Advertisement
Berdayakan Keluarga Rintis Bisnis Tas Kasual Warna-Warni
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Terinsipirasi dari salah satu toko daring asal luar negeri yang memberdayakan para imigran, membuat Efrida Amitasari, tergugah untuk merintis bisnis yang dapat memberikan manfaat bagi orang sekitarnya. Bisnis tas kasual yang dimulainya sejak satu setengah tahun lalu itu, kini semakin digandrungi remaja dari berbagai daerah.
Ditemui di salah satu toko di kawasan clothing store di Demangan, Efrida mengaku bisnis ini awalnya dirintis dengan menggandeng ibundanya yang kebetulan memiliki kemampuan menjahit. Terinspirasi toko daring yang mempekerjakan imigran, Efrida mencoba mengajak ibunya untuk mengembangkan usaha ini.
Advertisement
Modal awal Rp250.000 yang dirogohnya dari kocek tabungan hasil menjual pom-pom sebagai aksesori, digunakan Efrida untuk membeli lima lembar kain kanvas berbagai warna. Per lembar kain selebar satu meter mencoba dibuat beberapa desain tas.
“Ibu yang menjahit, saya yang desain dan membuat pom-pom sebagai pemanisnya. Waktu itu saya buat tiga tas, memang saat itu bentuknya belum bagus karena baru sampel. Saya foto lalu unggah ke akun Instagram. Ternyata ada yang tertarik, lalu sejak itu mulai rutin memproduksinya,” kata Efrida, Kamis (5/7).
Produk tas yang dilabeli dengan nama ByFriday ini akhirnya dipasarkan secara daring lewat akun @byfriday_ dan telah banyak diminati konsumen dari berbagai daerah di Indonesia. Warna pop yang ceria dan desain tas berbentuk bulat, menjadi ciri khas yang ditampilkan Efrida pada produknya.
Selain dipasarkan melalui toko daring, Efrida juga tak melewatkan pameran atau bazar produk kreatif. Bahkan, sebuah toko bersama yang mewadai produk-produk kreatif anak muda di kawasan Demangan, juga menjadi media pemasaran produknya.
Membidik segmen anak muda, Efrida tak mematok tinggi produk tas dan dompet buatannya. Harga satu dompet dipatoknya mulai dari Rp15.000 sampai Rp35.000. Sedangkan untuk tas dengan desain sling bag, dijual rerata dari Rp75.000 hingga Rp140.000.
“Memang sejak dulu, saya komitmen untuk membuat produk yang memang dijual seterjangkau mungkin, supaya bisa dinikmati oleh berbagai kalangan,” kata Efrida.
Kini, dalam sebulan sedikitnya Efrida bisa mengantongi omzet Rp5 juta hingga Rp8 juta. Pesanan yang semakin banyak, tak lagi hanya sang ibu yang mengerjakan bagian menjahit tas. Efrida mulai merekrut saudara yang memang memiliki kemampuan menjahit, serta satu mitra untuk membantu memenuhi pesanan tas para pelanggannya.
“Karena sekarang permintaan semakin banyak, meski kebanyakan memang datang dari penjualan via online. Untuk satu penjahit, karena ini memang industri kerajinan yang dikerjakan di sela-sela waktu, jadi pengerjaan paling tidak dua pekan, bisa menghasilkan 30-40 tas,” kata perempuan kelahiran 19 September 1994 ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satgas Pemberantasan Keuangan Ilegal Blokir 585 Situs Pinjol Ilegal
- Melemahnya Rupiah Tidak Lantas Mendorong Naiknya Kunjungan Wisman ke DIY
- Nilai Tukar Rupiah Remuk, Ini Opsi Bank Indonesia untuk Antisipasi
- Slot Perjalanan KA Yogyakarta-Gambir Ditambah, Ini Jadwalnya
- Transportasi Mudik 2024, Kereta Api Jadi Pilihan Utama
Advertisement
Disnakertrans DIY Mengklaim Kepatuhan Perusahaan Bayar THR Meningkat
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- CEO Apple Ingin Ikut Kembangkan IKN Jadi Smart City
- Nilai Tukar Rupiah Melemah Tembus Rp16.176 per Dolar AS, Disperindag DIY: Bisa Dongkrak Ekspor
- OJK Setop Kebijakan Restrukturisasi Pembiayaan Covid-19 Sektor PVML
- Tak Hanya Indonesia, Apple Berambisi Kuasai Asia Tenggara
- Serapan Gabah Saat Panen Raya Masih Rendah, Bulog Blak-blakan Penyebabnya
- 3,36 Juta Orang Naik KA, Ini Rute yang Jadi Favorit
- Nilai Tukar Rupiah Remuk, Ini Opsi Bank Indonesia untuk Antisipasi
Advertisement
Advertisement