Advertisement
IMF Beri Peringatan Ekonomi Global 2023 Bakal "Gelap Gulita"
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva mengatakan ekonomi global pada 2023 akan gelap gulita lantaran menghadapi risiko resesi dan ketidakstabilan pasar keuangan.
Georgieva mengatakan prospek ekonomi global "gelap gulita" mengingat guncangan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19, perang Rusia vs Ukraina, hingga bencana iklim di semua benua. “Kami mengalami perubahan mendasar dalam ekonomi global, dari dunia yang relatif dapat diprediksi ke dunia dengan lebih banyak kerapuhan, ketidakpastian yang lebih besar, volatilitas ekonomi yang lebih tinggi, konfrontasi geopolitik, dan bencana alam yang lebih sering dan menghancurkan,” katanya dalam sebuah pidato di Universitas Georgetown di Washington, seperti dikutip dari Aljazeera, Jumat (7/10/2022).
Advertisement
Georgieva mengatakan tatanan lama, yang dicirikan oleh kepatuhan pada aturan global, suku bunga rendah dan inflasi rendah, memberi jalan kepada tatanan baru. Kondisi terkini, lanjutnya, bisa membuat negara mana pun dapat terlempar keluar jalur dengan lebih mudah dan lebih sering.
Dia mengatakan semua ekonomi terbesar di dunia, termasuk China, Amerika Serikat dan Eropa, saat ini mengalami perlambatan. Hal tersebut membuat berkurangnya permintaan ekspor dari negara-negara berkembang, yang sudah terpukul keras oleh harga pangan dan energi yang tinggi.
BACA JUGA: Rilis Akhir Tahun 2022, Cek Daftar Harga iPhone 14 yang Dijual di iBox
Isu terkait perang Rusia-Ukraina dan risiko ekonomi global akan mendominasi pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia minggu depan di Washington, DC. IMF Annual Meetings 2022 akan mempertemukan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari seluruh dunia.
IMF memperkirakan negara-negara yang menyumbang sekitar sepertiga dari ekonomi dunia akan mengalami kontraksi setidaknya dua kuartal berturut-turut tahun ini atau tahun depan. "Bahkan ketika pertumbuhan positif, itu akan terasa seperti resesi karena pendapatan riil menyusut dan harga naik," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Luhut Bentuk Tim Khusus
- Airlangga Nilai Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain
- Nilai Tukar Rupiah Remuk Akibat Konflik Iran-Israel, Ini Proyeksi Ekonom
- Kadin DIY: Pelemahan Rupiah Dongkrak Ekspor Bagi yang Bahan Bakunya Lokal
Advertisement
Jadwal Pemadaman Jaringan Listrik di Kota Jogja Hari Ini, Cek Lokasi Terdampak di Sini
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Tren Perlintasan Penumpang di Bandara Soetta Naik 10 Persen di Lebaran 2024
- InJourney Dukung Japanese Domestic Market di Sirkuit Mandalika
- Transaksi Rupiah di Lintas Negara Naik 100 Persen
- Harga Bawang Merah Naik 100 Persen, Ini Penyebabnya
- BI Rate Naik, Ekonom Berharap Bunga KUR Tak Ikut Naik
- IHSG Ditutup Melemah, Ini Tanggapan BEI DIY
- Kenaikan BI Rate 25 Basis Poin, Respon Kadin DIY: Keputusan Moderat
Advertisement
Advertisement