Advertisement
DPKP DIY Sebut Kenaikan Harga Kopi Dampak Kemarau Panjang
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY menyebut kenaikan harga kopi disebabkan oleh tingginya permintaan, namun dari sisi suplai sedikit. Hal ini dikarenakan terjadinya kemarau panjang.
Kabid Perkebunan DPKP DIY, Haniah Anna Susanti mengatakan tidak hanya di DIY, harga kopi dunia juga naik. Brazil sebagai negara penghasil kopi terbesar juga mengalami gagal panen.
Advertisement
"Kenaikan sudah mulai musim panen 2023. Musim panen di Mei sampai Agustus," ucapnya, Jumat (27/9/2024).
Di sisi lain menurutnya sebagai pendamping petani kopi kenaikan harga ini menjadi angin segar. Saat ini harga biji kopi basah petik merah mencapai Rp12.000-Rp15.000 per kg.
"Kami senang karena ada nilai tambah yang tinggi bagi petani kita," lanjutnya.
Lebih lanjut dia mengatakan Kulonprogo menjadi kabupaten penghasil kopi terbesar di DIY, disusul Kabupaten Sleman. Prosuksinya pada 2023 untuk kopi robusta di Kulonprogo sebesar 1.783,27 ton dan Sleman sebesar 65,98 ton.
BACA JUGA:Jangan Salah, DIY Punya Varietas Kopi Sendiri, Bagaimana Nasibnya di Pasaran?
Kemudian untuk kopi arabika dari Kulonprogo sebesar 15,94 ton, dan Sleman sebesar 6,74 ton. "Kalau data perkebunan 2024 kami baru mau menyusun angka sementara."
Kopi bubuk masuk ke dalam lima komoditas penyumbang inflasi DIY pada Agustus 2024 sebesar 0,05% secara bulanan (month-to-month/mtm). Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati mengatakan ini baru kali pertama kopi bubuk masuk ke dalam lima besar komoditas penyumbang inflasi DIY, meski kenaikan harga kopi bubuk sudah terjadi sejak April 2024.
Herum mengatakan harga dunia untuk kopi bubuk juga mengalami kenaikan. "Jadi kopi bubuk ini baru bulan Agustus masuk kelima kelompok inflasi di DIY," kata Herum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Mendag Sita 11.000 Ton Siku Baja Tanpa SNI Senilai Rp11 Miliar
- Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia Diklaim Mampu Menarik Investasi dari Jepang
- Harga Rokok di Indonesia Disebut Terlalu Murah, Picu Banyaknya Perokok
- Wuih! Bank Dunia Sebut Harga Beras di Indonesia Termahal se-Asia Tenggara
- Momen 5 Tahun Transformasi BUMN, PLN Lakukan Penyalaan Pertama Bantuan Pasang Baru Listrik di DIY
Advertisement
Wuih! Ular Sanca 5 Meter Akhirnya Berhasil Dievakuasi dari Kolam Ikan di Banguntapan
Advertisement
Solo Traveling sedang Tren, Ini 5 Negara Terbaik bagi Para Solo Traveler
Advertisement
Berita Populer
- Jumlah Pekerja Kena PHK Bertambah 6.000 Orang Lebih, Sektor Ini Terbanyak
- Memperluas Literasi APBN, DJPb DIY Kerjasama dengan UPN Veteran Yogyakarta
- Jumlah Tabungan Masyarakat Indonesia Terus Merosot, Indikator Ekonomi Kian Lemah
- Peluang Insentif Mobil Bioetanol, Ini Respons Toyota
- Harga Bawang Merah Hari Ini Melonjak, Cabai Rawit Ikut Mahal
- Enam Usulan KEK Baru Disetujui dengan Target Invetasi Rp1.089 Triliun
- Investor Saham di Pasar Modal Indonesia Tembus 6 Juta SID
Advertisement
Advertisement