Advertisement
Siap-Siap! Bakal Ada SNI Vape, Industri Berharap Kepercayaan Meningkat
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Pelaku industri hasil pengolahan tembakau lainnya (HPTL) akan terus mengawal penerbitan Standar Nasional Indonesia atau SNI. Penerbitan ini dirancang 2021 ini. Kendati bersifat sukarela, SNIN diharapkan akan mendorong kinerja industri.
Sekretaris Umum Asosiasi Personal Vape Indonesia (APVI) Garindra Kartasasmita mengatakan pihaknya sangat berharap SNI sukarela ini betul-betul dapat menjaga kualitas hasil produk HPTL khususnya Vape seperti yang diharapkan produsen dan pengguna.
Advertisement
Selain itu tentunya SNI akan meningkatkan kepercayaan publik bahwa produk Vape aman untuk digunakan.
"Meski yang dirancang ini masih SNI sukarela kami akan kawal terus proses SNI ini. Kami optimis tahun ini dapat lebih baik dari tahun lalu," katanya kepada Bisnis, Jumat (22/1/2021).
Garindra mengemukakan optimisme tersebut tentu dari sentimen vaksin yang sudah bisa mulai digunakan yang harapannya akan mulai mengembalikan perekonomian Tanah Air. Belum lagi, saat ini sudah banyak masyarakat mulai kembali bekerja.
Adapun pada tahun lalu secara data per kuartal APVI mencatat lebih dari 30 persen hasil kinerja tahunan dicapai pada kuartal I/2021. Artinya, peningkatan produksi hanya terjadi pada awal tahun saja. "Secara keseluruhan tetap terjadi purunan di masa pandemi," ujarnya.
Sebelumnya, pemerintah mencatat penerimaan cukai dari HPTL sepanjang 2020 berhasil mencapai Rp680,3 miliar. Jumlah tersebut meningkat 59,3 persen dibandingkan penerimaan pada periode tahun sebelumnya sebesar Rp427,1 miliar.
Kepala Subdirektorat Program Pengembangan Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Mogadishu Djati Ertanto mengapresiasi sumbangan industri HPTL tersebut. Kendati belum cukup untuk menggantikan rokok konvensional.
Dia menilai dengan sumbangan cukai tersebut industri HPTL mengindikasikan pertumbuhan yang signifikan sepanjang tahun pertama pandemi Covid-19 lalu. Sayangnya, Mogadishu belum bisa menyebut pertumbuhan industri secara rinci.
"Kami belum mendapatkan data sehingga belum dapat cek hasil produksinya tetapi dengan penerimaan cukai yang naik seharusnya dibarengi dengan jumlah produksi yang meningkat pula bahkan ketika masa pandemi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
- Satgas Pemberantasan Keuangan Ilegal Blokir 585 Situs Pinjol Ilegal
- Melemahnya Rupiah Tidak Lantas Mendorong Naiknya Kunjungan Wisman ke DIY
Advertisement
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Usai Libur Lebaran, Harga Cabai, Daging, Bawang Merah dan Gula Kompak Naik
- INNSiDE Yogyakarta Umumkan Pemenang Grand Prize Bu Iin
- Antisipasi Perang Iran Israel, Program Gas Murah Bakal Dilanjutkan
- PT KAI Sebut KA Joglosemarkerto Jadi Favorit saat Libur Lebaran
- Nilai Tukar Rupiah Remuk, Ini Langkah Menteri Keuangan Sri Mulyani Selamatkan Ekonomi
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
- Mark Zuckerberg Jadi Orang Terkaya Ke-3 di Dunia, Kalahkan Elon Musk
Advertisement
Advertisement