Advertisement
Bekerja dari Pohon ke Pohon
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pohon dan bangunan perlu selaras dan tidak saling menghancurkan. Jasa Potong Pohon Pangkas Pohon Spesialis Jogja mengharmonisasi alam dan bangunan sesuai permintaan konsumen.
Perjalanan karier kadang kala tidak linier. Lulus dari SMK 3 Yogyakarta bidang Teknik Informatika tahun 2012, Devi Weka memulai pekerjaannya di bidang jasa angkut. Dengan naik turunnya orderan, serta dinamika jasa angkut, dia menjalankan usaha tersebut.
Advertisement
Sayangnya, di salah satu perjalanan menggunakan mobil yang Weka ambil dengan kredit, terjadi kecelakaan. Ada orang yang menabrak mobil angkut Weka. Perusahaan yang memberikan kredit tidak menerima permintaan Weka untuk menunda pembayaran. Alhasil dia memberikan mobil tersebut, sebagai itikad baik.
Di masa menganggur itu, Weka mendapat permintaan dari tetangga untuk membersihkan kebun. “Dulu enggak sengaja, karena di rumah kakak punya senso (mesin potong kayu). Terus dari orang sebelah rumah disuruh bersihin kebun, ternyata berkelanjutan, karena tahu ada senso. Setelahnya disuruh nebang pohon,” kata Weka, saat ditemui di sela-sela bekerja di Hotel Sriwedari, Sleman, Jumat (17/1/2025).
Momen tidak sengaja itu berlangsung tahun 2017. Sejak itu, permintaan membersihkan kebun atau memotong pohon pada Weka terus berdatangan. Tidak setiap hari, namun cukup intens. Weka tidak belajar memotong pohon secara formal, namun lebih ke autodidak. “Enggak ada yang ngajarin, setelah berjalan beberapa bulan, ketemu senior [di bidang jasa potong pohon] baru tambah lagi ilmunya,” katanya.
Tidak Takut Ketinggian
Modal utama membuka jasa tebang pohon, menurut Weka, yaitu berani memanjat dan tidak takut ketinggian. Ini krusial, lantaran pekerjaan utama ya memanjat pohon, yang tingginya bisa bervariasi. Jenis dan ketinggian pohon juga menjadi unsur yang Weka gunakan untuk memperkirakan durasi pengerjaan.
Saat ini, dalam menjalankan usahanya, Weka memanfaatkan media sosial dan Google Maps dengan nama Potong Pohon Pangkas Pohon Spesialis. Setelah menghubungi kontak yang tertera, Weka akan meminta foto atau video pohon dan kondisinya sekitarnya. Apabila dirasa rumit, maka dia akan survei langsung ke lokasi.
Weka berusaha tidak mematok harga terlalu mahal, dia lebih ingin mencari banyak langganan. “Hitungannya harian, misal kondisi pohon standar seperti ini, estimasinya tiga hari. Misal pohonnya enggak tinggi banget, per hari sekitar Rp150.000. Kalau tergolong tinggi, maka Rp200.000,” kata Weka.
Saat pengerjaan lebih lama dari estimasi awal dan kesepakatan, maka kerugian operasionalnya Weka yang menanggung. Tidak ada biaya tambahan. Di samping biaya pemotongan pohon, Weka juga menerima jasa pembuangan batang pohon dan rantingnya. Satu truk berbiaya Rp350.000 dan mobil jenis pick up sekitar Rp300.000. Biasanya konsumen menyewa jasa tebang sekaligus buang pohon.
Dalam sebulan, pengerjaan bisa sampai 28 hari kerja. Kadang libur hanya dua hari dalam sebulan. “Kalau musim hujan tambah ramai, enggak pernah libur. Kalau mau libur atur jadwal sendiri,” katanya. “Tapi kami kerjanya dibuat seneng aja, kalau lagi enggak fit badannya, libur aja, bilang ke konsumen minta maaf enggak bisa hadir, karena capek.”
Sejauh ini, pemesan bisa berasal dari banyak kalangan. Weka sering mendapat orderan dari hotel, kampus, perumahan, tukang taman, proyek tertentu, hingga secara individual. Dia lebih banyak menangani jasa tebang pohon di wilayah Kota Jogja, sementara jasa tebang pohon lain lebih banyak di pinggiran Jogja. Sehingga ada semacam pembagian wilayah kerja.
Jujur dan Tanggung Jawab
Bisa manjat dan tidak takut ketinggian saja ternyata belum cukup. Untuk membuka jasa tebang pohon, lanjut Weka, perlu kejujuran dan tanggung jawab. Jujur terkait harga dan gambaran operasional tebang pohon. Tanggung jawab semisal ada kerusakan selama proses tebang pohon.
Tidak jarang posisi pohon atau rantingnya berdekatan dengan atap, tembok, atau kabel. Jadi perlu teknik khusus agar pohon tidak jatuh ke atap atau merusak tembok. Meski sangat jarang, Weka pernah tidak sengaja merusak tembok saat menyeret pohon. “Dulu pernah [ngerusak] pager sekolahan, padahal teknisnya udah bener. Kami benerin juga [setelah itu],” kata Weka, yang saat ini berusia 33 tahun.
Sementara untuk memotong pohon yang berdekatan dengan kabel listrik, Weka akan bekerja sama dengan PLN. Dia meminta pemutusan aliran listrik selama beberapa jam. Tidak ada biaya tersendiri alias gratis untuk memutus aliran listrik. Justru ini lebih memudahkan PLN, untuk menghindari risiko ranting pohon merusak kabel.
Tanggung jawab dalam menjalankan usaha, termasuk dalam mengeksekusi semua orderan yang masuk. Apabila orderan sedang meningkat, Weka akan mengajak teman-temannya untuk bergabung. “Banyakin temen, dibagi beberapa tim, nambah orang, bagi rezeki. Sekarang ada empat orang yang pokok, plus tambahan personil misal dibutuhkan,” katanya.
Weka menekankan prinsip yang sama pada semua anggotanya, untuk senantiasa jujur dan bertanggung jawab. Meski kadang kala bukan properti orang lain yang bermasalah, justru pernah dia sendiri yang kena apes. Suatu kali, Weka pernah jatuh saat memanjat dan menebang pohon. Dia jatuh dari ketinggian sekitar 10 meter.
Weka pingsan, dan baru sadar saat perjalanan ke rumah sakit dengan menggunakan mobil. “Untung setelah diperiksa enggak apa-apa,” kata Weka.
Satu Batang Pohon Butuh Sebulan
Estimasi durasi penebangan pohon kadang meleset. Weka pernah mendapat permintaan menebang pohon beringin besar di sekitar Plemburan, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, deket dengan Kantor Pos. Sebagai gambaran besarnya pohon, perlu empat orang untuk memeluk beringin tersebut.
Weka sempat survei dan memperkirakan durasi pengerjaan sekitar dua pekan. Ternyata penebangan pohon molor hingga sebulan. Perlu memotong banyak bagian pohon menjadi kecil-kecil secara bertahap.
“Sebelum motong sudah disyaratin (didoakan) juga sama abdi dalem Kraton Jogja, jadi tinggal motong aja,” kata Weka. “Tapi tetep ada kejadian aneh, janggal. Waktu itu kepalaku kena linggis, mental gitu, untung bukan yang bagian lancip. Di saat yang barengan, senso-nya mati.”
Meski tidak semuanya, saat menemukan pohon yang sekiranya besar dan berbahaya, Weka akan mendoakan terlebih dahulu. Dia akan meminta bantuan temannya. “Sebenernya kami yang ganggu mereka, ibaratnya itu ada yang nunggu, dia udah duluan di sana. Kadang ada yang berani, diajak berantem, diusir, atau dipindah ke pohon lain dulu. Sejauh ini, semua pohon bisa dipotong [tidak ada yang tidak bisa],” katanya.
Tentang Usaha
Nama: Potong Pohon Pangkas Pohon Spesialis
Tahun Berdiri: 2017
Jenis: Jasa Tebang Pohon
Facebook dan Google Maps: Potong Pohon Pangkas Pohon Spesialis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Aptrindo Jateng DIY Minta Pengemudi Truk Diminta Kurangi Kecepatan di Jalan Tol Berlubang
- Ini Daftar 21 Penyakit Tak Ditanggung BPJS Kesehatan, Salah Satunya Pemasangan Behel Gigi
- Harga Emas Antam Hari Ini, Naik Rp4 Ribu Per Gram
- Begini Tanggapan Para Ekonom tentang Inpres Pengetatan Anggaran
- Pecah Rekor Reservasi Hotel DIY Saat Long Weekend Capai 98,7 Persen
Advertisement
Dampak Efisiensi Anggaran, Pemkab Bantul Kemungkinan Pangkas Jatah Lampu Penerangan Jalan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- ASN dan Pegawai Gajian Tepat Waktu, Bank BPD DIY Berhasil Implementasikan SIPD RI
- Lewat Edukasi Digital, Bisnis BSI di Regional Semarang Ditargetkan Tumbuh 17,02% Tahun Ini
- Begini Cara Mudah Beli Gas Elpiji Lewat Aplikasi MyPertamina
- Rupiah Melemah Akibat Kebijkan Tarif Diterapkan Trump
- Update Harga Pangan Senin 3 Februari 2024: Daging Rp143.759 dan Cabai Rp58.700 per Kilogram
- Update Harga Emas Antam Senin 3 Februari 2025
- Bekerja dari Pohon ke Pohon
Advertisement
Advertisement