Advertisement
Nilai Tukar Merosot, AS Peringatkan Kebijakan China dan Jepang

Advertisement
[caption id="attachment_396476" align="alignleft" width="296"]http://www.harianjogja.com/baca/2013/04/13/nilai-tukar-merosot-as-peringatkan-kebijakan-china-dan-jepang-396475/a-businessman-looks-at-a-screen-displaying-a-photo-of-u-s-100-dollar-bank-notes-in-tokyo" rel="attachment wp-att-396476">http://images.harianjogja.com/2013/04/dolar-amerika-nilai-tukar-Reuters-370x254.jpg" alt="" width="296" height="203" /> Foto Ilustrasi Dolar Amerika Serikat
JIBI/Harian Jogja/Reuters[/caption]
Washington-Amerika Serikat (AS) pada Jumat (12/4) mengatakan mata uang China masih "secara signifikan di bawah nilainya" dan memperingatkan Jepang serta Korea Selatan terhadap pelemahan mata uang AS untuk mendapatkan keuntungan perdagangan.
Advertisement
Dalam sebuah laporan enam bulanan kepada Kongres tentang kebijakan nilai tukar, Kementerian Keuangan AS membidik mitra perdagangan besar negara itu di Asia menjelang serangkaian pertemuan internasional tingkat tinggi di Washington pada pekan depan.
Mengambil tujuan mengejutkan pada Tokyo, Departemen Keuangan mengangkat pertanyaan tentang upaya Jepang mengembalikan keadaan ekonominya, sebuah langkah yang telah mengirimkan yen turun tajam ke tingkat terendah sejak Mei 2009.
Mata uang Jepang telah bergerak dari 77 yen terhadap dolar menjadi hampir 100 yen per dolar sejak Oktober tahun lalu.
Departemen Keuangan mengatakan bahwa stimulus makroekonomi Jepang akan menjadi pendukung dalam jangka pendek "tetapi tidak bisa menjadi pengganti reformasi struktural yang meningkatkan produktivitas dan tren pertumbuhan."
Washington akan mendesak Tokyo untuk "tetap berorientasi memenuhi tujuan dalam negeri masing-masing menggunakan instrumen domestik serta menahan diri dari "competitive devaluation" (devaluasi bersaing) dan menargetkan nilai tukarnya untuk tujuan kompetitif."
Adapun untuk China, sekali lagi, dalam menghadapi kritik Kongres atas keuntungan perdagangan bilateral yang sangat besar oleh China, Departemen Keuangan menolak untuk secara resmi mencap Beijing sebagai manipulator mata uang, sebuah langkah yang dapat memicu sanksi perdagangan AS.
Tetapi, Departemen Keuangan mengatakan yuan China masih "underpriced" (di bawah harganya).
"China telah mengambil serangkaian langkah-langkah liberalisasi pengendalian pergerakan modal, sebagai bagian dari rencana yang lebih luas untuk beralih ke rezim nilai tukar yang lebih fleksibel," kata Departemen Keuangan AS.
Pada awal April 2013, Departemen Keuangan mengatakan yuan atau renminbi (RMB), telah menguat 10,0 persen terhadap dolar AS sejak Juni 2010, ketika China memindahkan patokan nilai tukarnya.
Ketika inflasi diperhitungkan, yuan telah menguat 16,2 persen dari Juni 2010 hingga Februari 2013, kata departemen itu.
Untuk itu, Departemen Keuangan mengatakan telah menyimpulkan bahwa standar untuk menentukan nilai tukar dimanipulasi guna memperoleh keuntungan kompetitif yang tidak adil dalam perdagangan internasional "belum terpenuhi berkenaan dengan China." Departemen Keuangan juga menyerang Seoul untuk intervensinya di pasar mata uang.
Korea Selatan telah melakukannya (intervensi) dengan tujuan yang nyata memperlancar volatilitas won, katanya.
"Kami akan terus menekan pemerintah Korea untuk membatasi intervensi valuta asing untuk keadaan luar biasa dari kondisi pasar yang tidak teratur dan berkomitmen untuk transparansi pasar valuta asing yang lebih besar termasuk melalui publikasi data intervensi."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement
Pemkab Bantul Pasang CCTV di Titik Strategis untuk Perkuat Keamanan
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Harga Pangan Hari Ini: Beras Medium, Bawang, hingga Cabai Turun
- Kadin: Renovasi 500 Rumah Layak Huni Ditarget Selesai April 2025
- Bahlil Minta SPBU Swasta Kolaborasi dengan Pertamina Terkait Stok
- Dukung Ekonomi Nasional, BI Rate Dipangkas Jadi 4,75 Persen
- BI Yakin Ekonomi RI 2025 Tumbuh di Atas Titik Tengah
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- Erick Thohir Dilantik Jadi Menpora, Kementerian BUMN Berpotensi Hilang
Advertisement
Advertisement