Advertisement

Ekonomi DIY Diperkirakan Konsisten di Atas 5% hingga Tahun Depan

Media Digital
Kamis, 28 November 2024 - 19:57 WIB
Arief Junianto
Ekonomi DIY Diperkirakan Konsisten di Atas 5% hingga Tahun Depan Sekretaris Badan Promosi Pariwisata Daerah DIY Ayu Cornellia (kiri), GM Royal Ambarrukmo Yogyakarta Herman Courbois (kedua kiri); Tenaga Ahli Bidang Humas PT PT. Jasamarga Jogja-Solo (JMJ) Rachmat Jesiman (tengah); Pemimpin Divisi Perencanaan BPD DIY, Mahatmanto Budiatmoko (kedua kanan); dan Deputi Kepala Perwakilan BI DIY, Hermanto dalam talkshow di RAY, Kamis (28/11/2024). - Anisatul Umah

Advertisement

JOGJA–Pertumbuhan ekonomi DIY pada triwulan III/2024 tercatat sebesar 5,05% (year-on-year/yoy). Angka tersebut tercatat merupakan yang tertinggi di Pulau Jawa dan lebih tinggi dari Nasional masing-masing tumbuh 4,92% (yoy) dan 4,95% (yoy).

Atas capaian ini Bank Indonesia (BI) Perwakilan DIY optimis ekonomi DIY akan tumbuh di atas 5%, tren ini juga diharapkan akan berlanjut hingga tahun depan.

Advertisement

Deputi Kepala Perwakilan BI DIY, Hermanto mengaku optimistis target pertumbuhan 4,7%-5,5% bisa dicapai. Jika diambil titik tengah, ekonomi DIY bisa tumbuh di atas 5%.

Dia menjelaskan sektor yang dominan mendorong pertumbuhan ekonomi DIY adalah makan minum, akomodasi, dan juga perdagangan. Ini punya kontribusi kaitannya dengan sektor pariwisata. Ditambah dengan konstruksi yang juga punya andil mendorong pertumbuhan ekonomi DIY.

"Jika asumsi yang kami gunakan terpenuhi, maka tahun ini di atas 5 persen dan juga tahun depan," ucapnya dalam gelar wicara bertajuk Outlook DIY: Meneropong Prospek Ekonomi dan Pariwisata 2025 di Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Kamis (28/11/2024).

Menurutnya seiring dengan mulai diaktifkannya jalan tol harus dibarengi dengan kesiapan destinasi oleh para pelaku wisata sehingga semakin mendorong pertumbuhan ekonomi di DIY. Selain wisata, sektor lain yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi DIY adalah pendidikan. "Dua hal ini salah satu tulang punggung selain pertanian," ucap dia.

Sementara terkait dengan prospek ekonomi tahun depan, Hermanto mengatakan harus melihat faktor nasional dan internasional, tidak hanya DIY. Masih ada ketidakpastian ekonomi global di 2024. Terpilihnya Donald Trump menjadi Presiden AS juga diperkirakan semakin meningkatkan ketidakpastian.

Dia mengatakan ekonomi global punya pengaruh sehingga harus berhati-hati. Ketidakpastian yang tinggi bisa menjadikan ekonomi global lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Banyak lembaga internasional yang merevisi pertumbuhan ekonomi global akan turun dan inflasi akan naik.

Ekonomi AS menjadi magnet pendorong utama ekonomi dunia. Tentu saja ini berdampak pada ekonomi nasional. Meski demikian dia memperkirakan ekonomi nasional masih akan tumbuh dan inflasi terjaga. "DIY tentunya akan sama dengan nasional ekonominya, naik meski relatif moderat dan inflasi terkendali di 2,5 persen plus minus 1 persen, pada 2024 dan 2025 dalam range tersebut," jelasnya.

Kredit UMKM

Sementara itu, Pemimpin Divisi Perencanaan BPD DIY, Mahatmanto Budiatmoko mengatakan BPD DIY fokus dalam memberikan dukungan kepada UMKM. Selain melalui penyaluran KUR, BPD DIY juga membuat produk Kredit PeDe untuk memberdayakan ekonomi daerah dengan plafon pinjaman batas maksimal Rp50 juta dan suku bunga kredit 3%.

Dia menjelaskan baik KUR dan Kredit PeDe mendapatkan respons yang positif dari masyarakat, capaiannya sebesar Rp4,4 triliun untuk KUR dan Rp400 miliar untuk Kredit PeDe. "Dari angka ini bisa dilihat seberapa besar respons masyarakat," ucapnya.

Sementara itu untuk sektor pariwisata BPD DIY terus mengembangkan layanan nontunai. Pada 2024 dan 2025 akan dikembangkan layanan nontunai Asia Tenggara bernama QRIS Cross-Border. Wisatawan mancanegara (wisman) dari Malaysia, Thailand, dan Vietnam bisa memindai QRIS di sini.

Tahun depan, kata dia, akan dikembangkan ke negara-negara tersebut, sehingga masyarakat yang akan wisata ke luar negeri bisa membayar secara nontunai. "UMKM yang jualan didatangi 3 negara tadi bisa menerima pembayaran nontunai."

Tol Jogja-Solo

Sementara terkait dengan transportasi dan logistik, Tenaga Ahli Bidang Humas PT PT. Jasamarga Jogja-Solo (JMJ), Rachmat Jesiman menyampaikan tol Jogja-Solo capaiannya untuk paket 1.1 Kartasura-Klaten saat ini beroperasi 100%. Dilanjutkan paket 1.2 Klaten-Purwomartani untuk konstruksi 71,8% dan pembebasan lahan 95,12%.

Kemudian Paket 2.1A Purwomartani-Maguwoharjo untuk progres konstruksi 1,5% dan pembebasan lahan 64,89%. Terakhir Paket 2.2B Junction Sleman-Trihanggo konstruksi 40,30% dan pembebasan lahan di 98,26%. "Untuk estimasi kami selesai full sampai dengan Kulonprogo di Kuartal IV 2027," ucapnya.

Tantangan Industri Pariwisata DIY

General Manager Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Herman Courbois mengatakan saat ini di DIY banyak hotel-hotel baru yang muncul. Menurutnya ini positif bagi hotel-hotel lain, sebab memicu hotel lama untuk terus berinovasi.

Dia menilai jika tidak dilakukan perawatan properti dan pelayanan tidak ditingkatkan maka akan tertinggal.

BACA JUGA: Outlook Bisnis Stabil, Garuda Indonesia Raih Peringkat Idbbb dari Pefindo

Di sisi lain pembangunan jalan tol menjadikan wisatawan yang berkunjung ke DIY banyak menggunakan kendaraan pribadi. Ini perlu disikapi agar DIY tidak menjadi Bali 2 yang keramaian di jalannya sudah berlebih. Terjadi macet di mana-mana dan mulai ada komplain. "Dulunya orang datang ke Jogja naik transportasi umum tapi kini dengan adanya jalan tol akhirnya semua bawa mobil," ucap dia.

Dia mengatakan keramaian di Bali yang sudah berlebih sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk mendorong kunjungan ke Jogja. Kendala utamanya saat ini adalah harga tiket yang masih mahal dan penerbangan yang belum banyak.

Sekretaris Badan Promosi Pariwisata Daerah DIY, Ayu Cornellia menyebut promosi ke luar negeri masif dilakukan bekerja sama dengan Dispar dan Disbud DIY. Tiga tahun terakhir rutin dilakukan di antaranya ke Jerman, Dubai, dan Belgia.

Promosi yang dilakukan dengan mengenalkan sisi seni, budaya, dan kuliner. Berbagai upaya dilakukan untuk bersama-sama menyambut kedatangan wisatawan.

Dia mengajak sinergi dilakukan antara PHRI, Asita, travel agent, hingga GIPI. Misalnya dengan membuat paket-paket wisata dengan tetap mengandalkan sisi budaya. "Di airport Bali semua pakai baju Bali, pekerjaan rumah agar lebih sering lihat orang pakai blangkon, busana yang harus dilestarikan."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Top Ten News Harianjogja.com, Kamis 5 Desember 2024, Makan Bergizi Gratis, Tol Jogja-Solo, hingga Gus Miftah Minta Maaf

Jogja
| Kamis, 05 Desember 2024, 08:37 WIB

Advertisement

alt

Berkunjung ke Chengdu Melihat Penangkaran Panda

Wisata
| Sabtu, 30 November 2024, 21:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement