Advertisement
BI Ajak UMKM Mengenal Pembayaran dan Permodalan Digital
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Bank Indonesia (BI) mengajak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mengenal pembayaran dan permodalan digitan dalam UMKM Jogja Go Digital : Capacity Building UMKM to E-commerce, E-financing dan E-payment di Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa, Sleman, Senin (1/4/2019) hingga Selasa (2/4/2019). BI melihat masih banyak UMKM yang belum memanfaatkan teknologi untuk pengembangan bisnisnya, baik dari sisi produksi, pemasaran (e-commerce), pembayaran (e-payment) maupun pembiayaan (e-financing).
Deputi Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Sri Fitriani mengatakan UMKM memiliki peranan strategis dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian Indonesia baik dari sisi jumlah unit usaha, kontribusi terhadap PDB Indonesia, penyerapan tenaga kerja dan ekspor. Berdasarkan data BPS tahun 2017, kontribusi UMKM terhadap PDB sebesar 64,41%, penyerapan tenaga kerja sebesar 97,02%, dan ekspor Indonesia sebesar 17,92%.
Advertisement
Penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 54,68% atau sebesar 143,26 juta jiwa dari seluruh penduduk Indonesia. Perkembangan teknologi informasi dan penggunaan smartphone atau tablet semakin mendukung meluasnya penggunaan internet di Indonesia. Hal tersebut mendorong munculnya berbagai inovasi teknologi, aplikasi atau platform berbasis internet termasuk fintech, e-commerce maupun marketplace yang kemudian mentransformasi perilaku bertransaksi bagi sebagian masyarakat dari berbelanja konvensional menjadi berbelanja online.
"Sejak transformasi itu, jumlah transaksi e-commerce terus tumbuh. Diperkirakan, pada tahun 2025 market size e-commerce di Indonesia akan mencapai US$53 miliar," kata dia melalui keterangan resmi, Sabtu (30/3/2019).
Berdasarkan data Neraca Perdagangan antarwilayah Indonesia, BPS, per Januari 2019 transaksi e-commerce tumbuh sebesar 135,8% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2018. Ini adalah peluang yang sangat baik bagi UMKM Indonesia. Kekayaan alam (bahan baku), keberagaman dan keunikan budaya Indonesia seharusnya bisa menjadi kekuatan bagi UMKM Indonesia untuk bisa bersaing di pasar online.
Namun, dari total 59,2 juta pelaku UMKM Indonesia, pangsa e-commerce terhadap total perdagangan barang dan jasa masih terbatas yaitu 3,6% pada 2018. Padahal, jika UMKM memanfaatkan fasilitas online untuk pemasaran produknya akan berdampak pada peningkatan omzet rata-rata 80%.
Masih ada PR pengembangan UMKM Indonesia yang menjadi tantangan ke depan, antara lain masih banyak UMKM yang berorientasi pada pasar lokal sehingga tidak mengetahui informasi pasar secara lebih luas dan agak tertutup terhadap inovasi. Masih banyak UMKM yang belum memanfaatkan teknologi untuk pengembangan bisnisnya, baik dari sisi produksi, pemasaran (e-commerce), pembayaran (e-payment) maupun pembiayaan (e-financing).
"Kemudian, belum banyak UMKM yang sadar untuk memiliki hak paten produk yang dihasilkan dan belum memiliki strategi penjualan/marketing yang baik," kata dia.
Untuk itu, sebagai bentuk komitmen Bank Indonesia dalam mendorong pengembangan UMKM di DIY, pada 1 – 2 April 2019, Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY menggelar acara UMKM Jogja Go Digital : Capacity Building UMKM to E-commerce, E-financing dan E-payment di Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa. Ini merupakan sebuah program pengenalan (on-boarding) kepada UMKM DIY mengenai akses pemasaran (e-commerce), akses permodalan (e-financing) dan pembayaran secara nontunai (e-payment).
Selama 1,5 hari, peserta akan mengenal dunia pembayaran dan permodalan digital, mengubah mindset siap mencoba untuk menuju on line, belajar teknik fotografi produk dan editing menggunakan ponsel, praktik pembuatan konten, dan belajar promosi di sosial media untuk mendukung on-boarding. "Usai kegiatan, transaksi UMKM melalui e-commerce akan dimonitor secara kontinyu sehingga terbentuk data UMKM Digital DIY yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan UMKM DIY selanjutnya," ujar dia.
Ia menjelaskan kegiatan ini merupakan sinergi program Bank Indonesia dengan banyak pihak, antara lain Asosiasi E-commerce Indonesia (IdEA), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta yang menangani UMKM serta Asosiasi Penggerak UMKM Yogyakarta. Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan, adalah meningkatkan literasi UMKM atas perkembangan UMKM Digital, program UMKM Online yang termonitor, mempertemukan produk UMKM dengan marketplace yang tepat, dan meningkatkan kapasitas UMKM untuk masuk ke bisnis online.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Layanan Penukaran Uang Rupiah Bakal Tersedia di Jalur Mudik
- Wajib Daftar di Aplikasi PINTAR, Penukaran Uang Baru untuk Lebaran Dibatasi Rp4 Juta per Orang
- Menparekraf Sandiaga Uno Mengklaim Kenaikan PPN 12 Persen Tidak Timbulkan Gejolak
- Kini Kereta Ekonomi Gerbong dan Kursinya Generasi Baru, Resmi Beroperasi Mulai Kemarin
- Kemendag Segel SPBU Rest Area KM 42 Jakarta-Cikampek
Advertisement
Ini Rekayasa Lalu Lintas yang Disiapkan Polres Bantul Untuk Atasi Kemacetan saat Libur Lebaran
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Layanan Penukaran Uang Rupiah Bakal Tersedia di Jalur Mudik
- BPD DIY Jadi Tuan Rumah Safari Tarawih bersama FKIJK DIY
- Negosiasi Kepemilikan Freeport Ditargetkan Rampung Juni 2024, Jokowi: Yakin Dapat 61 Persen
- Begini Rasanya Jadi Dokter Hewan Sekaligus Pengusaha
- Mulai Ada Panen, Bulog DIY Serap Beras Dalam Negeri
- Hore! Khusus di Jawa, Pertashop Diizinkan Menjual Pertalite
- Tak Melulu dalam Bentuk Tarif, Ini Bentuk Lain Kartel Tiket Pesawat Menurut KPPU
Advertisement
Advertisement