Advertisement
Pertumbuhan Ekonomi 4,75%, Apindo: Proyeksi yang Cukup Konservatif
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Asosiasi Pengusaha Indonesia alias Apindo memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2022 berada di posisi 3,50 persen hingga 4,75 persen.
Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani mengatakan bahwa proyeksi itu bersifat konservatif, lantaran ketidakpastian dunia usaha di tahun depan.
Advertisement
“Di 2022 kami memprediksikan [pertumbuhan ekonomi] 3,50 sampai dengan 4,75 persen. Terus terang ini suatu proyeksi yang cukup konservatif,” kata Hariyadi dalam Seminar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2022 Indef, Rabu (24/11/2021).
Hariyadi menuturkan, target pertumbuhan itu dapat tercapai ketika pemerintah bisa menjaga tren pelandaian kurva pandemi Covid-19 hingga tahun depan.
“Faktor terkendalinya pandemi dan vaksinasi masyarakat, khususnya percepatan vaksinasi di luar Jawa-Bali menjadi poin penting bagi percepatan pemulihan ekonomi di sisa 2021 yang masih berjalan, serta di 2022 mendatang,” tuturnya.
Di sisi lain, outlook neraca perdagangan barang pada 2022 diproyeksikan surplus mencapai US$19,1 hingga 19,6 miliar.
Proyeksi itu turun drastis daripada torehan neraca dagang sepanjang Januari hingga Oktober 2021 yang mencapai US$30,81 miliar.
Sementara itu, Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kemendag Kasan Muhri mengatakan, proyeksi itu bakal dipengaruhi oleh sejumlah isu perdagangan internasional yang relatif berbeda dari tahun ini.
Misalkan, Kasan mencontohkan, isu perdagangan dan emisi karbon bakal memengaruhi sejumlah kebijakan perdagangan yang belakangan memengaruhi daya saing produk ekspor Indonesia.
“Kebijakan perdagangan karbon yang akan ditempuh oleh berbagai negara, salah satunya Uni Eropa pasti akan memengaruhi daya saing produk-produk ekspor kita yang ada kaitan dengan karbon. Ini yang menjadi catatan kita,” kata Kasan saat memberi keterangan dalam Seminar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2022 Indef, Rabu (24/11/2021).
Isu emisi karbon itu, Kasan menambahkan, bakal mengundang sejumlah negara menerapkan pembatasan perdagangan melalui kebijakan tariff barrier dan non-tariff barrier. Manuver itu dinilai bakal memengaruhi secara langsung kinerja ekspor dan impor dalam negeri.
Kendati demikian, dia menggarisbawahi, faktor penentu yang bakal memengaruhi neraca dagang Indonesia nantinya berkaitan dengan siklus komoditas. Dia mengatakan, momentum siklus komoditas tidak bakal berlangsung dalam jangka waktu yang panjang atau permanen di tengah pandemi Covid-19.
“Kami menyadari fenomena ini tidak akan permanen. Dengan demikian, kenaikan harga komoditas yang berimbas pada ekspor tidak akan permanen,” tuturnya.
Kementerian Perdagangan memproyeksikan pertumbuhan ekspor riil barang dan jasa naik mencapai 4,16 persen pada tahun 2022. Adapun, pertumbuhan ekspor non-migas diproyeksikan dapat mencapai 5,40 persen hingga 4,79 persen. Sementara itu, rasio ekspor jasa terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia mencapai 1,5 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
- Pakar UGM Sebut Anjloknya Rupiah karena Faktor Global
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
- Satgas Pemberantasan Keuangan Ilegal Blokir 585 Situs Pinjol Ilegal
- Melemahnya Rupiah Tidak Lantas Mendorong Naiknya Kunjungan Wisman ke DIY
Advertisement
Top 7 News Harianjogja.com Sabtu 20 April 2024: Normalisasi Tanjakan Clongop hingga Kuota CPNS
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Usai Libur Lebaran, Harga Cabai, Daging, Bawang Merah dan Gula Kompak Naik
- INNSiDE Yogyakarta Umumkan Pemenang Grand Prize Bu Iin
- Antisipasi Perang Iran Israel, Program Gas Murah Bakal Dilanjutkan
- PT KAI Sebut KA Joglosemarkerto Jadi Favorit saat Libur Lebaran
- Nilai Tukar Rupiah Remuk, Ini Langkah Menteri Keuangan Sri Mulyani Selamatkan Ekonomi
- Menparekraf: Pulau Bali Belum Overtourism tapi Bali Selatan Terlihat Padat
- Mark Zuckerberg Jadi Orang Terkaya Ke-3 di Dunia, Kalahkan Elon Musk
Advertisement
Advertisement