Advertisement
Bahlil Sebut Perusahaan Italia Berinvestasi Rp150 Triliun di Kalimantan Timur

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, perusahaan bernama Eni dari Italia, Eropa Selatan, menyatakan siap berinvestasi di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) senilai 10 miliar dolar Amerika Serikat (AS), setara dengan Rp150 triliun.
Eni merupakan perusahaan energi dengan kantor pusat di Roma yang didirikan sejak 1953, beroperasi di bidang minyak bumi, gas alam, dan petrokimia. Eni merupakan salah satu perusahaan minyak terbesar di Eropa dan telah merambah di lebih dari 70 negara.
Advertisement
Perusahaan yang bergerak dalam bidang eksplorasi, produksi dan pengembangan hidrokarbon, baik di darat maupun lepas pantai itu, akan berinvestasi sekitar Rp150 triliun dan akan memulai produksi pada 2027.
"Investasi yang diminati Eni di Kaltim adalah untuk lapangan produksi gas alam yang berada di lepas pantai wilayah Kaltim (Selat Makassar), yakni ladang gas alam di Blok Jangkrik dan Blok Merakes," ujar Bahlil ditemui saat pembukaan Musda Partai Golkar Kaltim di Samarinda, Sabtu (19/7).
Menurut dia, produksi gas alam dari dua ladang yang berdekatan tersebut diyakini akan mampu meningkatkan produksi gas untuk melayani permintaan pasar energi secara luas, baik pasar domestik maupun ekspor.
Ia mengatakan dinamika ekonomi global saat ini sedang tidak baik-baik saja, seiring adanya eskalasi politik dan ketegangan global, disebabkan adanya perang di beberapa belahan dunia, bukan hanya menyebabkan kerusakan fisik dan korban jiwa.
Namun di tengah situasi memanas ini, ternyata masih ada perusahaan dari Eropa yang bersedia berinvestasi ke Indonesia, terutama di Kaltim, sehingga hal ini menjadi kabar baik karena investasi ini dapat mempercepat perputaran ekonomi daerah.
Bahlil juga mengatakan, ketegangan global tersebut juga berdampak pada perang ekonomi hingga perang tarif, seperti yang dilakukan AS, namun ia pun memuji diplomasi Presiden Prabowo Subianto yang secara cepat mampu mengubah kebijakan AS dari tarif 32 persen menjadi 19 persen.
Terkait investasi oleh Eni, kata dia lagi, hal ini dipastikan berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah dan serapan tenaga kerja baik lokal maupun nasional.
Terlebih, untuk participating interest (PI) atau proporsi kepemilikan produksi dan eksplorasi, akan diupayakan agar Eni menyerahkan sebagian PI kepada Provinsi Kaltim, sehingga dana bagi hasil (DBH) untuk Provinsi Kaltim makin meningkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Mochtar Riady, Sang Raja Mal di Indonesia
- Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Naik Tipis
- Ekonom UGM Dukung Pajak Media Sosial, Ini Alasannya..
- Masuk Indonesia, Minuman Beralkohol dan Daging Babi Asal Amerika Serikat Tetap Kena Tarif Impor
- Ribut-Ribut Beras Oplosan, Kemendag Minta Produsen Tarik Beras dari Peredaran
Advertisement

Kejati DIY Bidik Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth Diskominfo Sleman, Kasus Naik ke Penyidikan
Advertisement

Agenda Wisata di Jogja 19-31 Juli 2025, dari Pertamax Turbo Drag Fest 2025, Gamelan Festival, KAI Bandara Night Fun Run hingga Tour De Merapi
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement