GM Satoria Hotel Yogyakarta: Mengorkestrasikan Sumber Daya Hotel

JOGJA—Sumber daya manusia (SDM) di hotel bisa dari beragam generasi dan latar belakang. Sebagai General Manager Satoria Hotel Jogja, Sally Fadjrina berusaha menyelaraskan semua unsur, seperti orkestrasi musik dalam membuat harmonisasi nada.

Saat hendak kuliah, Sally sempat ingin belajar di institut kesenian. Namun orang tuanya, terutama ayah, mengarahkan Sally untuk masuk prodi Manajemen Kepariwisataan di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. Bagi Sally, ini arahan yang ternyata cocok dengan dirinya. Masa kuliah menyenangkan, dan berhasil lulus pada 1997.

Tidak berselang lama setelah lulus, Sally mendapatkan kesempatan bekerja sebagai banquet sales di salah satu hotel internasional bintang lima di Jogja. Dia bekerja sekitar tujuh tahun, dengan posisi terakhir associate director of sales.

BACA JUGA: Satoria Hotel Yogyakarta Gelar Corporate Gathering 2023

"[Bekerja di situ] banyak pelajaran yang saya dapat," kata Sally, Selasa (18/3/2025).

"Kami bekerja sambil belajar, terus berproses, saya orang nya proses oriented. Saya yakin kalau proses bagus hasilnya juga bagus."

Sally pindah kerja dari Jogja setelah gempa tahun 2006. Perjalanan panjang di dunia hotel banyak dia lalui. Sally pindah-pindah kerja dari Bali, ke Malaysia, ke Bali lagi, kemudian pindah Surabaya, ke Bali, dan kembali lagi ke Jogja. Di masa itu, Sally lebih banyak berkutat di hotel yang satu grup.

Barulah pada September 2024, dia memutuskan keluar dari zona nyaman, dengan masuk ke Satoria Hotel Jogja sebagai hotel independen, pada posisi general manager. "Melihat Satoria Hotel Yogyakarta, saya merasa cocok dan bisa berkarya untuk memajukan hotel ini," kata perempuan berusia 53 tahun ini.

Terus Belajar

Mengawali karier di Satoria Hotel Yogyakarta, Sally menaruh perhatiannya kepada kondisi internal dan eksternal. Dua hal ini, katanya, akan membawa dampak kepada layanan dan produk hotel. Di samping itu, Sally memastikan bahwa SDM yang berasal dari beragam generasi, latar belakang, hingga gaya komunikasi perlu berada dalam visi yang sama.

Dengan visi yang sama, maka keberagaman bisa menemukan jalan tengahnya. "Visi itu yang harus disamakan, itu yang penting. Tujuannya apa nih, harus capai ini. Mungkin setiap orang memiliki gaya bekerja yang berbeda, namun yang penting tujuan dan hasilnya akan sama," kata Sally yang lahir di Solo.

Tidak hanya itu, Sally juga mengajak setiap SDM di Satoria Hotel Yogyakarta untuk senantiasa belajar. Prinsip ini pula yang dia terapkan dalam hidup. Dalam konteks mengelola hotel, setiap ada evaluasi atau perbaikan, Sally tidak hanya memberikan instruksi. Dia menjelaskan alasan dari setiap pekerjaan.

"Kami perlu cari tahu masalah utamanya di mana, bukan hanya memperbaiki sebagai eksekutor, tapi paham esensi yang dilakukan. Harus sabar menjelaskan," kata Sally.

Konsistensi

Setelah memperkuat internal, langkah selanjutnya yang Sally maksimalkan berupa produk dari Satoria Hotel. Produk bukan hanya kamar hotel, namun juga event hingga inovasi kulinernya. Agar tetap bertahan di era yang kompetitif ini, Sally berupaya konsisten dengan kerja dan karyanya.

BACA JUGA: Satoria Hotel Yogyakarta Siapkan Kejutan di Momen Natal dan Tahun Baru

Satoria Hotel Yogyakarta juga membingkai hotel dengan destinasi di Jogja. Ada gambaran pada konsumen, tentang destinasi dan akses ke Jogja. Satoria Hotel Yogyakarta akan mengakomodasi kebutuhan konsumen selama berlibur atau berkunjung ke Jogja. Termasuk bagi yang suka dengan pemandangan kota, hotel di Jalan Laksda Adisucipto Km. 8, Kalongan, Maguwoharjo, Sleman ini memiliki rooftop, yang bisa melihat matahari terbit maupun tenggelam.

"Saya ingin menjadikan Satoria Hotel Yogyakarta sebagai hotel pilihan utama yang berlokasi di area ini, bahkan nantinya menjadi pilihan utama di Jogja," kata Sally.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News