Advertisement
Pelaku Usaha Hulu Industri Bisa Antasipasi Koreksi Harga Ayam Secara Mandiri

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Kendati pemerintah belum mengeluarkan imbauan resmi, Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU) berharap para pelaku usaha hulu industri unggas bisa mengantisipasi potensi koreksi harga dengan melakukan pengurangan produksi secara mandiri.
“Ya, memang benar ada potensi itu [koreksi harga], tapi saya berharap, para pembibit ini secara sendiri-sendiri sudah mengantisipasinya sehingga tanpa diminta pemerintah sudah mengurangi produksi,” kata Ketua Umum GPPU Achmad Dawami saat dihubungi Bisnis, Jumat (9/8/2019).
Advertisement
Di sisi lain, Achmad juga mempertanyakan mengapa pemerintah urung mengeluarkan imbauan serupa untuk mengantisipasi gejolak harga pada September nanti. Usulan untuk kembali melakukan pengendalian populasi pun ia sebut masih sekadar pembahasan antarpelaku usaha dan pemerintah.
Terkait penarikan 30% telur tetas day old chicken final stock (DOC FS) dari penetasan, Achmad menyebutkan di Jawa Tengah setidaknya terdapat sekitar 20 perusahaan yang menjalankan amanat tersebut. Kendati demikian, ia berpendapat langkah tersebut belum cukup menggenjot harga karena hanya mengakibatkan penurunan 5% produksi mingguan nasional.
“Ternyata efek pengurangannya ada tapi tidak besar. Hal ini terlihat dari harga livebird di Jawa Tengah yang tidak bisa melebihi harga pokok, paling hanya selisih sedikit saja,” tambah Achmad.
Sementara itu, Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Kementerian Pertanian Sugiono memastikan pihaknya tidak akan mengeluarkan imbauan baru pada perusahaan pembibitan ayam ras broiler untuk mengurangi DOC FS dalam waktu dekat. Adapun, kebijakan penarikan 30 persen telur tetas dari mesin penetasan sebagai upaya pengendalian populasi ayam yang berlaku mulai 28 Juni sampai 12 Juli lalu, disebut Sugiono bakal berdampak sampai September mendatang.
“Tidak ada perpanjangan waktu cutting. Dalam waktu dekat tidak ada pula pengurangan DOC FS. Efek dari kebijakan itu sampai September 2019,” katanya.
Berdasarkan catatan pihaknya, realisasi pengurangan DOC FS broiler untuk wilayah Jawa Tengah mencapai total 8,21 juta ekor. Jumlah ini lebih besar dari perkiraan yang sempat disampaikan oleh para peternak sebelumnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Masuk Indonesia, Minuman Beralkohol dan Daging Babi Asal Amerika Serikat Tetap Kena Tarif Impor
- Ribut-Ribut Beras Oplosan, Kemendag Minta Produsen Tarik Beras dari Peredaran
- 10 Besar Produk Ekspor Nonmigas AS ke Indonesia yang Kini Dipatok Tarif 0 Persen
- Harga Emas Galeri24 dan UBS di Pegadaian Hari Ini, Mulai Rp996.000
- Bersiap Impor Minyak dari Amerika Serikat, Pertamina Minta Dukungan Aturan dari Pemerintah
Advertisement

Becak Kayuh Bertenaga Listrik Resmi Mengaspal di Malioboro, Bentor Akan Dibatasi
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Galeri24 dan UBS di Pegadaian Hari Ini, Mulai Rp996.000
- 10 Besar Produk Ekspor Nonmigas AS ke Indonesia yang Kini Dipatok Tarif 0 Persen
- Konsumsi Pertalite di Jawa Tengah dan DIY Turun 6 Persen
- Ribut-Ribut Beras Oplosan, Kemendag Minta Produsen Tarik Beras dari Peredaran
- Masuk Indonesia, Minuman Beralkohol dan Daging Babi Asal Amerika Serikat Tetap Kena Tarif Impor
- eL Hotel Yogyakarta - Malioboro Raih Penghargaan The Top 10% of Hotels Worldwide dalam Tripadvisor Travelers Choice Award 2025
Advertisement
Advertisement