Advertisement
Penghasilan 63 Persen Driver Gojek Anjlok Selama Covid-19
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) menemukan bahwa pandemi Covid-19 berpengaruh besar terhadap penghasilan para driver Gojek selama Maret hingga April 2020.
Peneliti Lembaga Demografi FEB UI Alfindra Primaldhi mengatakan bahwa sebanyak 63 persen driver Gojek tersebut hampir tidak mendapatkan penghasilan. Kemudian, penghasilan yang berkurang dialami 36 persen pengemudi dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 terjadi.
Advertisement
"Kalau kami lihat selama pandemi [Covid-19] ini dampak terhadap UMKM [usaha mikro, kecil, dan menengah] di ekosistem Gojek dan pengemudi berat, karena terjadi pengurangan penghasilan," ujarnya diskusi daring, Senin (3/8).
Secara rinci, dia mengungkapkan bahwa 76 persen dari 8.249 mitra GoFood mengaku permintaan layanan pesan-antar makanan turun selama pandemi. Sementara itu, 20 persen lainnya merasa pendapatannya tetap, dan sisanya justru meningkat.
Di satu sisi, banyak dari mitra GoFood yang mengeluhkan kenaikan biaya penyediaan bahan baku produksi selama pandemi Covid-19. Selain itu, mereka yang mayoritas Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) kesulitan menjual dan mendapatkan modal.
“Lalu, 62 persen dari 1.142 mitra GoSend mengaku permintaan layanan turun, Untuk yang pendapatannya tetap tercatat 14 persen dan sisanya meningkat. Kemudian, 85 persen dari 126 mitra GoPay mengaku transaksi turun. Sebanyak 8 persen tetap dan sisanya meningkat,” tuturnya.
Alfindra pun mengungkapkan bahwa dari riset tersebut sebanyak 90 persen mitra pengemudi GoCar dan GoRide mengalami penurunan pendapatan atau transaksi.
Namun, 90 persen mitra tersebut tetap optimistis usahanya bakal kembali pulih. Oleh karena itu, mayoritas dari mereka berencana tetap bermitra dengan Gojek dalam jangka panjang.
"Mitra menyadari pandemi belum selesai dan terus berjalan. Tapi optimistis penghasilan akan kembali," tuturnya.
Meskipun begitu, Wakil Kepala Lembaga Demografi FEB UI Paksi Walandouw mengatakan bahwa 89 persen, mitra pengemudi mendapatkan bantuan sosial dari Gojek. Kemudian, 21 persen pengemudi juga mendapatkan bantuan sosial dari konsumen, dan lima persen dari sesama mitra.
"Bantuan sosial yang mengalir dari Gojek kepada mitra, dari konsumen ke mitra, bahkan antar mitra sangat dirasakan manfaatnya," tuturnya.
Paksi mengatakan bahwa walaupun mitra mengalami penurunan penghasilan, tetapi terjadi peningkatan sikap gotong royong. Hal ini tercermin dari 44 persen mitra pengemudi Gojek memberikan bantuan sosial kepada sesama.
"Pemberian bantuan yang paling banyak dilakukan adalah dengan memberikan langsung pada anggota keluarga dan langsung kepada masyarakat yang membutuhkan," jelasnya.
Selain itu, sebagian pengemudi juga memilih untuk memberikan bantuan. Hal tersebut dilakukan melalui komunitas pengemudi Gojek atau langsung pada sesama driver.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kunjungi Washington DC, Ini Oleh-Oleh yang Dibawa Menkeu untuk Indonesia
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Hari Ini Harga Telur Ayam Terpantau Naik hingga Rp31 Ribu per Kilogram
- Per Maret 2024, APBN Surplus Rp8,1 Triliun
- Biaya Pembangunan IKN Mencapai Rp72,1 Triliun dari APBN
- UMKM DIY Bisa Manfaatkan Securities Crowdfunding Sebagai Alternatif Pendanaan Selain Perbankan
- Kadin DIY Optimis Ekonomi Masih Stabil di Tengah Pelemahan Rupiah
- Digitalisasi Keuangan Daerah, BPD DIY Dukung Penuh Pemkot Jogja
- Journalist Competition Astra Motor Yogyakarta Kembali Digelar
Advertisement
Advertisement