Advertisement

Pertamina Patra Niaga Ungkap Sejumlah Hoaks Terkait BBM

Newswire
Senin, 06 Oktober 2025 - 14:17 WIB
Sunartono
Pertamina Patra Niaga Ungkap Sejumlah Hoaks Terkait BBM Ilustrasi BBM - Ist. dok. Pertamina Patra Niaga

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—PT Pertamina Patra Niaga mengungkapkan sejumlah disinformasi dan hoaks serta fakta terkait perusahaannya dan mengimbau masyarakat serta konsumen selalu mengecek kebenaran setiap informasi terlebih dulu. 

Pj Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun mengimbau masyarakat jeli dan teliti terhadap berbagai bentuk disinformasi yang sering kali beredar.

Advertisement

Menurut dia, dalam beberapa waktu terakhir, perusahaannya telah mengamati dan membaca adanya praktik manipulasi informasi atau bahkan penyesatan informasi seperti hoaks yang berpotensi membuat masyarakat dan konsumen menjadi tidak nyaman dan khawatir kondisi yang terjadi.

Penyebaran disinformasi atau hoaks ini dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dan diarahkan kepada Pertamina dan pemerintah.

"Kondisi ini tidak saja merupakan pencemaran nama baik Pertamina sebagai BUMN, namun juga terhadap pemerintah yang saat ini sedang membantu dan menjadi pengayom dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat," ujar Roberth.

Roberth menyampaikan sejumlah hoaks dan misinformasi, serta fakta sebenarnya. Pertama, mengenai informasi pengujian RON BBM dengan alat portabel.

"Soal beredarnya hasil pengujian RON BBM dengan menggunakan alat portabel, kami perlu memberikan klarifikasi bahwa metode tersebut tidak dapat dijadikan dasar pengujian resmi untuk menentukan angka oktan suatu BBM," ujarnya.

Secara teknis, pengujian RON memiliki standar baku internasional yang hanya dapat dilakukan menggunakan mesin CFR (Cooperative Fuel Research Engine) sesuai metode ASTM D2699 untuk RON.

Mesin CFR merupakan satu-satunya alat yang disertifikasi secara global untuk mengukur ketahanan bahan bakar terhadap detonasi yang menimbulkan knocking melalui proses pembakaran nyata dengan parameter suhu, tekanan, dan rasio kompresi yang dikontrol ketat.

Pengujian yang dilakukan dengan alat portabel Oktis-2 terhadap berbagai jenis BBM seluruh operator BBM menunjukkan hasil yang bervariasi, ada yang lebih rendah maupun lebih tinggi dari standar sebenarnya, sehingga membuktikan bahwa alat tersebut tidak memiliki akurasi dan kepresisian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Di dalam alat ini juga terdapat pilihan sistem pengukuran USA dan RUS (Eropa), yang mana di Eropa menggunakan standar RON, sementara USA menggunakan AKI (Anti Knocking Index atau setengah dari penjumlahan RON dan MON).

Secara konversi, RON 98 (Eropa) setara dengan AKI 91-92 (USA), sehingga di Amerika Serikat memang tidak dikenal istilah RON 98.

Alat Oktis-2 hanya mengukur sifat dielektrik (penghantaran listrik) dari bahan bakar bukan mengukur RON dan tidak ada hubungan antara sifat dielektrik dengan RON.

Disinformasi kedua, menurut Roberth, soal pembatasan pengisian BBM hingga 7 hari untuk mobil dan 4 hari untuk motor, serta larangan bagi penunggak pajak kendaraan, adalah tidak benar.

Penyaluran BBM, khususnya BBM subsidi, tetap berjalan sesuai ketentuan pemerintah melalui mekanisme yang berlaku agar lebih tepat sasaran dan transparan.

"Hal ini juga sudah disampaikan Kementerian ESDM melalui juru bicaranya," katanya. 

Ketiga, adanya kebakaran SPBU akibat kebijakan pembatasan BBM adalah hoaks. Video yang beredar itu adalah rekaman lama dari peristiwa berbeda, yaitu insiden kebakaran SPBU di Aceh pada 2024.

Geruduk SPBU

Keempat, tentang video viral di Lumajang, Jatim, yakni masyarakat yang disebut menggeruduk SPBU adalah hoaks.

Kejadian sebenarnya adalah pada Rabu, 17 September 2025, saat ada karnaval di Desa Sentul, Lumajang, dan turun hujan deras, penonton berdesakan untuk berteduh di area SPBU yang sudah tutup sejak pukul 21.00 WIB.

Keributan terjadi akibat pengaruh minuman keras, bukan karena akibat layanan SPBU. Serta, tidak ada penjarahan atau kerusakan dan hanya sampah yang berserakan keesokan harinya.

"Masyarakat perlu mewaspadai hoaks lainnya seperti adanya hoaks seperti pembatasan pembelian BBM akhir-akhir ini dan juga informasi seperti pengujian-pengujian yang tidak dilakukan oleh ahlinya serta informasi-informasi hoaks lainnya seperti rekrutmen fiktif yang mengatasnamakan Pertamina," kata Roberth.

Pertamina Patra Niaga mengajak masyarakat untuk selalu memastikan kebenaran informasi melalui kanal resmi perusahaan yakni Pertamina Call Center 135 dan akun resmi media sosial Pertamina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Masuk Masa Pancaroba, BPBD Gunungkidul Siagakan Tim Bencana

Masuk Masa Pancaroba, BPBD Gunungkidul Siagakan Tim Bencana

Gunungkidul
| Senin, 06 Oktober 2025, 14:47 WIB

Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya

Wisata
| Minggu, 05 Oktober 2025, 20:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement