Advertisement
Bea Masuk Antidumping Produk Alumunium Tiongkok Akan Dinaikkan AS
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-Bea masuk antidumping dan antisubsidi pada produk lembaran aluminium paduan dari Tiongkok akan dinaikkan oleh Departemen Perdagangan AS dari 96,3% menjadi 176,2%.
Keputusan ini pertama kalinya dikeluarkan sejak 1985 oleh Pemerintah AS. Peraturan yang ditetapkan Presiden AS Dolald Trump menjanjikan pendekatan yang lebih agresif untuk menegakkan perdagangan negara tersebut. Alhasil, Departemen Perdagangan meluncurkan lebih banyak antidumping dan antisubsidi terhadap industri swasta.
Advertisement
"Kami akan terus melakukan segala daya kami di bawah undang-undang AS untuk membatasi aliran barang yang dibuang atau disubsidi ke pasar AS," kata Menteri Perdagangan Wilbur Ross dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Reuter, Kamis (8/11/2018).
Departemen Perdagangan AS menyebut pada 2017, impor lembaran aluminium paduan umum dari Tiongkok diperkirakan bernilai U$900 juta. Produk alumunium jenis linting datar atau flat-rolled biasanya digunakan sebagai bahan baku transportasi, bangunan dan konstruksi, infrastruktur, aplikasi listrik dan kelautan.
Perusahaan-perusahaan industri aluminium AS termasuk Aleris Corp, Arconic Inc, Constellium NV, Jupiter Aluminium Corp, JW Aluminium Company dan Novelis Corp sempat mengeluhkan harga jual rendah dan impor yang melimpah dari Tiongkok pada Desember 2017.
Perusahaan-perusahaan itu mengatakan volume impor produk lembaran aluminium telah meningkat hampir 750% selama dekade terakhir dan lebih dari 91% antara tahun 2014 dan 2017. Hal ini menghasilkan peningkatan pangsa pasar yang signifikan terhadap impor Tiongkok dengan biaya langsung dari industri AS.
Heidi Brock, Presiden dan CEO Asosiasi Aluminium berbasis di Virginia, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa badan dan anggotanya “sangat senang” dengan keputusan itu.
Wen Xianjun, wakil presiden Asosiasi Industri Logam Nonferrous Tiongkok, yang departemennya memimpin negosiasi antidumpingaluminium dengan Amerika Serikat, mengatakan pengurangan tugas akhir AS membuat ekspor lembaran paduan umum ke negara itu tidak mungkin.
Asosiasi tersebut menempatkan pertahanan hukum tanpa cedera dalam upaya untuk membatalkan tugas.
“Kami pikir kami tidak membahayakan Amerika Serikat. Kami hanya menunggu USITC untuk menilai, ”kata Wen.
Ekspor aluminium Tiongkok ke AS turun 3,6% dari September menjadi 482.000 ton pada Oktober, terendah sejak Mei.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
- Naik 10%, Volume Kendaraan Diprediksi sampai 9 Juta di Solo saat Lebaran 2024
- Berbagi Kebahagiaan, Tuntas Subagyo Buka Puasa Bersama Anak Yatim di Sukoharjo
- Kabar Gembira Persis Solo, Irfan Jauhari Merumput Lagi setelah Absen Semusim
- Menang Pilpres, 9 Parpol Koalisi Indonesia Maju di Klaten Bertemu Bahas Pilkada
Berita Pilihan
- Layanan Penukaran Uang Rupiah Bakal Tersedia di Jalur Mudik
- Wajib Daftar di Aplikasi PINTAR, Penukaran Uang Baru untuk Lebaran Dibatasi Rp4 Juta per Orang
- Menparekraf Sandiaga Uno Mengklaim Kenaikan PPN 12 Persen Tidak Timbulkan Gejolak
- Kini Kereta Ekonomi Gerbong dan Kursinya Generasi Baru, Resmi Beroperasi Mulai Kemarin
- Kemendag Segel SPBU Rest Area KM 42 Jakarta-Cikampek
Advertisement
Libur Panjang Paskah, Daop 6 Jogja Operasikan 5 KA Jarak Jauh Tambahan
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Layanan Penukaran Uang Rupiah Bakal Tersedia di Jalur Mudik
- BPD DIY Jadi Tuan Rumah Safari Tarawih bersama FKIJK DIY
- Antisipasi Peningkatan Jumlah Pemudik, Pertamina Tambah Stok BBM
- Negosiasi Kepemilikan Freeport Ditargetkan Rampung Juni 2024, Jokowi: Yakin Dapat 61 Persen
- Begini Rasanya Jadi Dokter Hewan Sekaligus Pengusaha
- Mulai Ada Panen, Bulog DIY Serap Beras Dalam Negeri
- Hore! Khusus di Jawa, Pertashop Diizinkan Menjual Pertalite
Advertisement
Advertisement