Advertisement
BI Rate Turun, OJK Imbau Bank Sesuaikan Tingkat Bunga Bertahap
Ilustrasi rekening nasabah bank. / Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Bank Indonesia (BI) memutuskan menurunkan kembali suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 bps menjadi 5 persen pada Agustus 2025.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) senantiasa menghimbau agar perbankan bisa secara bertahap menyesuaikan tingkat suku bunganya. Sehingga bisa sejalan dengan kondisi pasar, rasio keuangan yang sehat, dan tidak menciptakan persaingan bunga yang kurang sehat.
Advertisement
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan (KE PBKN) OJK, Dian Ediana Rae mengatakan perbankan juga diminta untuk tetap menjaga transparansi dan perlindungan konsumen dalam menyampaikan informasi terkait produk perbankan.
BACA JUGA: Resmi! ATR/BPN Hentikan Sementara Izin Alih Fungsi Lahan Sawah
Ia mengatakan penurunan BI Rate telah diikuti oleh penurunan suku bunga perbankan. Dibandingkan tahun sebelumnya, rerata suku bunga kredit rupiah pada Juli 2025 tercatat turun 36 bps untuk kredit investasi dan turun 20 bps untuk kredit modal kerja.
"Umumnya, penurunan BI Rate akan diikuti penurunan suku bunga kredit dengan jeda waktu beberapa periode," ujarnya.
Oleh karena itu, dia memperkirakan suku bunga kredit masih akan menurun sebagai respons dari penurunan BI Rate pada 2025. Ditambah lagi dengan ekspektasi penurunan suku bunga global pada triwulan IV 2025, OJK melihat bahwa masih terdapat ruang untuk penurunan suku bunga lebih lanjut.
Akan tetapi menurutnya penurunan suku bunga pada masing-masing bank akan tergantung pada strategi dan struktur biaya masing-masing bank, terutama terkait dengan biaya dana (Cost of Fund/CoF).
"Bank perlu mengelola strategi pendanaan mereka, khususnya untuk meningkatkan porsi dana murah, untuk menciptakan ruang penurunan suku bunga kredit."
Direktur Utama Bank BPD DIY, Santoso Rohmad menyampaikan saat suku bunga turun logikanya semua harus ikut turun, namun menurutnya tidak bisa seinstan itu. Sebab bank sudah mengalami beberapa permasalahan baik saat pandemi Covid, saat ada pengetatan ekonomi, dan lainnya.
"Sehingga penurunan suku bunga tidak serta merta diikuti penurunan," ucapnya.
Ia menyebut kalau pun ikut turun, jika pertumbuhan kredit tidak bertambah bank harus menanggung risiko lebih besar. Karena dalam situasi seperti ini risikonya akan lebih besar. "Mungkin beberapa perbankan masih mempertimbangkan risiko-risiko itu."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Harga Pangan Hari Ini, Cabai Rp 40 Ribu, Bawang Merah Rp41 Ribu per Kg
- PLN UP3 Yogyakarta Siagakan Lebih dari 500 Petugas Hadapi Musim Hujan
- Kemnaker Buka 80.000 Kuota Magang Nasional Tahap 2
- Cek Harga Sembako Hari Ini, Cabai Rp39 Ribu, Telur Rp31 Ribu
- Kemnaker Siapkan Perpres Ojol, Tekankan Aspek Keadilan Kerja
Advertisement
Pencurian di SD Negeri Ciren Bantul, Pelaku Gasak Peralatan Elektronik
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Hyundai Siap Garap Proyek Mobil Nasional Indonesia Berbasis Listrik
- Pakar UMY Bilang Pelarangan Thrifting Butuh Masa Transisi
- Harga Emas Hari Ini, Logam Mulia Antam Turun, UBS dan Galeri24 Naik
- Harga Pangan Hari Ini, Cabai Rp 40 Ribu, Bawang Merah Rp41 Ribu per Kg
- Ekonom Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III Menguat
Advertisement
Advertisement



