Advertisement
Jepang dan Inggris Masuk Jurang Resesi Ekonomi

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA–Menyusul Jepang, perekonomian Inggris jatuh ke dalam resesi. Pada paruh kedua tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Inggris jauh dari target yang ditetapkan Perdana Menteri Rishi Sunak.
Melansir Reuters, dan dikutip dari Bisnis.com, jaringan Harianjogja.com, produk domestik bruto (PDB) Inggris mengalami kontraksi sebesar 0,3% dibandingkan kuartal sebelumnya pada kuartal IV/2023. Inggris masuk ke dalam resesi teknis setelah pada kuartal sebelumnya juga mengalami kontraksi 0,1%.
Advertisement
Kontraksi kuartal keempat lebih dalam daripada perkiraan semua ekonom dalam jajak pendapat Reuters, yang menunjukkan penurunan 0,1%.
Para investor meningkatkan ekspektasi mereka pada Bank of England (BoE) yang akan memangkas suku bunga tahun ini dan para pelaku bisnis meminta lebih banyak bantuan dari pemerintah dalam rencana anggaran yang akan dirilis pada tanggal 6 Maret 2024.
BACA JUGA: Dewas Ungkap 'Lurah' yang Koordinir Pungli di Rutan KPK
Inggris bergabung dengan Jepang di antara negara-negara G7 yang mengalami resesi, meskipun resesi ini kemungkinan akan berlangsung singkat dan dangkal menurut standar historis. Kanada belum melaporkan data PDB untuk kuartal IV/2024.
Perekonomian Inggris hanya 1% lebih tinggi dari levelnya pada akhir 2019, sebelum pandemi Covid-19 melanda, hanya Jerman di antara negara-negara G7 yang bernasib lebih buruk.
Sunak berjanji untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebagai salah satu janji utamanya kepada para pemilih tahun lalu. Partai Konservatif yang dipimpinnya telah mendominasi politik Inggris selama hampir tujuh dekade terakhir, dengan reputasi sebagai partai yang memiliki kompetensi di bidang ekonomi.
Namun Partai Buruh kini lebih dipercaya dalam bidang ekonomi, menurut jajak pendapat.
Para analis mengatakan rumah tangga Inggris diproyeksi mengalami penurunan standar hidup untuk pertama kalinya antara satu pemilihan umum nasional dengan pemilihan umum berikutnya sejak Perang Dunia II.
Wakil kepala ekonom Inggris Capital Economics Ruth Gregory mengatakan bahwa angka-angka PDB memiliki signifikansi politik yang lebih besar daripada ekonomi, dengan para pemilih yang akan memilih anggota parlemen di dua daerah pemilihan pada hari Kamis.
"Berita bahwa Inggris tergelincir ke dalam resesi teknis pada tahun 2023 akan menjadi pukulan bagi perdana menteri pada hari ketika ia menghadapi prospek kalah dalam dua pemilihan sela," kata Gregory seperti dikutip Reuters, Kamis (15/2/2024). (Sumber: Bisnis.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Harga Minyak Dunia Melambung karena Perang Iran-Israel, Pertamina Segera Koreksi Harga Pertamax
- Status Pengemudi Ojek Online Bakal Jadi UMKM
- Mengenal Hunian Dekat Pusat Transportasi Bernama TOD yang Kini Didorong Tumbuh oleh Pemerintah
- PLN UP3 Yogyakarta Mencatat Ada Penambahan Lima SPKLU Tahun Ini, Berikut Lokasinya
- 10 KA Jarak Jauh Berhenti di Jatinegara pada 15 Juni 2025
Advertisement

Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini 18 Juni 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan, dan Maguwo
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Antam di Pegadaian Hari Ini 17 Juni 2025 Naik, 1 Gram Dibandrol Rp2,024 Juta
- BPR Berguguran, Per Maret 2025 Tercatat Ada 1.345 Bank Perkreditan Rakyat
- Dampak Perjanjian IUAE-CEPA, Ekspor DIY ke Timur Tengah Naik 20%
- 99,18% Penduduk Terdaftar JKN, Pemda DIY Perkuat Komitmen Pertahankan UHC
- Libur Sekolah, Pertamina Jamin Ketersediaan BBM dan Elpiji di DIY Tetap Aman
- Bikin Manufaktur RI Rentan, Pemerintah Waspadai Tensi Geopolitik Dunia
- Status Pengemudi Ojek Online Bakal Jadi UMKM
Advertisement
Advertisement