Advertisement
Inflasi Yogyakarta 2023 Terkendali, BI DIY Apresiasi Kinerja TPID

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Bank Indonesia (BI) Perwakilan DIY menyampaikan secara tahunan inflasi DIY terkendali dalam range 3 plus minus 1%. Inflasi DIY pada 2023 secara keseluruhan tahun berada pada level 3,17% (year-on-year/yoy), lebih rendah dari November 2023 3,48% yoy.
Kepala Perwakilan BI DIY, Ibrahim mengatakan capaian inflasi ini menunjukkan bahwa pengendalian inflasi yang dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang positif.
Advertisement
"Secara tahunan DIY mencatatkan inflasi yang terkendali, masuk dalam range 3 plus minus 1%," ucapnya dalam keterangan resminya, Rabu (3/01/2024).
Dia menjelaskan melonjaknya wisatawan pada momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023/2024 mendorong peningkatan konsumsi. Sehingga pemicu inflasi utamanya masih berasal dari kelompok pangan yakni cabai merah, bawang merah, tomat dan cabai rawit.
Hasil produksi di beberapa daerah sentra penghasil cabai seperti Gunungkidul dan Sleman juga disalurkan ke daerah lain sehingga pasokan yang ada di DIY cenderung terbatas di tengah tingginya permintaan.
"Kondisi serupa juga terjadi pada komoditas bawang merah yang mengalami keterbatasan pasokan akibat belum mulainya musim tanam di sentra Kulonprogo dan Bantul sehingga memicu peningkatan harga," jelasnya.
BACA JUGA: BPS: Inflasi DIY 2023 Capai 3,17%
Menurutnya untuk memenuhi lonjakan permintaan beberapa pasar di DIY mendatangkan stok bawang merah dari luar daerah sehingga harganya relatif tinggi. Di sisi lain faktor global juga turut mendorong kenaikan inflasi melalui peningkatan harga komoditas emas perhiasan.
"Laju inflasi pada Desember 2023 tertahan oleh komoditas daging ayam ras, bahan bakar rumah tangga, daging sapi dan bensin," paparnya.
Penurunan harga daging ayam ras dan daging sapi terjadi karena pasokan yang masih terjaga. Deflasi pada komoditas bahan bakar rumah tangga disebabkan oleh penurunan harga LPG.
Kemudian deflasi pada komoditas bensin juga disebabkan oleh penurunan harga minyak dunia yang direspon pemerintah dengan kebijakan penyesuaian harga BBM non subsidi. Di antaranya Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex sejak November 2023.
"BI DIY bersama dengan TPID DIY mengapresiasi peran aktif seluruh pihak yang telah bersinergi dan berkolaborasi dalam pengendalian inflasi selama 2023," ungkapnya.
Lebih lanjut dia menyampaikan, ke depan untuk mengantisipasi risiko inflasi, BI bersama TPID DIY akan terus memperkuat sinergi melalui berbagai program kerja untuk memastikan ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif.
"Termasuk di dalamnya melalui penguatan roadmap TPID DIY tahun 2024 serta meneruskan upaya-upaya melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP),"lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Indonesia Tidak Akan Krisis Moneter, LPS Kembangkan EWS Ekonomi
- Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, 134.000 Naik Kereta Api dari Jakarta
- 96 Unit KRL Baru Siap Meluncur di Jabodetabek
- Cadangan Beras Indonesia Capai 4 Juta Ton, Mentan: Simbol Kemandirian Bangsa
- Gedung Putih Banding Atas Putusan Pengadilan Perdagangan Yang Membatalkan Tarif Trump
Advertisement

Dishub Bantul Ajukan Penambahan Bus Sekolah Gratis, Layanan Diperluas ke 3 Wilayah
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Sambangi Kota Jogja, LG Lifes Good Truck Kenalkan Produk Premium di Depan Gebung TBY
- Begini Tanggapan Apindo DIY Terkait Penghapusan Batas Usia Kerja
- Harga Emas Hari Ini Minggu 1 Juni 2025 Turun, Cek di Sini!
- Harga Cabai dan Bawang Hari Ini Turun, Daging Sapi Naik
- RUPTL Terbaru Berpotensi Tawarkan 91 Persen Green Jobs dari Sektor Pembangkit Listrik
- Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, PLN Gelar Aksi Bersih Pantai di Semarang
- Banyak Libur Panjang, Ekonom Proyeksikan Peningkatan Inflasi Bulan Mei 2025
Advertisement
Advertisement