Advertisement
Bawang Merah Penyebab Inflasi Kota Jogja
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Bawang merah menjadi andil terbesar yang mendorong terjadinya inflasi di Kota Jogja pada November, yang mana inflasi tercatat 0,31%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, Heru Margono mengatakan inflasi yang terjadi dinilai masih dalam taraf wajar. “0,31 Persen tersebut masih dalam batas wajar. Pendorong inflasi terbesar bawang merah,” ucap Heru, Senin (2/12).
Advertisement
Berdasarkan data BPS DIY inflasi terjadi karena naiknya harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan naik 0,86%, kelompok makanan jadi minuman, rokok dan tembakau naik 0,05%, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik 0,18%, kelompok kesehatan naik 0,88% dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan naik 0,23%. Sedangkan kelompok sandang turun 0,01% dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga relatif stabil.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada November 2019 sehingga memberikan andil mendorong terjadinya inflasi di antaranya bawang merah naik 34,31% dengan memberikan andil 0,10%, daging ayam ras naik 4,03% dengan memberikan andil sebesar 0,04%, angkutan udara dan telur ayam ras naik 2,50% dan 4,62% dengan memberikan andil masing-masing sebesar 0,03%, brokoli, jeruk dan tukang bukan mandor naik 23,26%; 3,54% dan 0,70% dengan memberikan andil masing-masing sebesar 0,02%, lalu semen, kacang panjang, dokter gigi, dokter umum, sepeda motor, dokter spesialis, buncis, bayam, tomat sayur, beras, ongkos bidan, ketimun dan biaya untuk kb naik 2,71%; 12,25%; 14,74%; 2,49%; 0,60%; 2,83%; 16,91%; 6,58%; 14,14%; 0,25%; 4,35%; 16,47% dan 8,34% dengan memberikan andil masing-masing sebesar 0,01%.
Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menahan laju inflasi di antaranya cabai merah turun 18,51% dengan memberikan andil sebesar -0,05%, cabai rawit turun 14,66% dengan memberikan andil sebesar -0,03%, lalu pir, emas perhiasan, telepon seluler, cabe hijau, ayam hidup dan daun melinjo turun 13,14%; 0,89%; 1,95%, 12,04%; 4,32% dan 14,98% dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,01%.
Pada Desember 2019, diprediksi akan ada kenaikan harga yang memicu inflasi lebih tinggi. “Desember sepertinya naik, persiapan Natal, Tahun Baru biasanya mengerek harga. Biasanya seperti tahun-tahun sebelumnya, tetapi nanti kita lihat,” katanya.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Yanto Aprianto mengatakan pada pekan ini memang ada kenaikan harga yang cukup besar pada bawang merah. "Pekan ini mengalami kenaikan cukup besar hal ini karena permintaan, tetapi demikian harga masih di bawah acuan pemerintah. Saat ini harga kisaran Rp25.600/ kilogram (kg)," ucap Yanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Perpres 19/2024 dan Sinergi Kementerian Bakal Percepat Pengembangan Industri Gim RI
- Aturan Impor dalam Permendag Nomor 36 Ditunda
- Harga Cabai Mahal, Mendag: Indonesia Butuh Sistem Tanam yang Tidak Terpengaruh Cuaca
- Pelaku Industri Sebut Aturan Baru Kripto OJK Wujud Komitmen OJK Kembangkan Teknologi Keuangan RI
- Daop 6 Yogyakarta Batalkan 4 Perjalanan KA Imbas Banjir di Semarang
Advertisement
Sopir Ngantuk, Dua Mobil Adu Banteng di Jalan Jogja-Wonosari hingga Ringsek
Advertisement
Ribuan Wisatawan Saksikan Pawai Ogoh-Ogoh Rangkaian Hari Raya Nyepi d Badung Bali
Advertisement
Berita Populer
- Harga Beras dan Minyak Goreng Masih Tinggi di Awal Ramadan
- Optimalkan Layanan Melalui Aplikasi untuk Konsumen, Astra Motor Yogyakarta Perkenalkan Kembali Motorku X
- Perpres 19/2024 dan Sinergi Kementerian Bakal Percepat Pengembangan Industri Gim RI
- Satgas PASTI Blokir Aplikasi BBH dan Smart Wallet yang Terindikasi Melakukan Penipuan
- Bapanas Jamin Ketersediaan Stok Beras dengan Terapkan Kebijakan Ini
- Mendag Sebut Harga Telur dan Daging Ayam Masih Mahal Karena Ini
- Mendag Beri Komentar Tak Terduga Soal Migrasi TikTok-Tokopedia yang Sarat Politik
Advertisement
Advertisement