Penurunan BI Rate Tak Serta Merta Turunkan Bunga Kredit, Ini Penjelasan BI DIY..
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA— Bank Indonesia (BI) Perwakilan DIY menjelaskan penurunan suku bunga acuan atau BI Rate tidak selalu diikuti penurunan suku bunga kredit. BI Rate turun menjadi 6% pada September 2024 lalu, dan sampai bulan ini masih ditahan di posisi yang sama.
Kepala BI Perwakilan DIY, Ibrahim menjelaskan saat ini instrumen BI lebih variatif. Naik turunnya suku bunga, tujuannya untuk menjangkau portofolio investasi dari asing. Sehingga surat berharga negara bisa lebih bersaing secara internasional.
BACA JUGA: Resmi! BI Rate Tetap Dipertahankan 6%
Ia menyebut BI punya kebijakan makroprudensial yang longgar. Memberikan dukungan likuiditas kepada perbankan untuk tetap bisa memberikan kredit kepada masyarakat. Bahkan BI memberikan insentif bagi perbankan yang bisa menyalurkan kredit dengan tambahan nilai tertentu.
"Jadi disinilah instrumen kebijakan BI yang semakin variatif," ucapnya, Sabtu (23/11/2024).
Ibrahim menjelaskan kondisi ini berbeda dengan dulu, di mana naik turunnya suku bunga menjadi penanda suku bunga kredit ketat dan longgar. Berbeda dengan sekarang di mana kebijakan moneternya naik turun tetapi di makroprudensialnya masih longgar.
Lebih lanjut dia mengatakan, perbankan bahkan masih bisa berekspansi dan mendapatkan insentif. "Gak serta merta karena yang suku bunga moneter lebih untuk menjangkau portofolio investasi dari pemain investor asing," jelasnya.
BI menahan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 6%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI 19-20 November 2024.
Sekretaris Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Yogyakarta, Y. Sri Susilo mendukung keputusan ini. Dia mengatakan belakangan ini inflasi relatif tidak terlalu bergejolak. Kemudian nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak terlalu fluktuatif, meski masih tinggi tapi ada di interval yang ajeg.
Kemudian untuk faktor eksternal variabel suku bunga Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) juga relatif tidak banyak berubah. Dia menyebut faktor internal dan eksternal ini menjadi pertimbangan rasional keputusan BI menahan suku bunga. "Saya pribadi sependapat, setuju dengan keputusan Gubernur BI," ucapnya.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ribuan Orang Teken Petisi Tolak PPN 12 Persen
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 November Naik Signifikan, Rp1.498 Juta per Gram
- Garuda Indonesia Dukung Rencana Pemerintah Turunkan Harga Tiket Pesawat
- Dampak Aksi Boikot 47 Gerai KFC Tutup, 17 Restoran Pizza Hut Berhenti Beroperasi
- Harga Emas Antam Hari Ini 18 November 2024 Naik Signifikan, Rp1.476 Juta per Gram.
Advertisement
Tahun Ini Hanya Digelar Sekali, STTKD Mewisuda 691 Lulusan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Road to Hakordia, Stan Inspektorat DIY Hadir di Jogja Ekraf Week 2024
- Tarif Pelayanan Penumpang Dipangkas 50% selama Libur Natal dan Tahun Baru
- Indonesia Segera Realisasikan Investasi US$8,5 dari 10 Perusahaan di Inggris
- Harga Emas Antam Naik Rp21.000 Hari Ini, Sabtu 23 November 2024, Pergram Dibanderol Rp1.541.000
- Kiprahnya Diakui Hingga Internasional, Contact Center PLN Site Semarang Siap Layani Masyarakat Jelang Nataru
- OJK DIY: Ada 7 Alasan Pelajar dan Mahasiswa Mudah Terjerat Judi Online
- Penurunan BI Rate Tak Serta Merta Turunkan Bunga Kredit, Ini Penjelasan BI DIY..
Advertisement
Advertisement