Advertisement
Tak Terpengaruh Konflik Iran-Israel Harga Minyak Dunia Turun

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Harga minyak mentah dunia turun para sesi perdagangan Senin (23/4/2024). Turunnya harga minyak menepis kekhawatiran pengaruh konflik Iran-Israel terhadap komoditas vital dunia itu.
Kini para pedagang disebut fokus pada fundamental pasar, melihat sedikit risiko jangka pendek bahwa konflik Timur Tengah akan berdampak pada pasokan.
Advertisement
Mengutip Reuters, harga Minyak mentah berjangka Brent ditutup pada US$87,00 per barel, turun 29 sen, atau 0,33%. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS berakhir turun 29 sen, atau 0,35%, menjadi US$82,85 per barel.
Pedagang melihat keseimbangan pasokan-permintaan yang semakin ketat dalam beberapa bulan mendatang, kata Phil Flynn dari Price Futures Group.
“Fundamental minyak kuat, ekspektasinya adalah pasar akan memperketat pasokan pada musim panas ini” kata Flynn.
Ahli strategi UBS, Giovanni Staunovo, mengatakan premi risiko geopolitik cenderung tidak bertahan lama jika pasokan tidak benar-benar terganggu. Ia menambahkan bahwa kapasitas cadangan yang tinggi di beberapa negara penghasil minyak dapat mengompensasi gangguan pasokan.
Kenaikan harga minyak yang berlarut-larut bisa terjadi jika Selat Hormuz, arteri minyak terpenting di dunia, terganggu atau Arab Saudi terlibat langsung dalam konflik tersebut, kata Tamas Varga dari pialang minyak PVM.
Sedangkan melimpahnya pasokan beberapa jenis minyak mentah terbesar membatasi dampak konflik terhadap minyak berjangka, demikian temuan analisis Reuters.
Di sisi ekonomi, inflasi kembali menjadi fokus, dengan komentar dari pejabat Federal Reserve dan serangkaian data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan memaksa pengurangan ekspektasi penurunan suku bunga pada pekan lalu.
“Kekhawatiran ekonomi kembali menjadi faktor bearish di pasar minyak mentah, dengan harga berada di bawah tekanan karena peningkatan besar dalam persediaan AS dan kebijakan The Fed yang hawkish yang menyebabkan dolar menguat,” kata Tina Teng, seorang analis pasar independen. Dolar yang kuat membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. (Sumber: Bisnis.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Mau Ajukan KUR via BRI? Ini Syarat dan Cara Pengajuannya Per Juni 2025
- Harga Minyak Dunia Melambung karena Perang Iran-Israel, Pertamina Segera Koreksi Harga Pertamax
- Status Pengemudi Ojek Online Bakal Jadi UMKM
- Mengenal Hunian Dekat Pusat Transportasi Bernama TOD yang Kini Didorong Tumbuh oleh Pemerintah
- PLN UP3 Yogyakarta Mencatat Ada Penambahan Lima SPKLU Tahun Ini, Berikut Lokasinya
Advertisement
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Pakar Energi UGM Sebut Konflik Iran-Israel Berdampak ke Ekonomi Indonesia
- Harga Emas Antam di Pegadaian Hari Ini, Rabu 18 Juni 2025 Turun, Termurah Rp1,054 Juta
- Mau Ajukan KUR via BRI? Ini Syarat dan Cara Pengajuannya Per Juni 2025
- Pertahankan Suku Bunga Bank 5,5 Persen, BI: Pertumbuhan Ekonomi Semester II Diprakirakan Membaik
- Helmy Yahya Beberkan Strategi Bisnis Kosmetik 2025 dalam Beautypreneur Summit Vol. 5 bersama Mash Moshem Indonesia
- Bank Indonesia Jaga Stabilitas Rupiah, Borong SBN hinggaRp124,33 Triliun
- Diluncurkan Pertengahan Maret 2025, Pengguna QRIS Tap Capai 47,8 Juta Orang
Advertisement
Advertisement