Advertisement
Penumpang Bus Dipastikan Bayar Tiket Lebih Mahal, Berapa Harganya?
Petugas Dishub gabungan dengan sejumlah instansi melakukan pemeriksaan terhadap kendaraan pribadi berpelat nomor luar DIY dan bus AKAP yang masuk ke wilayah DIY di Lumbungrejo Tempel Sleman, Sabtu (11/4/2020), dalam rangka mengantisipasi penyebaran Covid-19. - Harian Jogja/Hafit Yudi Suprobo
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Penumpang yang akan menggunakan bus untuk tujuan tertentu dipastikan harus merogoh kocek lebih dalam. Pasalnya, setelah dipastikan beroperasi kembali, angkutan bus pun akan menaikan tarifnya mengikuti kebijakan protokol kesehatan yang mewajibkan kapasitas bus maksimal 50%.
Ketua Bidang Angkutan Penumpang Organda Kurnia Lesani Adnan menjelaskan walaupun sudah dipastikan dapat beroperasi kembali mengangkut penumpang dengan tujuan khusus yang bukan mudik, pihaknya tetap mesti mematuhi protokol kesehatan mencegah penularan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Advertisement
"Kami tetap melaksanakan sesuai ketentuan protokol Kesehatan yang sudah diatur dalam PM No.18/2020 seperti physical distancing, jadi kami hanya diperbolehkan mengisi 50 persen dari kapasitas seat yang tersedia. Harga tiket pasti ada penyesuaian dengan hal ini," jelasnya kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Jumat (8/5).
Dia menyebut kenaikan tarif dari masing-masing perusahaan otobus (PO) beragam, sangat bergantung kebijakan masing-masing perusahaan. Namun, jika dipukul rata-rata, kenaikan ongkos bus mencapai 50% dari rata-rata harga tiket biasanya.
Ambil contoh, tiket bus Jakarta-Bandung seharga Rp80.000 sekali jalan bisa meningkat menjadi Rp120.000 sekali jalan. Ini masih sangat bergantung kebijakan dan jarak tempuh masing-masing perusahaan.
Di sisi lain, kebijakan protokol kesehatan angkutan umum diantaranya, wajib mengangkut maksimal 50% dari kapasitas penuh angkutan, menjaga jarak fisik antar penumpang jika dimungkinkan lebih dari satu meter, dan para penumpang wajib dinyatakan sehat melalui keterangan sehat dokter serta wajib menggunakan masker.
Sebelumnya, Kemenhub meminta seluruh perusahaan angkutan umum memastikan awak dan penumpangnya untuk memenuhi protokol pencegahan Covid-19 saat beroperasi selama masa pandemi.
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengimbau perusahaan angkutan umum untuk melaksanakan dan mematuhi ketentuan dalam SE Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 No. 4/2020.
"Memastikan awak kendaraan bermotor umum yang bertugas memenuhi beberapa ketentuan," kata Budi seperti dikutip dalam SE Dirjen Perhubungan Darat No. HK.201/1/2/DRJD/2020, Jumat (8/5/2020).
Dia menjelaskan ketentuannya adalah awak tersebut harus memiliki surat keterangan negatif Covid-19 dari instansi yang bertanggung jawab di bidang kesehatan atau Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pada periode maksimum 14 hari setelah hasil tes keluar. Selain itu, wajib menggunakan masker dan sarung tangan selama bertugas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
SNTT 2025 Jadi Ruang Kolaborasi Riset Terapan Berdampak Nyata
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Ekonom Wanti-wanti Risiko Gagal Bayar Kopdes
- Hadir di Forum Tekstil Global, Menperin Harap Indonesia Diuntungkan
- Penyaluran Beras SPHP di DIY Mencapai 32,86 Persen per September
- Evaluasi Setahun Pemerintahan Prabowo di Bidang Ekonomi Menurut Indef
- Konstruksi Diprediksi Masih Jadi Penopang Ekonomi DIY Triwulan III
- Ekspor Sektor Ekonomi kreatif Capai Rp215 Triliun di Pertengahan 2025
- Ekonom UGM Sebut Kebijakan Ketenagakerjaan Tambal Sulam
Advertisement
Advertisement



