Advertisement
Harga Cabai Kembali Merangkak Naik

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Harga cabai untuk semua jenis terpantau mengalami kenaikan pada Senin (9/12). Permintaan pasar yang meningkat disinyalir menjadi penyebab kenaikan harga cabai.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag DIY Yanto Apriyanto mengungkapkan berdasarkan pantauan di lapangan, harga rata-rata cabai untuk semua jenis mulai merangkak naik. Kenaikan tertinggi dialami cabai rawit merah, mencapai 18% dari Rp27.333 per kilogram (kg) menjadi Rp33.000 per kg. “Harga cabai merah keriting kenaikannya 8,06 persen dari Rp19.000 per kg menjadi Rp20.667 per kg, cabai merah besar naik 4,84 persen dari Rp19.667 per kg menjadi Rp20.667 per kg, sedangkan cabai rawit hijau naik 1,52 persen dari Rp21.667 per kg menjadi Rp22.000 per kg," kata dia, Senin.
Advertisement
Ia mengungkapkan komoditas bahan pangan khususnya cabai memang mengalami kenaikan harga cukup besar. Kenaikan ini dipengaruhi permintaan pasar yang meningkat dan pengaruh cuaca hujan. Menurutnya, kenaikan ini tidak terpengaruh semakin dekatnya musim liburan Natal dan Tahun Baru.
"Untuk pengaruh Natal dan Tahun Baru sebenarnya bukan sebagai indikator karena hanya satu komoditas yang mengalami kenaikan. Natal dan Tahun Baru belum berpengaruh," kata dia.
Dia mengungkapkan untuk menjaga kestabilan harga bahan pangan di pasaran terutama menyambut Nataru, Disperindag DIY akan menggelar pasar murah. Pasar murah ini akan diadakan di halaman kantor Disperindag DIY pada 19 dan 20 Desember. Sementara untuk operasi pasar beras dilaksanakan pada 27 November hingga 16 Desember 2019. "Kami mengalokasikan 20,5 ton beras medium untuk OP beras murni di empat kabupaten dan kota. Apabila dipandang perlu kita tingkatkan kembali jumlah OP beras murninya," ujar dia.
Pangan Mencukupi
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Sasongko mengungkapkan untuk padi meskipun musim hujan mundur, beberapa daerah tetap panen. Karena itu ketersediaan padi hingga Tahun Baru aman. "Selain itu, untuk daging ayam dan sapi juga sudah siap. Berdasarkan data di lapangan, produksi bawang merah dan cabai merah cukup banyak. Sampai Tahun Baru masih aman dari sisi produksi," kata dia, Senin.
Dari sisi konsumsi ia mengatakan tetap akan ada peningkatan, tetapi tidak setinggi ketika Lebaran. "Untuk Natal tetap ada peningkatan tetapi tidak banyak karena paling wisatawan yang semakin banyak," kata dia.
Sasongko mengungkapkan musim hujan mundur dan memengaruhi musim tanam terutama daerah yang kekurangan air. Namun, ia menjamin tidak terjadi tidak akan mengganggu target produksi tahun ini.
"Terjadi pergeseran tanam. Kami berharap tidak berpengaruh di tahun akan depan. Mundurnya musim hujan berpengaruh pada masa tanam. Kita kehilangan satu musim tanam karena mundurnya luar biasa," kata dia.
Ia menyebutkan ada tiga jenis daerah berdasarkan masa taman di DIY yakni satu kali masa tanam, dua kali masa tanam dan tiga kali masa tanam. Mundurnya musim hujan diakui berdampak pada musim tanam terutama daerah yang satu kali masa tanam dan dua kali masa tanam.
"Untuk daerah yang tiga kali masa tanam justru lebih stabil karena ketersediaan air yang selalu melimpah. Yang mundur biasanya di daerah Gunungkidul terutama daerah tadah hujan dan lahan padi gogo," terang dia.
Kepala Kanwil Perum Bulog DIY Juaheni sempat mengungkapkan ketersediaan beberapa komoditas pangan yang di kuasai oleh Bulog, seperti beras, minyak goreng, gula pasir, tepung terigu, bahkan daging semua dalam kondisi cukup. Karena itu masyarakat tidak perlu khawatir akan ketersediaan bahan pangan selama Nataru. “Masyarakat tidak perlu khawatir dengan pasokan stok pangan di DIY dan sekitarnya. Kami sudah siapkan stoknya cukup untuk wilayah DIY dan sekitarnya,” jelas dia.
Ia menjelaskan stok cadangan beras Pemerintah di Gudang Bulog di seluruh wilayah kerja DIY yang meliputi eks Karesidenan Banyumas dan Kedu mencapai 40.000 ton. Jumlah ini cukup untuk empat bulan ke depan sambil menunggu masa panen pertama awal tahun 2020.
Stok komoditas selain pangan pokok seperti gula pasir, minyak goreng, tepung terigu dan daging pun sangat memadai yang rata-rata mencukupi untuk tiga hingga empat bulan ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ungkap Kecurangan Beras Oplosan, Menteri Pertanian Tak Gentar Meski Ada Intimidasi
- Menteri PKP Pastikan Aturan Penyaluran KUR Perumahan Rampung Bulan Ini
- Penerbangan Susi Air Jogja-Bandung Bakal Dibanderol Rp1,75 Juta
- Sri Mulyani Ungkap Saldo Akhir APBN 2024 Sebesar Rp457,5 Triliun
- Harga BBM Non Subsidi di Jogja Naik per Juli 2025, Pertamax Kini Rp12.500 per Liter
Advertisement

Jadwal KA Prameks Hari Ini, Minggu 6 Juli 2025, dari Stasiun Tugu Jogja hingga Kutoarjo Purworejo
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Dukung Prambanan Jazz 2025, Daop 6 Yogyakarta Hadirkan Diskon Tiket 20 Persen, Begini Cara Mendapatkannya
- Begini Cara BEI DIY Agar Investor Baru Tidak FOMO
- Waspada Penipuan Mengatasnamakan PT TASPEN Persero
- Promo Holiday Spesial Juli di Kotta GO Yogyakarta: Liburan Nyaman dan Menyenangkan
- PT KAI Daop 6 Yogyakarta Tidak Akan Menoleransi Aksi Pelemparan Kereta Api
- Kementerian ESDM Umumkan Harga Bioetanol Juli Rp10.832 per Liter
- Selalu Tepat Waktu Melayani Penerbangan Haji 2025, Lion Air Dapat Pujian dari Menteri Agama
Advertisement
Advertisement