Advertisement
Harga Mi Instan Naik, Ini Alasan Indofood CBP (ICBP)

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Emiten konsumer PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. menyiasati kenaikan harga komoditas pada tahun ini salah satunya dengan menaikkan harga produk.
Direktur Indofood CBP Sukses Makmur Taufik Wiraatmadja menjelaskan kenaikan harga komoditas mempunyai dampak terhadap penjualan mi produksi emiten dengan kode saham ICBP tersebut.
Advertisement
“Januari tahun ini untuk mie kami sudah melakukan kenaikan harga,” kata Taufik dalam paparan publik, Jumat (8/10/2021).
Dia menjelaskan bahwa perseroan masih terus memantau pergerakan harga komoditas dengan berbagai faktor yang dipertimbangkan a.l. harga bahan baku, kondisi ekonomi, daya beli masyarakat, dan kompetisi di pasar.
Direktur Indofood CBP Sukses Makmur Mark Julian Wakeford menambahkan bahwa prospek penjualan produk perseroan akan kian meningkat ke depannya. Hal itu terbukti dengan penguatan realisasi kinerja anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) tersebut pada semester I/2021.
“Kami mengantisipasi prospek penjualan Indofood, seperti yang telah terjadi melihat kenaikan penjualan Indofood sebesar 22 persen dan Indofood CBP sebesar 20 persen pada semester I/2021,” kata Wakeford.
Wakeford menunjukkan penjualan ICBP telah tumbuh 80 persen dari sisi volume dan 20 persen dari sisi harga pada semester I/2021 secara tahunan.
Belum lagi potensi dari pasar luar negeri, Wakeford menyampaikan kontribusi Pinehill Company Ltd. yang diakuisisi perseroan tahun lalu sudah sesuai dengan harapan.
Pinehill Company Ltd. merupakan produsen mi instan dengan merk dagang Indomie berdasarkan perjanjian lisensi dengan INDF pada 2020. Pinehill memasarkan produk tersebut di Arab Saudi, Nigeria, Turki, Mesir, Kenya, Maroko dan Serbia.
Volume penjualan Pinehill mencapai 7,4 miliar paket mie per tahun. Namun, besaran ini tentunya belum mencapai separuh volume produksi mi instan ICBP yang mencapai 18 miliar paket per tahun pada 2016.
Wakeford mengatakan sejauh ini kontribusi Pinehill sudah sesuai dengan ekspektasi saat akuisisi tahun lalu.
“Laba dari Pinehill sudah inline dengan yang diharapkan saat akuisisi. Jadi kami melihat pertumbuhan yang akan kuat untuk INDF dan ICBP,” imbuh Wakeford.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2021, ICBP mencatatkan pendapatan senilai Rp28,19 miliar. Realisasi itu naik 22,35 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp23,04 triliun.
Namun, akibat kenaikan sejumlah beban, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk berkurang 4,63 persen menjadi Rp3,22 triliun dari sebelumnya Rp3,37 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- KKP Targetkan Indonesia Stop Impor Garam pada 2027
- Pengusaha Rokok Berharap Tidak Ada Kenaikan Cukai Tahun Depan
- Domain dot id Tembus 1,3 Juta Pengguna, Buka Peluang Ekonomi Baru
- Harga Minyak Mentah RI, Agustus Turun Jadi 66,07 dolar AS per barel
Advertisement
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- BI Yakin Ekonomi RI 2025 Tumbuh di Atas Titik Tengah
- Prabowo Sebut Lahan KAI Bisa Dimanfaatkan untuk Program 3 Juta Rumah
- Erick Thohir Dilantik Jadi Menpora, Kementerian BUMN Berpotensi Hilang
- Pariwisata Butuh Pembiayaan, Berharap Suku Bunga Bank Turun
- Harga Beras, Bawang, hingga Cabai Rawit Merah Turun Hari Ini
- Permintaan Kredit Belum Terpacu, Ini Kata Gubernur BI
- Pemerintah Siapkan Skema Impor BBM Satu Pintu Pertamina
Advertisement
Advertisement