menunjukkan aktivitas ekonomi domestik yang terus berjalan pesat khususnya permintaan domestik, ditengah tekanan rupiah akibat ketidakpastian eksternal yang masih besar. "Harapan BI dengan growth yang tinggi tersebut akan memberi confidence positif pada stabilitas rupiah," tegas Dody, Selasa (7/8).

Advertisement

Menurutnya, dorongan konsumsi, baik oleh pemerintah dan rumah tangga, menjadi motor dominan pertumbuhan di tengah investasi dan ekspor yang tumbuh moderat.

Dia mengakui penyaluran bansos oleh pemerintah yang pesat dilakukan di paruh pertama memberi dampak positif pada kemampuan konsumsi masyarakat. "Demikian juga kenaikan nilai tukar petani meningkatkan pendapatan petani dan pada gilirannya kemampuan konsumsi," ungkap Dody.

Di sisi lain, Direktur Indef Enny Sri Hartati mengungkapkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,27% bersifat sementara. Pasalnya, pengaruh pengeluaran pemerintah yang meningkat terhadap sektor produktif ini kecil.

"Pengeluaran pemerintah dan pengeluaran konsumsi rumah tangga ini tidak sebanding. Ternyata masih tersimpan di inventory. Jadi orang begitu mendapatkan stimulus untuk belanja, melakukan belanja, tetapi hanya oneshot," ujarnya.

Lebih lanjut, Enny tidak melihat adanya multiplier effect dari konsumsi karena masyarakat belanja melalui impor. Impor konsumsinya pada kuartal II juga tinggi sekali. Ini juga menjadi penyebab mengapa inventory tinggi.

Jika pasokan di inventory atau pergudangan tinggi, Enny menilai kondisi ini akan membebani produksi di kuartal selanjutnya, kuartal III dan kuartal IV. "Berarti ini tidak berkelanjutan dan malah jadi beban di triwulan-triwulan berikutnya," kata Enny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Bus Damri dari Jogja-Bandara YIA, Bantul, Sleman dan Sekitarnya

Jogja
| Jum'at, 29 Maret 2024, 04:37 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement