Advertisement
China Ancam Microsoft dan Dell Jika Turuti Trump
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA – Pemerintah China mengancam Microsoft dan Dell dari Amerika Serikat dan Samsung dari Korea Selatan apabila menuruti larangan administrasi yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Peringatan itu disampaikan dalam pertemuan yang digelar pada Selasa dan Rabu, setelah Beijing mengumumkan telah membuat daftar perusahaan dan individual yang "tak dapat dipercaya", yang dianggap sebagai cara untuk membalas pemerintahan Trump karena memutuskan rantai penjualan Huawei, raksasa elektronik China, di Amerika.
Advertisement
Pembuat semikonduktor Arm of Britain dan SK Hynix dari Korea Selatan, juga diundang dalam pertemuan tersebut. Pertemuan dipimpin oleh badan perencanaan ekonomi pusat China, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional, dan dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Perdagangan dan Kementerian Industri dan Teknologi Informasi, yang menyampaikan sambutan kepada sejumlah perusahaan yang mengekspor barang ke China, menurut dua orang yang akrab dengan pertemuan itu.
New York Times sebagaimana dikutip Antara, Sabtu (8/6/2019), keterlibatan tiga badan pemerintah China menunjukkan adanya koordinasi tingkat tinggi dan kemungkinan persetujuan dari pimpinan paling atas.
Intervensi itu tampaknya dirancang untuk menggalang dukungan bagi Huawei, meskipun perusahaan itu tidak secara khusus disebutkan.
Dominic Carr, juru bicara Microsoft di Seattle, menolak mengomentari pertemuan tersebut, demikian juga Phil Hughes, seorang perwakilan untuk Arm di Austin, Texas, dan Dave Farmer, seorang juru bicara Dell di Hopkinton, Mass. Perwakilan untuk Samsung dan SK Hynix pun tidak menanggapi permintaan komentar.
Larangan pada Huawei bulan lalu mengejutkan banyak orang, karena menyerang langsung jantung ambisi teknologi China. Kini, kedua negara adidaya itu tampaknya membuat "senjata baru" untuk membidik satu sama lain.
"Situasi sekarang sangat rumit karena administrasi Trump, melalui taktik brinkmanship-nya, telah mengacaukan seluruh hubungan, komersial dan sebaliknya," kata Scott Kennedy, penasihat senior di Pusat Studi Strategis dan Internasional yang berbasis di Washington yang mempelajari kebijakan ekonomi China.
Sementara, Kepala geoteknologi di konsultan Grup Eurasia Paul Triolo menuturkan ada persepsi kuat di Beijing bahwa pemerintah AS berniat menumpulkan naiknya teknologi China. Ia juga menambahkan bahwa konfrontasi antara kedua negara itu memiliki implikasi politik besar bagi Presiden China Xi Jinping.
Presiden Xi dan partainya akan dianggap tidak mampu mempertahankan masa depan ekonomi China jika konfrontasi dengan Amerika Serikat menghancurkan Huawei dan menghempaskan rencana peluncuran teknologi nirkabel 5G, tambah Triolo.
Secara lebih luas, peringatan yang dibuat China itu juga tampaknya merupakan upaya untuk mencegah putusnya rantai pasokan yang menghubungkan ekonomi China ke seluruh dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
Advertisement
Info Stok Darah dan Jadwal Donor Darah Rabu 24 April 2024 di PMI se-DIY
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement