Advertisement

Rugi Rp62,5 Triliun pada 2021, Utang Garuda Indonesia Tembus Rp199,5 Triliun

Rinaldi Mohammad Azka
Kamis, 07 Juli 2022 - 22:47 WIB
Arief Junianto
Rugi Rp62,5 Triliun pada 2021, Utang Garuda Indonesia Tembus Rp199,5 Triliun Karyawan melakukan perawatan pesawat milik PT Garuda Indonesia di dalam hanggar di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng, Banten, Kamis (30/6/2022). Garuda Indonesiamencatatkan ekuitas negatif sebesar US6,11 miliar akibat total liabilitas yang mencapai US13,3 miliar atau sekitar Rp199,5 triliun. Bloomberg - Dimas Ardian

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA -- PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) mencatatkan liabilitas atau utang sekitar Rp199,5 triliun dan rugi Rp62,55 triliun pada 2021.

Pada 2021, Garuda Indonesia mencatatkan ekuitas negatif sebesar US$6,11 miliar akibat total liabilitas yang mencapai US$13,3 miliar berbanding aset yang hanya US$7,18 miliar. Bila dirupiahkan, liabilitas tersebut setara Rp199,5 triliun.

Advertisement

Besaran liabilitas GIAA yakni liabilitas jangka pendek yang sebesar US$5,77 miliar dan jangka panjang US$7,53 miliar. Sedangkan, total aset lancar yakni US$305,72 juta dan aset tidak lancar US$6,88 miliar.

BACA JUGA: Laki-Laki Rupanya Lebih Gemar Belanja Online daripada Perempuan

Saat itu, rasio utang terhadap asetnya pun mencapai 185%, dengan debt to equity ratio (-2,18). Sebagai informasi, liabilitas adalah kewajiban yang dihitung setara nilai uang dan harus dibayar oleh perusahaan kepada pihak lain.

Emiten berkode saham GIAA ini mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$1,33 miliar setara Rp19,95 triliun. Pendapatan tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan beban usaha yang mencapai US$2,6 miliar setara Rp39 triliun.

Belum lagi, pendapatan usaha lainnya juga tercatat negatif US$2,68 miliar. Hal ini membuat sepanjang 2021 Garuda Indonesia mencatatkan rugi usaha hingga US$3,96 miliar setara Rp59,4 triliun.

Sementara itu, Garuda Indonesia berencana melakukan penambahan modal negara (PMN) dengan memberian hak memesan efefk terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue

BACA JUGA: Jogja Ramai, BI DIY: Perputaran Uang Terakselerasi

Rencana ini dilakukan perseroan berdasarkan Rencana Perdamaian, dengan salah satu skema restrukturisasi utang Perseroan adalah dengan cara penerbitan Saham Baru yang akan dikeluarkan dalam rangka PMN melalui penambahan modal dengan memberikan HMETD, konversi atas Utang Perseroan kepada Kreditur yang Berhak Menerima Ekuitas melalui PMTHMETD, serta Konversi OWK.

Berdasarkan surat tertanggal 12 Mei 2022 dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pemerintah telah mengalokasikan Rp7,5 triliun dalam anggaran pendapatan dan belanja negara tahunan untuk penyertaan modal negara (PMN) kepada Perseroan. PMN akan dilaksanakan melalui penerbitan saham dengan memberikan HMETD, di mana Pemerintah akan melaksanakan HMETD milik Pemerintah dan menyetorkan modal baru di perseroan sebesar Rp7,5 triliun.

Sehubungan dengan PMN tersebut, GIAA berencana untuk melakukan penambahan modal dengan memberikan HMETD kepada para pemegang saham Perseroan dalam jumlah sebanyak-banyaknya 225.585.894.911 lembar saham atau sebesar 871,44 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor Perseroan pada saat keterbukaan informasi ini.

Adapun saham baru dalam penambahan modal dengan memberikan HMETD ini akan dikeluarkan dengan nilai nominal per saham sebesar Rp459 atau Harga Pelaksanaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jalan Rusak di Sleman Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Pasang Spanduk Obyek Wisata Jeglongan Sewu

Sleman
| Sabtu, 20 April 2024, 18:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement