Advertisement

Daya Beli Turun, Utang Paylater Justru Melonjak

Akbar Evandio
Rabu, 09 Oktober 2024 - 18:47 WIB
Arief Junianto
Daya Beli Turun, Utang Paylater Justru Melonjak Paylater - Ist

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Meski secara makro, perekonomian nasional tengah turun yang ditandai dengan melemahnya daya beli, angka pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL/Paylater) justru melonjak.

Perusahaan pembiayaan PT Indodana Multi Finance atau Indodana Finance membeberkan tantangan lini usaha Buy Now Pay Later (BNPL) seusai mencatatkan pertumbuhan signifikan 89,20% (year-on-year/yoy) Agustus 2024 lalu.

Advertisement

Setidaknya 3 bulan sejak Juni 2024 piutang pembiayaan BNPL Perusahaan Pembiayaan (PP) konsisten mencetak pertumbuhan dua digit. Masing-masing tumbuh 47,81% (yoy) menjadi Rp7,24 triliun pada Juni, kemudian tumbuh 73,55% (yoy) menjadi Rp7,81 triliun pada Juli, dan kembali tumbuh 89,20% (yoy) menjadi Rp7,99 triliun pada Agustus.

Padahal secara makro ekonomi sedang terjadi penurunan daya beli masyarakat. Hal itu tercermin dalam deflasi 5 bulan beruntun sejak Mei hingga September ini. "Tetapi faktanya sekarang BNPL tumbuh terus. Di data OJK hal itu [penurunan daya beli] tidak tercermin karena [BNPL] terus tumbuh," kata Direktur Indodana Multi Finance, Iwan Dewanto, Rabu (9/10/2024).

Dengan situasi tersebut, Iwan menyebut proses credit scoring menjadi hal yang benar-benar harus diperhatikan. Menurutnya hal ini bisa menjadi tantangan ke depan.

Sementara dalam periode pembiayaan BNPL yang menanjak tersebut, rasio kredit bermasalah atau nonperforming financing (NPF) relatif tetap terjaga di bawah ambang batas sesuai ketentuan OJK.

NPF gross BNPL perusahaan pembiayaan dari Juni hingga Agustus 2024 masing-masing 3,07%, 2,82%, dan membaik di level 2,52%. "Skoring-nya yang harus kami jaga sehingga yang terjaring orang-orang yang memang punya kemampuan membayar. Kredit skoring itu ada yang sifatnya anomali," kata Iwan.

BACA JUGA: Utang Paylater Membengkak, OJK Minta Jangan Promosikan ke Anak Muda yang Belum Bekerja

Selain itu, yang menjadi tantangan pertumbuhan penyaluran BNPL perusahaan pembiayaan adalah semakin banyaknya pemain sehingga akan ada persaingan pasar, serta juga ada tantangan tentang keamanan data.

Meski begitu Iwan memastikan perusahaan pembiayaan yang menjalankan lini bisnis BNPL sudah mematuhi semua ketentuan OJK, baik dari sisi tata kelola sampai manajemen risiko.

Pertumbuhan positif di industri itu juga selaras dengan pertumbuhan penyaluran BNPL Indodana. Meski enggan menyebut angkanya, Iwan memastikan Indodana mencatatkan pertumbuhan dua digit dengan NPF di bawah 2,5%. "Intinya kami tumbuh sehat, pertumbuhan disbursement dua digit, outstanding juga tumbuh dua digit, laba bersihnya juga. Ini di semester 1/2024. [Sampai akhir tahun ini] kami optimis bisa terus tumbuh 2 digit," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Prakiraan Cuaca Jogja dan Sekitarnya Kamis 10 Oktober 2024: DIY Cerah Berawan

Jogja
| Kamis, 10 Oktober 2024, 05:37 WIB

Advertisement

alt

Bikin Seru Staycation Anda di Oktofest Super Sale Hotel Grand Rohan Jogja

Wisata
| Senin, 07 Oktober 2024, 11:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement