Advertisement
DIREKTUR PEMASARAN WASKITA BETON PRECAST: Awalnya Ingin Jadi Camat, Kini Malah Jadi Bos BUMN
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Sempat memiliki cita-cita menjadi camat, kini Agus Wantoro justru menjadi Direktur Pemasaran di perusahaan pelat merah, PT Waskita Beton Precast Tbk, anak perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Bagaimana perjalanannya meniti karier?
Lahir di sebuah desa di Purwodadi, Jawa Tengah, 51 tahun silam, Agus besar di daerah tersebut hingga menempuh pendidikan SMA. Sejak awal dia mengaku tidak memiliki gambaran mengambil pendidikan Teknik Sipil. “Kondisi di desa pelosok, pejabat yang sering datang hanya pak camat, jadi cita-cita saya dulu jadi camat,” ucap Agus, Sabtu (18/1).
Advertisement
Seiring waktu berjalan, ia mulai menimbang-nimbang kemampuannya dan mencari cita-cita yang ingin digapai. Merasa tidak mampu di mata pelajaran hafalan, ia akhirnya mengambil ke ilmu eksak dan mengambil jurusan Teknik Sipil di Fakultas Teknik Sipil Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah.
Seusai menyelesaikan kuliah ia pun mencoba mengikuti seleksi di PT Waskita Karya dan berhasil. Agus diterima dan mendapat tugas menjadi staf dan ditempatkan di wilayah sekitar Jakarta, Bandung, Bogor. Seiring waktu berjalan, dengan kinerjanya, Agus pun berhasil dalam sejumlah promosi jabatan.
Agus mulai mendapat tugas di luar Jawa, setelah mendapat promosi jabatan. Posisi pertama yang dia terima kala itu ialah Kepala Proyek di Kepulauan Riau dan sejumlah proyek lain di Kalimantan. Pada 2015-2016, dia menjadi Wakil Kepala Divisi Regional Timur PT Waskita Karya, yang membawahi daerah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, Bali, NTB, NTT, Timor Leste waktu itu.
Karier Agus pun terus naik, hingga pada 2016-2018 menjadi Direktur Operasi PT Waskita Beston Precast Tbk dan pada 2018-2019 dipercaya menjadi Direktur Pemasaran dan Engineering. Kemudian 2019 sampai saat ini menjadi Direktur Pemasaran. Di tengah kesibukannya Agus juga sempat menjalani kulaih dan menyelesaikannya di S2 Magister Manajemen Universitas Mulawarman.
Prinsip Kerja
Dalam perjalanan Agus ada sejumlah hal yang dinilai bisa menjadi pelajaran. Pertama, apapun yang akan dikerjakan harus direncanakan dengan baik. Apalagi dalam sebuah proyek yang perubahannya demikian cepat dan harus cepat selesai. Hal ini ia sebut sebagai plan.
Kemudian setelah direncanakan harus dikerjakan rencana tersebut atau do. Setelah itu evaluasi atau check. Kemudian perlu penyempurnaan yang ia sebut action. “Itu siklus jadi plan, do, check, action, terus berputar. Bisa diterapkan dalam pekerjaan melaksanakan tugas atau kehidupan sehari-hari,” ucap pria yang memiliki hobi berenang itu.
Agus mengungkapkan dalam menjalankan tugas pekerjaan atau dalam kehidupan sehari-hari, integritas, profesionalisme, teamwork dan excellent, untuk mencapai keberhasilan. Sikap integritas meliputi disiplin, kejujuran menjadi bekal dasar. Jika tidak memiliki sifat tersebut, pekerjaan akan terbengkalai.
Profesionalisme ia pahami sebagai cara menjalani pekerjaan secara profesional dan sesuai logika. Kewajiban adalah hal yang harus dilaksanakan, setelah itu baru hak akan mengikuti. “Jangan dibalik, kebanyakan orang sekarang menuntut hak dulu, dapat apa. Jadi kewajiban dan hak itu nanti akan seimbang,” ujarnya.
Sebagai makhluk sosial, dia menyadari tidak bisa bekerja sendiri. Dengan teamwork yang baik, setiap orang yang mempunyai potensi kemudian dikombinasikan atau dikolaborasikan akan memperoleh hasil yang baik dan semakin kuat. Kemudian excellent, harus ada keunggulan, yang kompetitif.
“Tidak kalah pentingnya, kita harus mensyukuri apa yang kita terima, yang namanya manusia tidak akan ada puasnya. Harus mensyukuri yang telah diperoleh, kemudian yang paling penting lagi pribadi manusia dalam bekerja, ingat orang tua masih hidup ataupun meninggal kita doakan. Jangan lupa sedekah, apa yang dikeluarjan akan mantul, berlipat-lipat akan kembali lagi,” ujarnya.
Sebagai salah satu pimpinan perusahaan BUMN, ia berharap perusahaan yang berada di bawah PT Waskita Karya (Persero) Tbk dapat membantu mendongkrak deviden. Dengan harapan, hasilnya nanti dapat dirasakan kembali oleh masyarakat. Pembangunan infrastruktur yang masih menjadi prioritas saat ini, diyakini dapat berperan banyak nantinya pada kehidupan masyarakat.
“Secara pribadi harus bersuyukur dengan capaian serta harus menyiapkan untuk akhirat nanti. Bermanfaat untuk lingkungan. Tang kita punya apa sih? Kita kan dapat dari orang juga, dari guru, dosen, harus dibagikan. Saya kalau ada waktu luang, saya tuntun satu-satu sampai staf yang belum bisa menjadi bisa. Itu nanti manfaatnya besar sekali,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
- Satgas Pemberantasan Keuangan Ilegal Blokir 585 Situs Pinjol Ilegal
- Melemahnya Rupiah Tidak Lantas Mendorong Naiknya Kunjungan Wisman ke DIY
Advertisement
Wanita Berkebaya Gelar Aksi dengan Mata Tertutup di Tugu Jogja, Merespons Jelang Pembacaan Putusan MK
Advertisement
Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter
Advertisement
Berita Populer
- Usai Libur Lebaran, Harga Cabai, Daging, Bawang Merah dan Gula Kompak Naik
- INNSiDE Yogyakarta Umumkan Pemenang Grand Prize Bu Iin
- Antisipasi Perang Iran Israel, Program Gas Murah Bakal Dilanjutkan
- PT KAI Sebut KA Joglosemarkerto Jadi Favorit saat Libur Lebaran
- Nilai Tukar Rupiah Remuk, Ini Langkah Menteri Keuangan Sri Mulyani Selamatkan Ekonomi
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
- Mark Zuckerberg Jadi Orang Terkaya Ke-3 di Dunia, Kalahkan Elon Musk
Advertisement
Advertisement