Advertisement

Pak Jede, Dekatkan Klatak kepada Pencintanya di Jogja

Media Digital
Minggu, 10 Maret 2024 - 20:07 WIB
Arief Junianto
Pak Jede, Dekatkan Klatak kepada Pencintanya di Jogja Suasana Warung Pak Jede. - Istimewa

Advertisement

SLEMAN—Destinasi wisata di Jogja tersebar di banyak daerah. Agar mendekatkan wisatawan dalam menikmati sate klatak, warung ini berusaha mendekatkan diri di sekitar kota, bukan di Bantul.

Latar belakang munculnya Warung Sate Klatak dan Bakmi Jawa Pak Jede sederhana saja. Mendekatkan sate klatak khas Jogja agak ke tengah kota. Sehingga wisatawan tidak perlu jauh-jauh harus ke Bantul, tempat yang memang pusatnya sate klatak. Berawal dari pemikiran itu, lahirnya Warung Sate Klatak dan Bakmi Jawa Pak Jede di Nologaten, Condongcatur, Depok, Sleman pada September 2013.

Advertisement

Harapannya, wisatawan yang sedang berada di Malioboro, Tugu Jogja, atau Kaliurang, bisa lebih dekat misal ingin mencicipi sate klatak. Lokasi yang berada di dekat Jalan Jogja-Solo juga bisa menjadi tempat makan orang-orang yang ingin pulang berlibur, yang menggunakan jalur tersebut.

Mungkin pemikiran yang sama muncul juga di pengusaha kuliner lain. Namun ada risiko yang juga tidak kecil, membuka jenis kuliner di luar dari pusatnya. Head Outlet Sate Klatak dan Bakmi Jawa Pak Jede Nologaten, Bangkit Kurniawan, mengatakan perlu promosi yang gencar untuk mengenalkan warung sate klatak di tengah kota.

“Orang tahunya sate klatak itu asli Bantul, kok ada di kota sih? Apa cuma sate klatak ecek-ecek dan tiruan? Kami hadir untuk mempersingkat waktu, pengin sate Klatak enggak harus ke Bantul, bisa di sini yang lebih deket dari kota, efisiensi waktu,” kata Bangkit, Kamis (25/1/2024). “Sempat harus promosi ke jalan-jalan, sebarin brosur ke lampu merah, banyak turun ke lapangan, kasih sampel, dan sebagainya.”

Menyebar brosur masih cukup umum di tahun-tahun tersebut. Meski sudah ada media sosial, tetapi penyebarannya belum begitu masif. Tidak cukup dengan brosur, Warung Sate Klatak dan Bakmi Jawa Pak Jede juga banyak memberikan diskon bagi pelanggan.

Ternyata membuka warung yang tidak berada di ‘pusatnya’ cukup menantang. Pelanggan di awal-awal masih sepi. Terlepas dari berapapun orang yang berkunjung, Bangkit mengatakan apabila kualitas makanan tetap dijaga. Sudah ada resep yang menjadi acuan para pemasak untuk mengolah berbagai menu di sini.

Khas Jogja

Secara perlahan, konsumen di Warung Sate Klatak dan Bakmi Jawa Pak Jede bertambah dari hari ke hari. Terlepas di mana pun lokasi warungnya, wisatawan tetap menganggap sate klatak merupakan khas Jogja. Sehingga banyak yang kemudian tetap datang ke warung ini, meski tidak ke pusatnya di Bantul.

“Memang kami menjual makanan yang berciri khas Jogja, klatak dan bakmi. Konsep warungnya yang lebih dinamis, dalam arti enggak keliatan warung banget, tapi enggak ngurangin sisi aslinya [dalam hal resep makanan],” kata Bangkit.

Warung Sate Klatak dan Bakmi Jawa Pak Jede memperhatikan kualitas makanannya, terutama dari sisi bahan baku. Kambing yang menjadi bahan baku sate berusia sekitar 5-7 bulan. Ada juga pengecekan tekstur dan rasanya. Apabila sudah terlalu alot, kambing akan dikembalikan, untuk diganti dengan yang empuk. Semua bahan baku kambing berasal dari peternak lokal. “Kami bangun kerja sama dengan warga lokal,” katanya.

Setelah tertatih di awal-awal berdiri, penjualan Warung Sate Klatak dan Bakmi Jawa Pak Jede semakin membaik memasuki tahun 2017. Ada pula pembukaan satu cabang warung yang sama. Sayangnya, penjualan kembali menurun saat pandemi Covid-19. Cabang warung juga terpaksa harus tutup.

Meski ada penurunan penjualan, warung ini bisa bertahan menghadapi pandemi. Penjualan yang juga merambah ke online membuat dapur kembali menggeliat. Kemitraan dengan Gojek dalam Gofood juga membuat penjualan meningkat secara bertahap. Warung Sate Klatak dan Bakmi Jawa Pak Jede rutin mengikuti program Gofood dalam memberikan promo pada konsumen.

Warung ini memberi informasi promo di aplikasi Gofood, yang bisa masyarakat lihat saat sedang mengecek atau mencari-cari makanan di laman tersebut. “Kalau ada event promo atau paketan dari Gofood, kami rutin ikut. Untuk lebih menarik orang juga, kami membuat inovasi paketan, langsung sekaligus minum atau makanan lainnya, biar enggak monoton. Promo berpengaruh ke penjualan,” katanya. “Apalagi sekarang orang-orang misal ujan atau panas dikit, enggak mau jalan, milih pesen makan lewat Gofood. Manfaat banget join Gofood.”

Penjualan yang merambah ke online meningkatkan omzet hingga 20%. Dalam sehari, misal sedang hujan, melalui Gofood bisa ada 25 pesanan. Order melalui online bisa lebih meningkat lagi saat momen-momen khusus seperti Tahun Baru atau Natal.

Gadis Klatak

Peningkatan ini yang membuat sejak 2022, ada pembukaan empat cabang Warung Sate Klatak dan Bakmi Jawa Pak Jede di Jakarta dan satu cabang di Tangerang. Khusus untuk cabang Nologaten, dalam sehari bisa menghabiskan 4-5 daging kambing.

Itu di hari-hari biasa. Sementara untuk hari besar, semisal liburan atau sejenisnya, produksi makanan di sini bisa menghabiskan 10-13 ekor kambing. “Konsumen loyal kami kebanyakan wisatawan dari luar kota, seperti Surabaya, Jakarta, dan Semarang,” kata Bangkit.

Meningkatnya penjualan seiring sejalan dengan biaya pemasaran yang juga bertambah. Saat ini ada tim digital yang memproduksi berbagai iklan, termasuk dalam bentuk video. Belum lama ini, setelah viralnya series Gadis Kretek, tim pemasaran Warung Sate Klatak dan Bakmi Jawa Pak Jede membuat parodi berjudul Gadis Klatak.

Ternyata video tersebut viral dan banyak mendapat tanggapan masyarakat. Namun Bangkit mengatakan pemasaran tetap perlu dibarengi dengan kualitas masakan dan juga kebersihan tempat makan. “Kami selalu konsisten dengan standar yang tertentu, lebih utama di usaha kuliner, kebersihan area juga penting. Percuma makanan enak kalau tempatnya kotor,” kata Bangkit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Joko Pinurbo Berpulang, Okky Madasari : Karyanya Akan Selalu Relevan

Bantul
| Sabtu, 27 April 2024, 15:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement