Advertisement

Beralih ke Listrik, Produktivitas Petani di Boyolali Kian Meningkat

Media Digital
Jum'at, 24 September 2021 - 09:07 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Beralih ke Listrik, Produktivitas Petani di Boyolali Kian Meningkat Para petani di Desa Jagoan, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali, memanfaatkan sumur sawah dengan tenaga listrik - Ist/PLN

Advertisement

Harianjogja.com, BOYOLALI - Guna meningkatkan produktivitas pertanian, para petani di Desa Jagoan, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali, memanfaatkan sumur sawah dengan tenaga listrik. Selain lebih mudah dalam operasionalnya, sumur listrik disebut memiliki biaya operasional yang lebih murah, sehingga bisa mengoptimalkan pendapatan petani. Untuk mendukung sektor pertanian tersebut, pada Kamis (23/9/2021) PLN meresmikan secara simbolis 33 sumur sawah bertenaga listrik di desa tersebut.

Ketua Kelompok Tani Subur, Desa Jagoan, Pardi, mengatakan kebutuhan air dalam usaha pertanian tidak bisa dimungkiri lagi. Disebutkan ketercukupan air juga dapat menentukan kualitas dan produktivitas padi di sawah. "Sebelum ada sumur sawah, karakter pertanian di wilayah ini hanya panen sekali. Kalau musim hujan baru tanam padi. Sebelumnya palawija, padi kemudian palawija. Kalau dengan dukungan sumur, bisa padi, padi, kemudian kalau masih hujan bisa padi lagi, baru palawija," kata Pardi dalam rilis yang diterima Harianjogja.com, Jumat (24/9/2021).

Advertisement

Namun dengan adanya sumur, juga butuh biaya operasional. Sebab untuk menggerakkan pompa sumur juga dibutuhkan sumber tenaga. Sejauh ini ada dua pilihan, yakni dengan mesin diesel dengan bahan bakar minyak (BBM) dan dengan listrik. Namun kini para petani setempat tertarik menggunakan sumur sawah bertenaga listrik. Sebab menurutnya, dengan menggunakan listrik dapat memangkas biaya operasional cukup banyak.

"Setelah sumur jadi, biaya operasional [sumur listrik] lebih murah dibanding diesel. Kalau bensin [BBM] untuk diesel habis 1,5 liter [dalam satu jam]. Listrik paling hanya Rp2.500-Rp3.000 per jam. Kalau bensin misalnya saja Rp10.000 [satu liter] jadi biayanya Rp15.000, dan listrik hanya Rp3.000 jadi selisihnya Rp12.000," jelasnya.

Pada Kamis pagi, di lokasi tersebut diresmikan 33 sumur sawah dengan tenaga listrik. Peresmian dihadiri langsung oleh General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan DIY, M. Irwansyah Putra, Manager PLN UP3 Klaten, Elpis J. Sinambela, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali, Bambang Jiyanto, Pemerintah Kecamatan Sambi, Pemerintah Desa Jagoan dan kelompok tani setempat.

Baca juga: Kemenkes Mengaku Kesulitan Lunasi Tunggakan Klaim Rumah Sakit Tahun Ini

M. Irwansyah Putra, menyampaikan penyediaan kelistrikan merupakan tugas pokok PLN. Termasuk salah satunya kebutuhan listrik dalam upaya mendukung sektor pertanian. Untuk itu saat ini PLN memiliki program Electrifying Agriculture.

"Kita tahu para petani apabila untuk memanfaatkan air tanah harus dengan pompa. Potensi pertanian tersebar di Boyolali, salah satunya pertanian sumur sawah. Untuk itu kami siap membantu pemerintah daerah dalam kelistrikan guna menunjang pendapatan masyarakat. Dengan masuknya listrik bisa untuk peningkatan kehidupan. Bukan hanya penerangan tapi bisa mengolah pendapatan dari produksi rumah tangga, sehingga operasionalnya murah," terangnya dalam peresmian itu.

Ia menyebutkan di 2021 ini sudah ada 89 lokasi sumur sawah yang tersebar di Boyolali dengan daya 290 KVA. Sedangkan 33 sumur yang diresmikan hari itu memiliki daya sekitar 126.400 VA.

Elpis J Sinambela mengatakan bahwa dalam penunjang kebutuhan para petani Sambi, PLN membangun jaringan listrik untuk kebutuhan suplai air dari sumur sawah. Pemasangan aliran listrik untuk sumur sawah memliki daya 3500 VA pada setiap sumurnya.

"Kami berharap biaya penghematan dari diesel bisa dimanfaatkan oleh petani untuk membayar listrik yang nominalnya lebih murah, juga dapat membantu para petani di Desa Jagoan untuk lebih produktif dalam produksi dan efisiensi dalam pembiayaannya," ungkapnya.

Sementara itu Bambang Jiyanto mengapresiasi dukungan PLN terhadap sektor pertanian di Kabupaten Boyolali.

"Ini pasti membutuhkan biaya tinggi karena menyambung jaringan yang panjang, tentu pemerintah mengucapkan terimakasih kepada PLN," kata dia.

Menurutnya keberadaan sumur sawah di wilayah Sambi sangat dibutuhkan. Sebab sebagian besar sawah di kecamatan itu adalah tadah hujan. Meski begitu kualitas pertanian di Sambi dinilai bagus. Sebab Sambi merupakan empat besar penyumbang terbanyak produksi padi dari 22 Kecamatan yang ada di Boyolali. (ADV)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Termasuk Jogja, BMKG Ingatkan Sebagian Besar Wilayah Indonesia Waspada Cuaca Ekstrem

Jogja
| Jum'at, 19 April 2024, 09:17 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement