Advertisement
Asosiasi Pensiunan Sebut 4 Masalah Ini Ada di 4 Dapen Milik BUMN

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) mengungkap sejumlah permasalahan yang terjadi di tubuh dana pensiun (dapen) milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Baik dari mitra yang tidak tertib bayar hingga imbal hasil tidak memadai.
Direktur Eksekutif ADPI Budi Sulistijo mengatakan jika dipukul rata, permasalahan yang menyelimuti dapen BUMN di antaranya pertama mitra yang tidak tertib membayar iuran peserta maupun kedua iuran pemberi kerja. Ketiga, yaitu asumsi bunga aktuaria atau bunga teknis dapen BUMN yang masih tinggi antara 8%—10%, sehingga imbal hasil tidak memadai. Keempat, adanya kemungkinan tidak optimalnya pengelolaan investasi di dapen BUMN.
Advertisement
“Itu [4 dapen BUMN] juga ada masalah tata kelola, tapi itu masalah tata kelola kan relatif, bisa ditindaklanjuti,” kata Budi saat dihubungi Bisnis.com belum lama ini.
Baca Juga: OJK Catat Tunggakan Pendiri Dana Pensiun Capai Rp3,61 Triliun
Misalkan, jelas Budi, pensiunan yang sudah meninggal dunia atau berganti status. Namun, Budi menuturkan permasalahan yang terjadi di tata kelola merupakan masalah prinsip yang bisa diperbaiki. Budi juga menyampaikan ADPI selaku asosiasi telah berkomunikasi dengan empat dana pensiun BUMN, pasca Kementerian BUMN mengumumkan empat dapen yang telah merugikan negara hingga Rp300 miliar.
Adapun, keempat dana pensiun yang dimaksud [sebagaimana hasil penyerahan audit dana pensiun pelat merah oleh Menteri BUMN Erick Thohir] antara lain dapen Inhutani, PTPN, Angkasa Pura I, dan IDFood. “Kami melakukan dialog dan berkomunikasi [kepada empat dapen BUMN bermasalah] setelah diumumkan [Kementerian BUMN],” ujarnya.
Dalam komunikasi tersebut, Budi menuturkan ADPI hanya bisa mengimbau keempat dapen BUMN ini untuk menampilkan laporan kepada asosiasi agar pihaknya juga bisa membantu dan mencari solusi. Keempat dapen BUMN ini telah bersepakat untuk menenangkan pada pensiunan dan akan tetap menagih iuran kepada para mitra.
“Kemudian pengelolaannya akan ditingkatkan dan yang sudah diperbaiki lebih maksimal lagi, tapi yang penting adalah menenangkan para pesertanya [pensiunan],” sambungnya.
Baca Juga: Dana Pensiun Banyak Bermasalah, ADPI: Kami Lakukan Perbaikan Tata Kelola
Pasalnya, Budi menyebut banyak peserta dapen yang mulai khawatir akan nasib pensiunan mereka karena kabar kerugian yang telah diungkap oleh Kementerian BUMN bersama dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Kejaksaan Agung (Kejagung). “Kan banyak peserta yang khawatir nanti pensiunannya tidak dibayar bulanannya mereka secara rutin. Jadi mereka mencoba menenangkan dulu para pesertanya,” tutup Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Diplomat Jepang: Sistem Pembayaran QRIS Lebih Maju
- Kejar Pertumbuhan Ekonomi 5,4 Persen, Indonesia Butuh Rp7,45 Kuadriliun
- Jelang HUT Kemerdekaan RI, Harga Emas Hari Ini Kompak Turun
- Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2026 Ditargetkan Minimal 5,4 Persen
- Saat Prabowo Pidato IHSG Sempat Sentuh 8.000, Lalu Tergelincir ke Zona Merah
Advertisement

Tak Hanya Serang Lahan Pertanian, Monyet di Gunungkidul Curi Telur Ayam
Advertisement

Sagon Wiyoro, Produsen Sagon Legendaris Berusia 70 Tahun
Advertisement
Berita Populer
- Target Pertumbuhan Ekonomi 5,4 Persen di 2026 Dinilai Mengagetkan
- Transaksi QRIS Antarnegara Capai Rp1,66 Triliun
- Harga Emas Antam Hari Ini 18 Agustus 2025 Turun, Rp1.894.000 per Gram
- Harga Beras Premium dan Medium Hari Ini 18 Agustus 2025 Naik di atas HET
- Harga Terbaru BBM Pertamina, Shell, Vivo, dan BP
Advertisement
Advertisement