Advertisement

Kontruksi Pembangunan NYIA Kerek Pertumbuhan DIY

Holy Kartika Nurwigati
Selasa, 06 November 2018 - 06:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
Kontruksi Pembangunan NYIA Kerek Pertumbuhan DIY Suasana pengosongan di salah satu rumah warga penolak di Dusun Sidorejo, Glagah, Kamis (19/7/2018). - Harian Jogja - Uli Febriarni

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Pembangunan proyek infrastruktur di Kulonprogo mendongkrak pertumbuhan sektor konstruksi sebesar 14,87%. Geliat sektor pembangunan bandara baru dan infrastruktur lainnya menopang pertumbuhan ekonomi DIY yang naik dari 5,92% menjadi 6,03%.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY JB Priyono mengungkapkan perekonomian DIY diukur dari nilai produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan II/2018 mencapai Rp33,46 triliun. Selain itu, juga dihitung dari harga konstan 2010 yang mencapai Rp25,17 triliun.

Advertisement

“Perekonomian DIY triwulan III/2018 terhadap triwulan III/2017 tumbuh 6,03 persen dan itu jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan periode yang sama pada 2017 sebesar 5,42 persen,” ujar Priyono dalam Berita Resmi Statistik yang digelar di Kantor BPS DIY, Senin (5/11).

Pertumbuhan ekonomi DIY ini didukung oleh semua lapangan usaha, kecuali pertanian yang cenderung tumbuh melambat. Priyono memaparkan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor konstruksi dengan pencapaian 14,87%.

Salah satu penyebabnya yakni seiring tingginya realisasi belanja modal dalam APBD maupun APBN. Priyono memaparkan sejumlah aktivitas konstruksi turut memberikan dampak pada geliat ekonomi DIY pada triwulan ini.

Tak dipungkiri pembangunan insfrastruktur dengan skala besar yakni New Yogyakara International Airport (NYIA) menjadi salah satu pendongkrak pertumbuhan ekonomi DIY dari Kulonprogo. Selain itu, di daerah lainnya pembangunan fasilitas publik yakni mal di Denggung, Sleman juga turut mendorong geliat ekonomi di Sleman.

“Pembangunan atau pemasangan jaringan pipa PDAM, perbaikan hingga pelebaran jalan, serta renovasi sejumlah pasar di beberapa daerah, juga turut menggeliatkan ekonomi DIY,” jelas Priyono.

Priyono mengungkapkan kontribusi pertambangan dan penggalian juga turut menjadi indikator pendongkrak pertumbuhan ekonomi DIY. Pertumbuhan sektor pertambangan ini mencapai 11%. Di antaranya disebabkan peningkatan aktivitas penggalian untuk memenuhi kebutuhan aktivitas konstruksi dalam penyiapan lahan, terutama dalam penyiapan lahan untuk bandara baru yang sangat membutuhkan tanah urug.

“Kendati menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi DIY pada triwulan III/2018, tetapi memang share dalam struktur PDRB masih relatif kecil yakni hanya 0,52 persen,” imbuh Priyono.

Selain sektor-sektor yang pertumbuhannya turut terdongkrak oleh pembangunan bandara baru. Jasa Keuangan juga turut menyumbang pertumbuhan ekonomi DIY dan menduduki rangking ketiga dalam menopang pertumbuhan ekonomi DIY. Sektor jasa keuangan pada triwulan II/2018 tumbuh 9,69%. Pertumbuhan kategori ini terutama sebagai dampak semakin meningkatnya aktivitas ekonomi yang menggunakan jasa perbankan.

“Antara lain seperti transfer pembayaran pembebasan lahan dan pembayaran kegiatan-kegiatan MICE oleh perhotelan atau jasa akomodasi lainnya. Meeting, invention, conference and exhibition (MICE) paling banyak diminati di Jogja,” jelas Priyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jalan Rusak di Sleman Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Pasang Spanduk Obyek Wisata Jeglongan Sewu

Sleman
| Sabtu, 20 April 2024, 18:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement