Advertisement

25% Orang Indonesia Pernah Tertipu Saat Belanja Online, Kamu Pernah?

Dika Irawan
Selasa, 26 Juni 2018 - 20:30 WIB
Mediani Dyah Natalia
25% Orang Indonesia Pernah Tertipu Saat Belanja Online, Kamu Pernah? Ilustrasi replika uang di Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (4 - 4).Bisnis Indonesia/Abdullah Azzam

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA–Sedikitnya tiga perempat dari konsumen Indonesia pernah membeli kebutuhan secara daring. Kategori penjualan teratas adalah perjalanan, makanan dan minuman, dan elektronik. Dibalik situasi ini, eksposur terhadap tingkat penipuan kemungkinan akan meningkat. 

Hal ini adalah temuan dari Digital Consumer Insights 2018 oleh perusahaan layanan informasi di dunia, Experian, yang bekerja sama dengan riset pasar ICT dan perusahaan penasehat IDC. Laporan Digital Consumer Insights 2018 berdasarkan sebuah survei konsumen yang dilakukan di 10 pasar Asia Pacific (APac) termasuk Australia, Tiongkok, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Selandia Baru, Singapura, Thailand, dan Vietnam. 

Advertisement

Hal ini melihat bagaimana perusahaan membiayai untuk mengatasi tindak penipuan, melalui mata pelanggan mereka dan sebagai pelengkap dari laporan Fraud Management Insights 2017 yang menganalisa manajemen penipuan dari perspektif perusahaan. 

Laporan ini menemukan tingkat kenyamanan dan penipuan saling mempengaruhi. Dengan pertumbuhan platform interaksi dan transaksi yang lebih nyaman seperti pembayaran tanpa gesekan, serta tujuan bekelanjutan untuk memberikan pengalaman yang lebih baik dan mudah kepada konsumen, peluang untuk penipuan justru meningkat. 

“Indonesia adalah salah satu pasar e-commerce yang pertumbuhannya paling cepat di dunia, dengan 74 persen dari responden pernah membelia online,” kata Dev Dhiman, Managing Director, Southeast Asia and Emerging Markets, Experian Asia Pacific dalam siaran pers, Selasa (26/8/2018). 

Namun, dia menambahkan tingkat penipuannya pun tinggi, dengan rata-rata 25% orang Indonesia pernah mengalami tindak penipuan melalui berbagai macam e-commerce dan layanan, dan sekitar sepertiga (35%) dari mereka yang berpikir untuk mengganti penyedia layanan jasa ketika terjadi penipuan. 

“Sayangnya pada kenyataannya, semakin tinggi tingkat kenyamanan digital berhubungan dengan semakin tingginya eksposur terhadap tindak penipuan. Namun kami juga menemukan semakin tinggi eksposur terhadap tindak penipuan akan menyebabkan konsumen lebih memilih untuk mengadopsi langkah-langkah keamanan yang mudah digunakan seperti biometrik–yang akan memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk memastikan pengalaman yang lebih mudah kepada para konsumennya sambil mengelola tindak penipuan.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Dua SPPG di Gunungkidul Ditutup Imbas Dugaan Keracunan MBG

Dua SPPG di Gunungkidul Ditutup Imbas Dugaan Keracunan MBG

Gunungkidul
| Senin, 06 Oktober 2025, 17:07 WIB

Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya

Wisata
| Minggu, 05 Oktober 2025, 20:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement