Advertisement
Wakil Perusahaan Dilatih Siap Sambut Pemagang
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Tingginya angka pengangguran di DIY salah satunya karena keterampilan calon tenaga kerja yang tidak sesuai dengan kebutuhan bursa kerja. Untuk lebih meningkatkan kualitas tenaga kerja terutama dari pemagang, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIY, Disnakertrans DIY dan Forum Komunikasi Jejaring Pemagang (FKJP) DIY kembali membuka Pelatihan Pelatih Tempat Kerja Internasional, Kualifikasi Dasar, Senin (12/11).
Pelatihan ini diselenggarakan di ruang pertemuan kantor Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi DIY. Diikuti sebanyak 20 peserta yang merupakan perwakilan perusahaan yang nantinya akan dibekali pengetahuan untuk dapat mendidik pemagang di masing-masing perusahaan.
Advertisement
Kepala Disnakertrans DIY Andung Prihadi Santoso mengatakan sebagian besar peserta berasal dari perusahaan yang bergerak di sektor jasa dan beberapa sektor lain. Dia mengungkapkan selama ini, pengangguran terbuka di DIY banyak didominasi oleh lulusan perguruan tinggi, diploma dan sekolah menengah kejuruan.
"Hal itu disebabkan karena adanya ketidaksesuaian skill yang dimiliki lulusan tersebut dengan kebutuhan dunia kerja atau dunia industri yang ada," ujar Andung.
Pelatihan yang sudah memasuki kali ketiga ini, dilakukan untuk mencetak pelatih-pelatih dari perusahaan agar lebih siap dalam mendidik para pemagang. Selama lima hari peserta akan mendapatkan pelatihan, lalu nantinya mengikuti uji kompetensi, sehingga akan mengantongi sertifikat pelatihan dan kompetensi resmi.
"Tidak hanya dari perusahaan saja pesertanya, tetapi ada beberapa perwakilan SMK yang ikut, untuk bisa mensinergikan hasil pelatihan dengan materi kejuruan di sekolahnya," imbuh Koordinator FKJP DIY Robby Kusumaharta.
Bahkan, dalam pelatihan ini turut menggandeng IHK Trier atau Kadin Jerman dengan narasumber Andreas Gosche. Harapannya pengalaman Jerman dalam mendorong peningkatan tenaga kerja melalui komite vokasi dapat diikuti di Indonesia, khususnya di Jogja.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Antonius J. Supit mengatakan perlu adanya koordinasi yang lebih intensif antara dunia pendidikan dan industri. Artinya, harus ada kordinasi bersama agar industri lebih siap menerima pemagang.
Ke depan, kata Anton, sebaiknya memang harus ada semacam komite vokasi dan perusahaan di daerah. Fungsinya, agar dapat menjembatani kebutuhan tenaga kerja antara industri atau pihak swasta dengan balai pelatihan kerja maupun SMK yang ada di daerah.
"Harapannya ada standardisasi. Selain itu, disesuaikan juga dengan potensi di setiap. Misal DIY ini potensi industrinya adalah perhotelan, kerajinan, industri kreatif, bahkan pariwisata. Maka dari itu, seharusnya juga sekolah-sekolah kejuruan yang ada harus mendukung bidang atau potensi tersebut," papar Anton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Layanan Penukaran Uang Rupiah Bakal Tersedia di Jalur Mudik
- Wajib Daftar di Aplikasi PINTAR, Penukaran Uang Baru untuk Lebaran Dibatasi Rp4 Juta per Orang
- Menparekraf Sandiaga Uno Mengklaim Kenaikan PPN 12 Persen Tidak Timbulkan Gejolak
- Kini Kereta Ekonomi Gerbong dan Kursinya Generasi Baru, Resmi Beroperasi Mulai Kemarin
- Kemendag Segel SPBU Rest Area KM 42 Jakarta-Cikampek
Advertisement
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- THE RICH JOGJA: Hotel Semua Kalangan dengan Promo Seru Setiap Bulan
- Kelompok Wanita Tani Mentari Sleman, Pemberdayaan Ekonomi Bermula dari Hobi
- MBPI DIY Minta Pengusaha Bayarkan THR untuk PRT, Ojol, dan Buruh yang Dirumahkan
- Wajib Daftar di Aplikasi PINTAR, Penukaran Uang Baru untuk Lebaran Dibatasi Rp4 Juta per Orang
- Layanan Penukaran Uang Rupiah Bakal Tersedia di Jalur Mudik
- BPD DIY Jadi Tuan Rumah Safari Tarawih bersama FKIJK DIY
- Antisipasi Peningkatan Jumlah Pemudik, Pertamina Tambah Stok BBM
Advertisement
Advertisement