Advertisement
Bank Mandiri Gelontorkan Rp10 Triliun Dana Pemerintah untuk Kredit Padat Karya
![Bank Mandiri Gelontorkan Rp10 Triliun Dana Pemerintah untuk Kredit Padat Karya](https://img.harianjogja.com/posts/2020/07/08/1043884/20170828atm_anjungan_tunai_mandiri.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Bank Mandiri menggelontorkan Rp10 triliun dana pemerintah yang disalurkan untuk kredit padat karya dan ketahanan pangan karena dua sektor ini menyerap banyak tenaga kerja.
“Kami perlu segera menggerakkan seluruh sektor usaha agar dampak pandemi Covid-19 tidak berlarut-larut dan ekonomi domestik segera bangkit,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar di Jakarta, Rabu (8/7/2020).
Advertisement
Bank BUMN ini siap menyalurkan kredit hingga tiga kali lipat dari Rp10 triliun dana pemerintah dengan rencana alokasi Rp20 triliun untuk segmen UMKM dan Rp10 triliun untuk segmen wholesale.
Dia menjelaskan penyaluran kredit khusus segmen UMKM akan diarahkan ke sektor produktif di antaranya pertanian, perkebunan, jasa dan perdagangan, industri pengolahan, pariwisata serta sektor lain yang memberikan dampak ketahanan pangan.
Sedangkan pada segmen wholesale, fokus penyaluran kredit diarahkan untuk sektor perkebunan, pertambangan dan energi, barang-barang kebutuhan konsumen (FMCG), kontraktor, BUMN Pupuk, transportasi serta logistik.
Bank pelat merah ini memanfaatkan dukungan teknologi informasi dalam proses bisnis, seperti penggunaan video call untuk membantu proses verifikasi permohonan kredit segmen wholesale dan UKM.
Selain itu, pihaknya memanfaatkan aplikasi untuk memangkas proses administrasi dalam pengajuan kredit mikro produktif agar persetujuan bisa diperoleh dalam 15 menit.
Sebagai bentuk mitigasi dalam penyaluran kredit dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) ini, Bank Mandiri bekerja sama dengan Jamkrindo dan Askrindo untuk menjamin kredit modal kerja yang disalurkan kepada pelaku UMKM.
Selain optimalisasi dana PEN, pihaknya juga sudah merealisasikan restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 kepada lebih dari 500.000 debitur ritel dan wholesale dengan nilai lebih dari Rp100 triliun hingga akhir Juni 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kenaikan Tarif PPN 12 Persen, DPR Tunggu Keputusan Presiden Terpilih Prabowo Subianto
- Bukan Aoka, BPOM Perintahkan Roti Okko Ditarik dari Pasaran, Berikut Penjelasannya
- Gapmmi Belum Bisa Pastikan Kebenaran Kasus Roti Aoka
- BPBD DIY Bikin Program Hotel Tangguh Bencana, PHRI: Sudah Beberapa Kali Disimulasikan
- Harga Emas Antam Hari Ini Jumat (19/7), Turun Rp8.000 per Gram
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/27/1182760/klithih-kekerasan-jalanan-freepik.jpg)
Klitih Terjadi di Jalan Kretek-Siluk Bantul hingga Korban Patah Tulang, Ini Penjelasan Polisi
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/24/1182437/taman-ablekambang.jpg)
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Bantah Ada BBM Baru, Begini Penjelasan Luhut
- Bank BPD DIY Luncurkan QRIS Dinamis, Pengguna Tak Perlu Masukkan Nominal Pembayaran
- Ini Lima Negara Pemasok Utang Terbesar untuk Indonesia
- Pj Gubernur Jateng Dampingi Presiden Jokowi Lepas Ekspor 16 Ribu Pasang Sepatu Ke Amerika
- Indonesia Berada di Urutan Empat Produsen Kopi Terbesar di Dunia
- Kolaborasi Telin dan MEF Percepat Transformasi Digital di Indonesia
- Tingkatkan Peran Koperasi, Dinkop UKM DIY Gelar Simposium Nasional
Advertisement
Advertisement