Advertisement

Promo Desember

Momotaro Festival 2023, Merayakan Harmoni Budaya Jepang dan Indonesia

Media Digital
Selasa, 02 Januari 2024 - 10:37 WIB
Maya Herawati
Momotaro Festival 2023, Merayakan Harmoni Budaya Jepang dan Indonesia Momotaro Festival, sebuah perayaan akulturasi budaya antara Jepang (Kyoto) dan Indonesia (Jawa), telah digelar di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo pada Minggu lalu (24/12/2023) melalui kolaborasi dua komunitas, Culpedia Japan dan Jaringan Masyarakat Budaya Nusantara (JMBN). - ist - Panitia Momotaro Festival

Advertisement

JOGJA—Momotaro Festival, sebuah perayaan akulturasi budaya antara Jepang (Kyoto) dan Indonesia (Jawa), telah digelar di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo pada Minggu lalu (24/12/2023) melalui kolaborasi dua komunitas, Culpedia Japan dan Jaringan Masyarakat Budaya Nusantara (JMBN).

Nama Momotaro, diambil dari kisah rakyat Jepang, menjadi tema yang dipilih oleh Yuki Tokunaga, Pendiri Culpedia, dalam inisiasi proyek akulturasi budaya yang ia kerjakan. Sebelum mencapai budaya Jawa dalam bentuk acara Momotaro Festival, Tokunaga telah memulai proyek Momotaro dalam bentuk pameran lukisan yang melibatkan seniman-seniman dari berbagai negara.

Advertisement

Momotaro Festival 2023 bukan hanya sebuah perayaan budaya, namun juga menjadi peringatan atas 65 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang, dan 50 tahun kerja sama ASEAN-Jepang. Acara ini mendapat dukungan penuh dari EPI, perusahaan elektronik Kyoto yang dipimpin oleh filantropis Yukihiro Azuchi, dan Royal Ambarrukmo Yogyakarta yang dikelola oleh General Manager Herman Courbois. Momotaro Festival 2023 juga menjalin kolaborasi dengan Pasar Wiguna, menjadi pop-up market berisi 30 UMKM lokal dengan konsep eco-cultural market. Terdapat beragam tenant makanan, minuman, pernak-pernik lucu, hingga pakaian. Selain itu, ada pula Interactive booth dari Momotaro Festival yang memberikan pengunjung kesempatan untuk bermain permainan tradisional Jepang dan Jawa, belajar bahasa, serta menyewa pakaian adat.

BACA JUGA: Vaksin Covid-19 Kini Berbayar, Ini Daftar yang Bisa Dapat Gratis

Momotaro Festival 2023 diselenggarakan dengan dua bahasa, Jepang dan Indonesia, dengan melibatkan pengisi acara dari  kelompok usia anak-anak hingga lanjut usia (lansia).

Acara dibuka dengan penampilan dari Sanggar Angklung Wredho Palupi yang terdiri dari para lansia, diiringi dengan sambutan hangat dari para kontributor utama, seperti Yuki Tokunaga dan Prijo Mustiko (Ketua JMBN). Herman Courbois dan Yukihiro Azuchi turut memberikan sambutan, sementara Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, SS. M.A., menyatakan apresiasi, "Saya sebagai perwakilan pemerintah dan masyarakat DIY, mengapresiasi Culpedia dan JMBN yang sudah menyelenggarakan acara ini. Semoga tidak hanya berhenti pada tataran output, tapi juga mencapai outcome yang secara nyata memberikan dampak positif terhadap ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat."

Acara dilanjutkan dengan Patehan Tea Ceremony, sebuah upacara minum teh ala Keraton Yogyakarta yang melibatkan abdi dalem untuk membawa dan menyajikan peralatan minum teh serta makanan pendampingnya. Para pramusaji di Ambarrukmo mengenakan pakaian adat Yogyakarta tanpa alas kaki sebagai simbol kesetiaan, berjalan jongkok sambil melayani para tamu. Ahli teh Indonesia, Kustamiyati, turut serta dalam diskusi yang diadakan setelah upacara Patehan.

"Teh itu baik untuk kesehatan, karena itu dengan meminum teh menggunakan adat Jawa yang panas, manis, dan kental, akan mengharmonikan jiwa dan raga kita menjadi seseorang yang patut bersyukur kepada Tuhan atas adanya minuman alami yang menyehatkan. Seperti inilah filosofi orang Jawa meminum teh,” ujarnya.

Setelah Patehan, Momotaro Festival memanjakan pengunjung dengan penampilan dari Grand Master Tea Ceremony Jepang, Professor S. Kawano dan Azuchi, yang mempersembahkan chado, upacara pembuatan dan penyajian matcha (powdered green tea). Matcha disajikan dengan makanan pendamping bercita rasa manis untuk dinikmati oleh para tamu yang hadir.

Agenda berikutnya adalah MomoTalks, sebuah talkshow budaya yang membahas kekayaan budaya Jepang dan Jawa. Pembicara dalam acara ini adalah Yuki Tokunaga dan Takuya Ohsawa, seorang influencer di media sosial dan pemilik usaha lembaga pelatihan kerja (LPK) dan bahasa Jepang Hare-Hare Group. Moderator talk show, Nurmalia Habibah, seorang dosen dari prodi Sastra Jawa Universitas Gadjah Mada, memandu diskusi yang penuh inspirasi.

Puncak Momotaro Festival 2023 adalah penampilan wayang kulit dengan cerita Momotaro versi Jawa yang dihadirkan secara kreatif dan modern. Dalang dalam pertunjukan ini adalah Ki Mbulus Eko Suryo, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dinas Kebudayaan Kota Jogja. Skenario Wayang Momotaro ditulis oleh Mustofa W. Hasyim, seorang seniman terkenal dalam dunia penulisan skenario. Sedangkan wayang dibuat oleh Marwanto, seorang pengrajin wayang dari Bantul. Dalam pertunjukan wayang ini, pengiring gamelan dan sinden dibawakan oleh sanggar Karawitan Sekar Mudo Laras Joglo Klangenan Mbah Gito yang berisi anak-anak muda berbakat.

Kolaborasi tersebut menghasilkan penampilan yang menghibur dan tak terlupakan bagi para pengunjung Momotaro Festival 2023. Momotaro Festival 2023 berhasil menjadi wadah yang meriah untuk merayakan keindahan dan kekayaan budaya Jepang dan Indonesia yang bersatu harmonis dalam satu acara. (***)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Puncak Dies Natalis Ke-69 Sanata Dharma: Menguatkan Komitmen Bersama Merawat Semesta

Sleman
| Minggu, 22 Desember 2024, 12:47 WIB

Advertisement

alt

Mulai 1 Januari 2025 Semua Jalur Pendakian Gunung Rinjani Ditutup

Wisata
| Sabtu, 21 Desember 2024, 10:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement