Advertisement

Tupperware Bangkrut dan Ajukan Pailit, Ini Alasannya

Restu Wahyuning Asih
Rabu, 18 September 2024 - 21:07 WIB
Maya Herawati
Tupperware Bangkrut dan Ajukan Pailit, Ini Alasannya Salah satu produk Tupperware. / Tupperware.co.id

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTATupperware Brands sedang mempersiapkan pengajuan kepailitan secepatnya pada pekan ini.  Dilansir dari Bloomberg dan dikutip Bisnis.com jaringan Harianjogja.com, informasi tersebut didapat dari sumber yang mengetahui soal masalah ini.

Rencana tersebut menyusul upaya perusahaan selama bertahun-tahun untuk bertahan di tengah pelemahan permintaan.

Advertisement

Pihaknya kemudian berencana meminta perlindungan dari pengadilan setelah tidak mampu memenuhi ketentuan utang.

Tupperware juga meminta bantuan dari penasihat hukum dan keuangan, demikian informasi dari sumber yang meminta tidak dipublikasikan identitasnya.

Pada saat yang sama, saham Tupperware terpantau anjlok lebih dari 50% pada perdagangan pukul 03.53 PM waktu New York. Persiapan kepailitan ini menyusul upaya negoisasi yang berlarut-larut antara Tupperware dengan para pemberi pinjaman.

Diketahui, perusahaan ini memiliki utang lebih dari US$700 juta. Para kreditur sepakat pada tahun ini untuk memberikan sedikit ruang bernapas atas persyaratan pinjaman yang dilanggar, tetapi kondisi Tupperware terus memburuk.

Meskipun demikian, rencana pengajuan kepailitan itu belum final dan dapat berubah. Saat dimintai konfirmasi, pihak Tupperware menolak berkomentar.

Adapun melansir dari Reuters seperti dikutip Bisnis.com, perusahaan juga kesulitan memenuhi kebutuhan dengan adanya lonjakan biaya bahan baku penting seperti resin plastik, serta tenaga kerja, setelah pandemi Covid-19.

BACA JUGA: Tol Jogja-Solo Segmen Kartasura-Klaten Diresmikan Besok, Ini Serangkaian Tes Uji Laik yang Dilakukan

Perusahaan produk penyimpanan yang terkenal dengan wadah warna-warni ini pun tak kuasa membendung penurunan penjualan, yang terjadi setelah lonjakan singkat selama pandemi ketika orang lebih banyak memasak di rumah dan beralih ke wadah plastik kedap udara untuk menyimpan makanan.

Pada bulan Agustus, Tupperware telah menimbulkan keraguan besar mengenai kemampuannya untuk mempertahankan kelangsungan usahanya untuk keempat kalinya sejak November 2022 dan mengatakan bahwa mereka menghadapi krisis likuiditas.

Perusahaan ini mencatatkan perkiraan aset senilai US$500 juta hingga US$1 miliar dan perkiraan kewajiban sebesar US$1 miliar-US$10 miliar, menurut pengajuan kebangkrutan di Pengadilan Kebangkrutan AS untuk Distrik Delaware.

Lalu sebelumnya di bulan Juni, perusahaan juga membuat rencana untuk menutup satu-satunya pabriknya di AS dan memberhentikan hampir 150 karyawan.

Pada tahun lalu, perusahaan tersebut mengganti Kepala Eksekutif Miguel Fernandez dan beberapa anggota dewan sebagai bagian dari upaya untuk membalikkan keadaan bisnis, dengan menunjuk Laurie Ann Goldman sebagai CEO baru.

Tupperware pada tahun 1946 memperkenalkan produk plastiknya kepada publik setelah pendirinya Earl Tupper menemukan segel kedap udara yang fleksibel. Merek tersebut melejit dan terkenal di Amerika dan sebagian besar dijual melalui ibu-ibu di pinggiran kota.

Perusahaan ini terus beroperasi selama hampir 80 tahun dan sangat bergantung pada penjualan langsung oleh sejumlah besar vendor amatir, dengan jumlah penjual independen yang tercatat dalam pengajuan peraturan mencapai lebih dari 300.000 orang hingga tahun 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Dua Masjid Ramah Kelompok Rentan di Kulonprogo Ikut Lomba

Kulonprogo
| Kamis, 19 September 2024, 21:37 WIB

Advertisement

alt

Menikmati Keindahan Alam dan Sungai di Desa Wisata Srikemenut Bantul

Wisata
| Rabu, 18 September 2024, 10:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement