Advertisement

Sepanjang 2017 Bank Kecil Alami Penurunan Laba hingga Merugi

Ropesta Sitorus
Minggu, 08 April 2018 - 13:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
Sepanjang 2017 Bank Kecil Alami Penurunan Laba hingga Merugi Ilustrasi replika uang di Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (4 - 4).Bisnis Indonesia/Abdullah Azzam

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Di tengah tren pertumbuhan laba perbankan tahun lalu, sejumlah bank kecil justu mengalami penurunan keuntungan, sebagian bahkan merugi. Terbatasnya dana pihak ketiga hingga suku bunga Bank Indonesia yang turun menjadi penyebab.

Direktur Riset Center of Reform on Economy (CORE) Piter Abdullah menilai kondisi tersebut terjadi karena industri perbankan RI masih sangat tersegmentasi. Tantangan bagi bank kecil berbeda dengan bank menengah besar, khususnya terkait dengan likuiditas dan ketergantungan kepada nasabah besar.

Advertisement

Bank kecil cenderung kesulitan likuiditas, berebut dana dengan menawarkan suku bunga yang tinggi. Tantangan ini menjadi beban besar saat Bank Indonesia menurunkan suku bunga.

“Ketika dua periode terakhir BI menurunkan suku bunga acuan, bank kecil menghadapi dilema, menurunkan suku bunga akan membuat nasabah besar mereka memindahkan dana, kalau tidak menurunkan bunga, mereka tidak bisa bersaing,” katanya saat dihubungi Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) belum lama ini.

Terbatasnya dana pihak ketiga (DPK) dan biaya dana yang tinggi, dengan suku bunga acuan BI terus turun, membuat bank menengah kecil menurunkan margin bunga bersih dan membuat keuntungan kian menipis. “Ketika bank tersebut tidak cukup efisien, dapat dipastikan bank tersebut akan merugi.”

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menyatakan bank umum kegiatan usaha (BUKU) I dan II yang berkaitan dengan sektor UMKM, memiliki pertumbuhan laba yang rendah dan NPL yang meningkat.

Bhima memprediksi persebaran laba pada 2018 tidak akan berbeda dengan tahun sebelumnya yakni didominasi oleh BUKU III dan IV, terutama akibat perbaikan kredit korporasi, konstruksi dan pembiayaan ekspor.

“Kesimpulannya prospek bank BUKU I dan II masih melambat meskipun tidak seburuk tahun lalu. Cara untuk lebih kompetitif adalah lakukan efisiensi biaya operasional karena bank kecil sulit bersaing karena belanja operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dan net interest margin (NIM) tinggi. Selain itu perlu menambah investasi baru untuk upgrade ke layanan digital dan berkolaborasi dengan tekfin.”

Berdasarkan data yang dikumpulkan JIBI, beberapa bank yang mengalami kerugian sepanjang tahun lalu. Misalnya PT Bank Of India Tbk. (BOI), dengan kerugian Rp127 miliar, lebih rendah dari jumlah kerugian pada 2016 sebesar Rp505 miliar.

Setali tiga uang, PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) baru-baru ini juga melaporkan kerugian sebesar Rp685 miliar, bertolak belakang capaian laba sebesar Rp9 miliar pada 2016. Kerugian itu akibat beberapa faktor, misalnya, turunnya pendapatan bunga dan penyaluran kredit, serta naiknya beban operasional.

Kendati tidak sampai merugi, beberapa bank juga mengalami penurunan laba seperti PT Bank Capital Indonesia Tbk. (BACA). Laba yang dibukukan pada 2017, turun 7% secara tahunan, menjadi Rp86 miliar. Penurunan itu akibat turunnya pendapatan operasional selain bunga.

PT Bank Yudha Bhakti Tbk. (BBYB) juga membukukan penurunan laba 78,7% sepanjang tahun lalu menjadi Rp14,4 miliar. Rontoknya laba tersebut disebabkan naiknya beban operasional sebesar 90% menjadi Rp304 miliar dan naiknya beban operasional sebesar 90% menjadi Rp304 miliar. 

 

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pj Walikota Jogja Singgih Raharjo Maju Pilkada, Begini Respons Pemda DIY

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 14:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement