Advertisement

Kedua Paslon Imbang di Mata Pasar, Saham Tak Terpengaruh

Kahfi
Kamis, 17 Januari 2019 - 15:57 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Kedua Paslon Imbang di Mata Pasar, Saham Tak Terpengaruh Karyawan melintas di dekat papan penunjuk pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Jakarta, Rabu (16/1/2019). - Bisnis/Felix Jody Kinarwan

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA--Pasar saham tidak terpengaruh debat capres-cawapres yang akan berlangsung nanti malam, Kamis (17/1/2019). Tim Riset CSA Research Institute menyebutnya karena kedua pasangan calon (paslon) memiliki persepsi seimbang di mata pelaku pasar.

Preferensi pelaku pasar saham selama kontestasi Pilpres 2019 terbagi dalam dua kubu yang sama kuat. Hal ini berbeda dengan persepsi pasar pada Pilpres lima tahun lalu. Pelaku pasar memandang kedua paslon mempunyai keunggulan dan kelemahan.
 
Gejala itu sangat berbeda dengan suasana menjelang Pilpres 2014. Menurut Tim Riset CSA Research Institute, kala itu pasar sangat condong kepada pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
 
“Terlihat jelas persepsi pasar secara umum kepada Jokowi karena selama debat dan kampanye berlangsung, apapun yang dilontarkan Jokowi dengan tepat, pasar bergerak naik, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selalu positif,” ungkap Tim Riset CSA Research Institute kepada Bisnis.com, Kamis (17/1/2019).
 
Di sisi lain, saat ini, persepsi pasar terbelah. Kemungkinan, para investor melihat program apa saja yang ditawarkan rival petahana.
 
“Jokowi telah melakukan program pembangunan yang telah dicanangkan, ada banyak hal positif, begitupun masih ada kekurangan. Justru kekurangan inilah yang dilihat investor bisa diusulkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno,” ungkap Tim Riset CSA Research Institute.
 
Di sisi lain, dengan persepsi yang terbagi hampir sebanding itu, pergerakan pasar malah lebih dipengaruhi faktor konvensional, seperti kebijakan bunga The Fed, isu perang dagang AS versus China, dan pergerakan nilai tukar rupiah. Oleh karena itu, sentimen Pilpres 2019 dinilai tidak terlalu besar pengaruhnya. 
 
Hal senada diungkapkan Head of Research PT Narada Kapital Indonesia Kiswoyo Adi Joe. Menurutnya, pasar akan bergerak ke level Rp6.500 hingga akhir bulan ini.
 
“Faktor terbesar yang akan mengerek adalah rilis laporan keuangan emiten, sentimen politik minim imbasnya,” jelas Kiswoyo.
 
Dia memperkirakan IHSG bisa finis di level Rp7.000 sampai akhir tahun. Adapun gejolak yang akan menyertai yaitu dinamika perekonomian nasional, perekonomian global khususnya China, dan arah kebijakan AS.

Advertisement

Pada sesi I perdagangan hari ini, IHSG melanjutkan penguatan. Berdasarkan data Bloomberg, IHSG dibuka menguat 0,13% atau 8,05 poin ke level 6.421,41, dan terpantau masih menguat 0,49% atau 31,5 poin ke level 6.444,86 pada akhir perdagangan sesi I.  

Adapun pada akhir perdagangan Rabu (16/1), IHSG ditutup naik 0,07% atau 4,58 poin ke level 6.413,36.

Sementara itu, rupiah di pasar spot ditutup melemah 32 poin atau 0,23% ke level Rp14.610 per dolar AS pada Kamis (17/1) pukul 11.47 WIB. Pelemahan sudah terjadi sejak awal perdagangan, di mana nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka melemah 6 poin atau 0,04% dari perdagangan sebelumnya, di level Rp14.134 per dolar AS.

Debat Pilpres 2019 diagendakan digelar selama lima kali. Debat perdana akan berlangsung pada Kamis (17/1/2019) dengan tema hukum, HAM, korupsi, dan terorisme.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Komplotan Spesialis Pengganjal ATM di Gerai Ritel Modern Ditangkap Polresta Jogja

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 17:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement