Advertisement
Serapan Tenaga Kerja DIY Capai 34.950 Orang dalam Setahun

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat sepanjang periode Februari 2024 sampai Februari 2025 terjadi tambahan penyerapan tenaga kerja sebanyak 34.950 orang.
Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan berdasarkan struktur ketenagakerjaan DIY Februari 2025 dari total penduduk 3,04 juta orang sebanyak 2,24 juta orang merupakan angkatan kerja. Sisanya 798.200 orang bukan angkatan kerja.
Advertisement
Menurutnya angkatan kerja pada Februari 2025 mengalami peningkatan sekitar 34.820 orang. Sebaliknya bukan angkatan kerja mengalami penurnan 9.840 orang. Dari 2,24 juta orang angkatan kerja, 2,17 juta orang tercatat sebagai penduduk yang bekerja.
"Artinya sepanjang periode Februari 2024-Februari 2025 terjadi tambahan penyerapan tenaga kerja 34,95 ribu orang kenaikan selama 1 tahun," ucapnya, Senin (5/5/2025).
Herum menjelaskan sisanya 71.190 orang tercatat sebagai penganggur. Jumlah penganggur turun sekitar 140 orang dari total penduduk yang bekerja 2,17 juta orang. Apabila dilihat berdasarkan jam kerja, pekerja penuh waktu sebanyak 1,46 juta orang atau 67,17%, meningkat 2,92 persen poin. Pekerja penuh waktu minimal bekerja 35 jam per minggu.
Kemudian pekerja paruh waktu atau kurang dari 35 jam seminggu, tetapi tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia menerima pekerjaan lain 577.520 orang, turun 4,10 persen poin. Lalu setengah penganggur atau bekerja kurang dari 35 jam seminggu, dan masih mencari atau menerima pekerjaan tambahan sekitar 134.520 orang atau 6,20%, naik 1,19 persen poin.
Lebih lanjut dia mengatakan, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Februari 2023- Februari 2025, jika dilihat dari Februari ke Februari, 2025 ada di posisi 73,73% meningkat dari Februari 2024 dan Februari 2023.
"Pada Februari 2025 TPAK perempuan naik 1,39 persen poin dibanding Februari 2024, sedangkan laki-laki turun dibanding perempuan pada Februari 2025 64,92% sementara tahun lalu 63,53%," jelasnya.
Dia menjelaskan untuk tingkat pengangguran terbuka (TPT) DIY pada Februari 2025 sebesar 3,18 terjadi penurunan dibandingkan Februari 2024 sebesar 3,24. Berdasarkan jenis kelamin TPT untuk laki-laku Februari 2025 sebesar 3,05, turun dibandingkan Februari 2024 yang mencapai 3,18.
Sedangkan TPT perempuan terjadi sedikit kenaikan dari 3,31 pada Februari 2024 menjadi 3,34. Kemudian TPT dilihat berdasarkan wilayah pedesaan dan perkotaan, pada Februari 2025 perkotaan mengalami penurunan dari 3,45 pada Februari 2024 menjadi 3,36. Pedesaan dari 2,65 menjadi 2,62.
"TPT di perkotaan DIY memang selalu lebih tinggi karena kompetisi kerja yang lebih tinggi dan kualifikasi dan standar pekerjaan di perkotaan juga lebih tinggi," tuturnya.
Tiga sektor terbesar dalam penyerapan tenaga kerja di DIY adalah sektor pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan. Sementara penduduk yang bekerja pada kegiatan formal sebesar 47,12% dan informal 52,88%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Tiga Alasan Bank Indonesia Menurunkan Suku Bunga Saat Ini Jadi 5,5 Persen
- Presiden Prabowo Sebut Jatah Impor BBM 40 Miliar Dolar AS Bisa Digunakan untuk Pendidikan dan Kesehatan
- Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga Acuan Menjadi 5,5 Persen
- Setelah Demo Ojol, Perwakilan FDTOI Jogja Diundang Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR
- Volatilitas Rupiah Terjaga, BI-Rate Diproyeksi Turun di RDG Mei
Advertisement

Pastikan Hewan Kurban Bebas dari Penyakit, Pemkot Jogja Rutin Lakukan Pemantauan
Advertisement

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Rupiah Hari Ini Menguat Jadi Rp16.412 per Dolar AS
- Pemerintah Klaim Serap Lelang SUN Lebih Tinggi dari Target
- Volatilitas Rupiah Terjaga, BI-Rate Diproyeksi Turun di RDG Mei
- Setelah Demo Ojol, Perwakilan FDTOI Jogja Diundang Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR
- Pemerintah Diminta Perjelas Narasi Program Tiga Juta Rumah, Anggota DPR: Sampaikan dengan Bahasa Sederhana
- Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga Acuan Menjadi 5,5 Persen
- Keputusan Bank Indonesia Memangkas BI Rate Jadi 5,5 Persen Dinilai Tepat, Ini Penjelasannya
Advertisement