Advertisement
Jumlah Angkatan Kerja Baru yang Terserap ke Dunia Kerja Mencapai 3,59 Juta
Tenaga Kerja. / Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Sebanyak 3,59 juta angkatan kerja terserap ke dunia kerja per Februari 2025.
Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar Widyasanti angka tambahan pengangguran sebanyak 83.000 orang.
Advertisement
“Tambahan penyerapan angkatan kerja yang bekerja lebih besar daripada tambahan angkatan kerja yang menganggur. Dari 3,67 juta penambahan angkatan kerja, 3,59 juta penduduk (97,73 persen) terserap sebagai penduduk bekerja,” kata Amalia, Senin (26/5/2025).
Tak hanya jumlahnya yang meningkat, Amalia mengatakan pemerataan serapan tenaga kerja juga meluas ke berbagai sektor, mulai dari industri manufaktur hingga perdagangan informal.
Sektor industri pengolahan mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam penyerapan tenaga kerja, terutama industri alas kaki, yang menyerap tambahan 200.000 pekerja baru.
Selain itu, beberapa subsektor industri lainnya juga menunjukkan performa serupa, seperti industri alat angkutan ringan (tambahan 99.900 pekerja); industri pengolahan buah dan sayur (naik 98.900 pekerja); dan industri barang dari plastik dan tembakau, yang masing-masing menyerap lebih dari 50.000 pekerja baru.
BACA JUGA: Komdis PSSI Beri Hukuman 2 Laga Kandang PSS Sleman di Liga 2 Musim Depan Tanpa Penonton
Di sektor perdagangan, lapangan kerja juga tumbuh pesat, dengan peningkatan terbesar justru terjadi di ritel nonmodern.
Beberapa di antaranya adalah perdagangan eceran makanan dan minuman bukan di supermarket (668 ribu pekerja baru); perdagangan keliling makanan dan minuman hasil industri pengolahan (193 ribu); dan PKL sayur dan bahan makanan di pasar tradisional (136.000).
Sementara itu, sektor pertanian tetap menjadi penopang utama dengan menyerap lebih dari 28 juta pekerja secara keseluruhan.
Tiga subsektor yang mencatatkan peningkatan serapan tertinggi adalah perkebunan kelapa sawit (397.000 pekerja); tanaman bahan minuman seperti teh dan kopi (357.000); dan perkebunan karet dan getah (225.000).
“Peningkatan ini sejalan dengan harga komoditas yang membaik dan ekspansi lahan perkebunan di luar Jawa,” katanya.
Selain itu, sektor jasa juga berkontribusi terhadap peningkatan lapangan kerja. Di antaranya pendidikan (89.000 tenaga kerja tambahan); kesehatan dan kegiatan sosial (naik 60.000 pekerja); transportasi dan pergudangan (tumbuh 98.000).
Amalia mengatakan, data BPS menegaskan bahwa pemulihan lapangan kerja tidak hanya terjadi di sektor tertentu, melainkan menyebar luas ke seluruh lini ekonomi nasional.
Tercatat, tingkat pengangguran terbuka (TPT) kini berada di angka 4,76%, terendah sejak tahun 1998.
“Kebijakan pemerintah dalam menjaga daya beli, mendorong investasi, serta memperkuat sektor UMKM dan pertanian menjadi faktor utama di balik tren positif ini “Bila tren ini berlanjut, pasar kerja Indonesia berpotensi menjadi lebih inklusif dan tahan banting menghadapi tantangan global,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Tebing 100 Meter Longsor, Akses di Girimulyo Kulonprogo Lumpuh
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Hadir di Forum Tekstil Global, Menperin Harap Indonesia Diuntungkan
- Penyaluran Beras SPHP di DIY Mencapai 32,86 Persen per September
- Evaluasi Setahun Pemerintahan Prabowo di Bidang Ekonomi Menurut Indef
- Konstruksi Diprediksi Masih Jadi Penopang Ekonomi DIY Triwulan III
- Ekspor Sektor Ekonomi kreatif Capai Rp215 Triliun di Pertengahan 2025
- Ekonom UGM Sebut Kebijakan Ketenagakerjaan Tambal Sulam
- Meta PHK Ratusan Karyawan Divisi AI
Advertisement
Advertisement



