Advertisement
Ekspor Mebel Naik Tipis, Perajin Bidik Pasar Lokal
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Di tengah kondisi perdagangan global yang memanas akibat perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok, ekspor DIY pada Oktober lalu mengalami kenaikan. Kendati demikian, pelaku ekspor terutama pada industri kerajinan kayu dan mebel justru melihat peluang pasar lokal yang lebih potensial di tahun depan.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, kenaikan ekspor DIY mencapai 11,91% dibandingkan September 2018. Sedangkan dibandingkan setahun yang lalu, kumulatif Januari-Oktober 2018 nilai ekspor meningkat 11,94%.
Advertisement
"Lebih dari setengah dari nilai ekspor dikirim ke Amerika Serikat, Jerman dan Jepang. Khusus kawasan ASEAN, ekspor ke Singapura yang merupakan pasar ekspor terbesar naik hingga 71 persen," ujar Kepala BPS DIY JB Priyono, Senin (10/12).
Priyono menjelaskan total nilai ekspor ke kawasan ASEAN selama Oktober 2018 mengalami peningkatan sebesar 3,16% dibanding September 2018 yang sebesar US$1,95 juta [Rp28,3 miliar]. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh nilai ekspor ke Thailand naik sebesar 89,43%, dan Vietnam naik sebesar 36,75%.
Komoditas utama ekspor dari DIY pada Oktober 2018 adalah produk pakaian jadi bukan rajutan, diikuti perabot, penerangan rumah dan barang-barang rajutan. Tujuh dari sepuluh komoditas utama menunjukkan peningkatan nilai ekspor salah satunya komoditas kayu, barang dari kayu naik sebesar 23,70%.
"Ekspor produk kerajinan kayu dan mebel DIY memang cenderung mengalami kenaikan, akan tetapi tidak signifikan. Ekspektasi kami pada 2017, optimistis ekspor akan naik lumayan besar, tetapi kenyataannya kenaikannya relatif rendah," ungkap Ketua Bidang Organisasi DPP Asmindo Endro Wardoyo ditemui dalam suatu acara di Eastparc Hotel.
Diakui Endro, kondisi beberapa pasar tujuan ekspor yang belum pulih cukup memengaruhi permintaan produk kerajinan kayu dan mebel asal DIY. Kendati demikian, para pelaku ekspor mebel dan kerajinan melihat peluang pasar lokal yang cukup menggiurkan untuk dapat disasar pada 2019 mendatang.
"Dari hasil acara yang kami gelar beberapa waktu lalu, kami melihat ternyata animo masyarakat Jogja terhadap produk furnitur dan mebel di luar ekspektasi kami. Ternyata market lokal tumbuh pesat. Tahun depan kami akan coba fokus menggarap pasar lokal yang selama ini belum banyak dilirik pelaku industri kerajinan mebel dan furnitur DIY," terang Endro.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
- Satgas Pemberantasan Keuangan Ilegal Blokir 585 Situs Pinjol Ilegal
- Melemahnya Rupiah Tidak Lantas Mendorong Naiknya Kunjungan Wisman ke DIY
Advertisement
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Usai Libur Lebaran, Harga Cabai, Daging, Bawang Merah dan Gula Kompak Naik
- INNSiDE Yogyakarta Umumkan Pemenang Grand Prize Bu Iin
- Antisipasi Perang Iran Israel, Program Gas Murah Bakal Dilanjutkan
- PT KAI Sebut KA Joglosemarkerto Jadi Favorit saat Libur Lebaran
- Nilai Tukar Rupiah Remuk, Ini Langkah Menteri Keuangan Sri Mulyani Selamatkan Ekonomi
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
- Mark Zuckerberg Jadi Orang Terkaya Ke-3 di Dunia, Kalahkan Elon Musk
Advertisement
Advertisement