Advertisement
Jagartha Siap jadi Penasihat Investasi
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Mendorong pertumbuhan iklim investasi di Indonesia, PT Jagartha Penasihat Investasi (Jagartha Advisors) resmi hadir di Indonesia. Setelah mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perusahan ini akan memaksimalkan perannya sebagai penasihat investasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Co Founder Jagartha Advisors Ari Adil mengatakan perusahaan ini akan mendorong iklim investasi masyarakat melalui pendampingan, edukasi dan sosialisasi produk-produk investasi pasar modal yang tepat. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), kepemilikan investor lokal hingga Mei 2018 mengalami peningkatan menjadi 52,21% dari kapitalisasi pasar yang mencapai Rp6.450 triliun.
Advertisement
"Tren kontribusi investor di pasar modal mulai meningkat, untuk itu harus diiringi dengan pemahaman investasi yang baik oleh para investor. Kami hadir menjadi penasihat investasi yang independen tanpa terikat pada peruahaan investasi apapun. Harapannya, kami mampu memaksimalkan analisa investasi dari sudut pandang investor," ujar Ari dalam rilisnya, Minggu (19/8).
Peran penasihat investasi dituntut untuk dapat memberikan nasihat, membuat analisis dan membuat laporan kepada investor. Dia menambahkan di Indonesia, peran dari penasihat investasi belum cukup familier dalam industri pasar modal. Sebagai contoh, di Malaysia, penasihat investasi berkontribusi sebesar 70% pada penawaran produk reksadana.
Sedangkan di beberapa negara seperti Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, peran penasihat investasi dianggap sangat penting dan mampu berkontribusi pada keputusan-keputusan besar para investor. “Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Jagartha, bagaimana kami dapat mengembangkan peran penasihat investasi yang independen di Indonesia sehingga ke depannya dapat menjadi tren di industri pasar modal," jelas Ari.
Meskipun terjadi peningkatan kepemilikan investor lokal di pasar modal Indonesia, data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan, per April 2018, jumlah penduduk Indonesia yang berivestasi masih berada pada persentase 0,5% atau sekitar 1,3 juta jiwa dari total 260 juta jiwa populasi di Indonesia. Co–Founder Jagartha Advisors, FX Iwan menambahkan selain memberikan pendampingan kepada investor, kehadiran Jagartha Advisors juga sebagai upaya para founders perusahaan dalam mendukung fokus pemerintah untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia, termasuk melalui investasi.
"Edukasi dan sosialisasi investasi serta pendampingan yang independen menjadi fokus kami, selain juga akan melakukan pendekatan berbasis teknologi digital, khusus generasi milenial dalam rencana jangka panjang kami," imbuh Iwan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Ekonomi: Mengurangi Ketidakpastian Jangka Pendek
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Kenaikan BI-Rate Bakal Berdampak Positif untuk Pasar Modal Lokal
- BI Naikkan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin Jadi 6,25%
- Pasca-Lebaran, Bisnis Properti di DIY Reborn
- Tren Perlintasan Penumpang di Bandara Soetta Naik 10 Persen di Lebaran 2024
- InJourney Dukung Japanese Domestic Market di Sirkuit Mandalika
Advertisement
Advertisement