Advertisement

Dekayu, Berawal dari Ide Memanfaatkan Limbah Kayu

Media Digital
Selasa, 08 Desember 2020 - 14:47 WIB
Budi Cahyana
Dekayu, Berawal dari Ide Memanfaatkan Limbah Kayu Dekayu. - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA – Yaniar Fernanda mengawali bisnisnya pada tahun 2017. Berbekal semangat dan keinginan berwirausaha, Nia panggilan akrabnya memilih kerajinan kayu sebagai usaha rintisan. Melihat limbah kayu berupa potongan-potongan yang banyak dihasilkan oleh para pengrajin ide Nia muncul untuk membuat lampu kayu. Bukan lampu kayu biasa namun lampu kayu custom ini dapat dipesan sesuai dengan keinginan atau desain dari pembelinya.

Seiring dengan permintaan pasar dan pelanggan Dekayu yang semakin kompleks Nia kemudian mengembangkan produk kayu menjadi produk inovasi yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari. Ia kemudian mulai menggerakkan perajinnya yang berada di Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta untuk memproduksi piring, gelas, sendok, garpu maupun perabotan rumah dari kayu. Gayung bersambut, produk baru Dekayu direspon positif oleh komunitas fotografi. Mereka memanfaatkan produk-produk tersebut sebagai properti foto.

Advertisement

Sejak saat itu Dekayu mengalami peningkatan pesanan yang signifikan. Bahkan saat pandemi seperti ini jumlah pengiriman paket per hari dari Dekayu stabil antara 80-100 paket. Timnya  mulai disibukkan dengan pengemasan dan pengiriman ke ekspedisi. Nia merasa sangat terbantu dengan adanya fasilitas penjemputan paket dari JNE. Setidaknya waktu dan tenaga karyawan yang tadinya harus bolak-balik ke ekspedisi dapat dialihkan untuk membantu pekerjaan lainnya. Jika pesanan meningkat tajam seperti saat lebaran Nia bisa memesan penjemputan lebih dari sekali dalam satu hari. Setelah bergabung sebagai member JLC Nia juga merasa diuntungkan dengan adanya poin setiap melakukan transaksi di JNE. “Kadang kita ga sempat cek jumlahnya tahu-tahu dapat gift balik dari poin yang ditukarkan dengan hadiah pilihan” kata Nia.

Menurut Nia kebutuhan pengiriman paket tak cukup sekedar barang sampai ke alamat namun juga bagaimana agar paket Dekayu diterima dalam keadaan aman dan tetap cantik. Itulah mengapa Nia memilih JNE sebagai ekspedisi karena selain tepat waktu, JNE juga dapat menjaga keamanan produk-produk Dekayu yang rata-rata berbentuk bingkisan. Selain itu layanan chat customer care JNE Yogyakarta juga memudahkannya dalam pengecekan status paket.

Di sudut ruangan satu orang pegawai melakukan pengecekan barang di warehouse Dekayu yang terletak di Jl. M Supeno tak jauh dari toko offline.  Dekayu menerapkan quality control  untuk setiap produk yang dipesan sebelum kemudian dikemas dan dikirimkan ke pembeli. Nia juga bercerita bahwa offline store itu mulai buka pada tahun lalu, yaitu tahun 2019. “Awalnya kita hanya melayani pembelian secara online, namun karena banyak pelanggan yang ingin memastikan produknya sesuai dengan pesanan dengan datang langsung akhirnya kami membuka toko tak jauh dari warehouse ini agar pelanggan merasa nyaman berbelanja” ujar Ibu dua anak ini.

Kepala JNE Cabang Yogyakarta, Adi Subagyo mengatakan meskipun tak menduga adanya pandemi JNE telah siap merintis jalur darat sebagai alternative moda transportasi selain jalur udara. Sehingga ketika seluruh bandara sempat tutup di masa awal pandemi, pengiriman barang para pelanggan setia tetap selamat sampai tujuan dengan tepat waktu. (ADV)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Sastrawan Joko Pinurbo Wafat di Usia 61 tahun

Jogja
| Sabtu, 27 April 2024, 10:10 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement