Advertisement
Belum Pulih, Pertumbuhan Ekonomi DIY Diprediksi Masih Akan Negatif
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pertumbuhan ekonomi di DIY pada triwulan III dinilai akan lebih baik dari triwulan II, meski dinilai masih akan tumbuh negatif.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Miyono mengatakan jika melihat aktivitas di triwulan III, pertumbuhan ekonomi akan lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. “Kita tumbuh lebih baik yang jelas, sudah ada pemulihan di beberapa sektor, tetapi belum pulih yang bagus. Masih akan negatif, tetapi tidak terlalu dalam,” ujar Miyono, Senin (12/10/2020).
Advertisement
Jika melihat survei konsumen pada September 2020, Indeks Keyakinan Konsumen di DIY juga bergerak meningkat mendekati batas optimis pada level 97,9. Sementara itu Survei Kondisi Dunia Usaha (SKDU) juga menunjukkan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) triwulan III 2020 meningkat menjadi 1,4, setelah pada triwulan II tercatat negatif. Angka SBT yang bernilai positif ini menunjukkan bahwa saat ini lebih banyak korporasi di DIY yang mengalami perbaikan kinerja dibandingkan triwulan sebelumnya.
Meski sudah muncul tanda-tanda pertumbuhan ekonomi ekonomi yang mulai membaik, namun diprediksi untuk 2020 pertumbuhan ekonomi masih negatif. Hal tersebut juga diakibatkan kondisi yang masih belum menentu, seperti halnya di luar DIY. Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) yang dilakukan di DKI Jakarta dinilai cukup berpengaruh pada perputaran ekonomi di DIY.
BACA JUGA: Banyak Dokter Tertular Covid-19 dari OTG
Rektor Universitas Widya Mataram Yogyakarta, yang juga merupakan Pengamat Ekonomi, Edy Suandi Hamid juga mengatakan hal yang sama. Bahwa hampir semua telah memprediksi pertumbuhan ekonomi masih akan negatif.
“Sempat kelihatan ramai tapi menurun lagi, karena itu kita susah mengharapkan pertumbuhan ekonomi untuk positif. Kita sangat bergantung pada daerah luar. Sementara untuk Indonesia sendiri juga diprediksi masih negatif,” ucap Edy.
Menurut Edy yang perlu diantisipasi setelah triwulan III ini, dan masuk di 2021. “Jangan sampai resesi itu berubah menjadi depresi. Andalan DIY pariwisata dan pendidikan. Pendidikan belum bisa diandalkan, karena kegiatan belajar mengajar masih dilakukan secara daring,” ucap Edy.
Dia mengatakan untuk menggerakan sektor perekonomian melalui pariwisata konsistensi penerapan Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE) harus dilakukan. Sehingga CHSE itu tidak hanya menjadi slogan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Dorong Laju Transisi Energi, PLN Kampanyekan Kendaraan Listrik pada Peringatan Hari Bumi 2024 Jawa Tengah
- Tak Terpengaruh Konflik Iran-Israel Harga Minyak Dunia Turun
- Nilai Tukar Rupiah Remuk, DPD REI DIY: Tidak Menjadikan Bisnis Properti Kolaps
- Seusai Lebaran, Harga Bawang Merah Jadi Mahal
- Lahan Panen DIY April 2024 Diperkirakan 35.557 Hektare, Gunungkidul Terluas
- PLN Mobile Proliga 2024 Siap Digelar, Kolaborasi Dukungan Untuk Pengembangan Voli di Tanah Air
- Cuaca Tak Menentu Bikin Harga Bawang Merah Melonjak Drastis
Advertisement
Advertisement