Advertisement
Rp1,5 Triliun untuk Pembangunan Glamorous Camp Tahap I
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Otorita Borobudur (BOB) terus mengusahakan pengelolaan zona otoritatif seluas 309 hektare di Purworejo. Pada tahap I ini, diperkirakan BOB butuh Rp1,5 triliun untuk membebaskan lahan dan membangun objek wisata berkonsep glamorous camp.
Direktur Pemasaran Pariwisata Badan Otorita Borobudur (BOB), Agus Rochiyardi mengaku pada tahap I ini masih ada tugas yang harus diselesaikan, terutama dalam pembebasan lahan. Pihak BOB tengah mengusahakan tukar menukar kawasan hutan. Pasalnya lahan yang akan dimanfaatkan seluas 50 hektare di Perbukitan Menoreh tersebut kini dikelola oleh Perhutani, maka sesuai ketentuan yang berlaku, BOB harus mengganti lahan tersebut 1:1 agar bisa memanfaatkannya untuk membangun destinasi wisata baru.
Advertisement
Direktur Industri Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan BOB, Bisma Jatmika menyebut selain tengah mengusahakan tukar menukar kawasan hutan, pihaknya juga tengah mengurus amdal untuk 50 hektare lahan yang akan menjadi Hak Pengelolaan Lahan (HPL). Sebab 259 hektare sisanya akan dikelola dengan sistem kerja sama bersama Perhutani. Dengan konsep tersebut, Bisma mengaku pembangunan yang dilakukan di zona otoritatif tidak bisa dilakukan secara masif. Pasalnya kawasan tersebut merupakan hutan pinus rapat yang juga masih disadap getahnya. Ke depan masterplan yang disusun pun akan mempertimbangkan keberadaan tanaman tersebut.
"Pembangunan tidak bisa masif. Lebih bersifat organik, mempertimbangkan kontur alam yang sudah ada. Misalnya ada penebangan, tentu tidak akan banyak," katanya, Selasa (11/12).
Konsep yang diusung adalah eco-tourism dengan objek wisata unggulan glamorous camp. Menurut Bisma konsep glamorous camp memang memanfaatkan kontur alam untuk membangun kemah-kemah wisata yang lengkap dengan segala fasilitasnya. Konsep seperti ini tengah digandrungi oleh para wisatawan asing. Mereka ingin merasakan berlibur dengan suasana alam yang masih asri. "Camp ataupun lodge yang kami bangun tidak akan mengganggu pohon, malah didirikan di antara pohon-pohon itu. Konsep nomadic dan eco-tourism ini tengah booming," ujarnya.
Dalam membangun kawasan wisata ini, Bisma mengaku BOB berkaca pada Nusa Dua, Bali dan Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Namun dia menegaskan BOB tidak meniru konsep kedua kawasan tersebut karena kontur alamnya pun berbeda. Di sisi lain, ia juga sadar betul menciptakan sebuah objek wisata baru merupakan rencana jangka panjang, tidak bisa dicapai dalam satu atau dua tahun saja. Oleh sebab itu, pada tahap I yakni hingga 2019 mendatangnya, BOB baru akan menggarap glamorous camp yang diprediksi masih tinggi peminatnya. “Kira-kira akan butuh Rp1,5 triliun untuk investasi tahap I. Pada 2019 nanti kami akan mengawali dengan membangun kawasan khusus untuk glamorous camp,” katanya.
Dengan fokus utama pada konsep wisata semacam itu, Bisma tak menampik segmen objek wisata ini nantinya diperuntukkan bagi masyarakat kelas atas. Jika dirinci 70% akan diperuntukkan bagi konsumen high end dan sisanya 30% untuk konsumen middle up. Menurutnya, segmen ini dipilih untuk memenuhi target Kementerian Pariwisata untuk mendatangkan dua juta wisatawan asing dalam setahun ke wilayah DIY dan Jateng. Selain itu, ia beralasan dengan membidik konsumen asing kelas atas, spending money yang akan mereka keluarkan selama berwisata bisa mencapai dua kali lipat dibandingkan wisatawan lokal. Diharapkan multiplier effect kepada masyarakat setempat akan makin besar.
"Jika dihitung satu lodge atau camp paling tidak sesuai standar akan menyerap dua-tiga tenaga kerja. Artinya akan ada ribuan yang terserap jika objek wisata ini rampung. Belum lagi kebutuhan seperti gula aren, bunga untuk kamar, kami harap semua bisa dipenuhi oleh masyarakat sekitar," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Layanan Penukaran Uang Rupiah Bakal Tersedia di Jalur Mudik
- Wajib Daftar di Aplikasi PINTAR, Penukaran Uang Baru untuk Lebaran Dibatasi Rp4 Juta per Orang
- Menparekraf Sandiaga Uno Mengklaim Kenaikan PPN 12 Persen Tidak Timbulkan Gejolak
- Kini Kereta Ekonomi Gerbong dan Kursinya Generasi Baru, Resmi Beroperasi Mulai Kemarin
- Kemendag Segel SPBU Rest Area KM 42 Jakarta-Cikampek
Advertisement
Jadwal Imsak dan Buka Puasa Wilayah Jogja dan Sekitarnya, Jumat 29 Maret 2024
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- THE RICH JOGJA: Hotel Semua Kalangan dengan Promo Seru Setiap Bulan
- Kelompok Wanita Tani Mentari Sleman, Pemberdayaan Ekonomi Bermula dari Hobi
- MBPI DIY Minta Pengusaha Bayarkan THR untuk PRT, Ojol, dan Buruh yang Dirumahkan
- Wajib Daftar di Aplikasi PINTAR, Penukaran Uang Baru untuk Lebaran Dibatasi Rp4 Juta per Orang
- Layanan Penukaran Uang Rupiah Bakal Tersedia di Jalur Mudik
- BPD DIY Jadi Tuan Rumah Safari Tarawih bersama FKIJK DIY
- Antisipasi Peningkatan Jumlah Pemudik, Pertamina Tambah Stok BBM
Advertisement
Advertisement